tag:blogger.com,1999:blog-6950812954982804122024-03-13T01:07:55.623-07:00ISLAMIC 'History'History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.comBlogger54125tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-69450225966641489842012-07-01T05:37:00.001-07:002012-07-01T21:23:22.815-07:00Ahli Zikir<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="color: black; font-family: Verdana,sans-serif;"></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">KH Abdullah Gymnastiar <br />
Seorang hamba ahli zikir bertumpu pada keyakinan yang benar, mendalam, dan mantap kepada Allah SWT sehingga ia senantiasa menjadikan Allah sebagai tumpuan harapan, kerinduan, pertolongan, dan tujuan dari setiap aktivitas dan amal-ibadahnya. Apa pun yang terjadi baginya sama sekali tidak akan mengurangi keyakinannya pada Allah dan bahkan ia akan selalu ridha akan ketentuan-Nya.Seorang hamba ahli zikir akan tercermin pula dari ibadah kesehariannya yang dilakukan secara benar, sungguh-sungguh, dan istiqomah. <br />
<br />
Berikut ini adalah penjelasan lebih detail dari sebagian tanda-tanda sebagai perwujudan dari seorang hamba ahli zikir yang benar.<br />
<br />
<b>a. Ikhlas</b><br />
Ciri utama dari seorang hamba ahli zikir adalah sangat menjaga keikhlasan dari amalnya, buah dari tingkat keyakinan yang begitu mendalam kepada Allah. Ia yakin bahwa Allah-lah yang menciptakan dirinya, dan hanya Allah-lah yang menguasai segala-galanya temasuk dirinya, masa depannya, hidup dan matinya. Sehingga tujuan hidupnya sangat jelas dan pasti, yaitu menjadikan seluruh aktivitas hidupnya semata-mata sebagai pengabdian kepada Allah SWT. Semuanya dilakukan dalam rangka mengejar kasih sayang, keridhaan, dan indahnya bertatapan dengan Dzat Yang Mahadirindukan, yaitu Allah Azza wa Jalla.<br />
<br />
Sungguh bagi pribadi seorang hamba ahli zikir akan memancarkan cahaya keikhlasan dari setiap tindakan yang dilakukannya, sangat jauh dari sifat pamrih, rekayasa, popularitas, serta menjaga diri dari sifat tamak akan kedudukan, jabatan, pujian, penghargaan, dan kerinduan balas budi. Kepuasan yang tertanam jauh di lubuk hatinya hanyalah jika amalnya diterima oleh Allah, sehingga baginya cukuplah pandangan dan balasan dari Allah saja<br />
<br />
<b>b. Zuhud</b><br />
Karena sangat yakin akan kebesaran dan keagungan Allah, dan sangat sadar akan kecil dan sangat tiada artinya dunia ini bagi Allah SWT, maka bagi seorang hamba ahli zikir walaupun kesehariannya lekat dengan kesibukan dan gelimang duniawi namun ternyata keadaan duniawinya sangat bersahaja. Sama sekali tidak ada kebanggaan dan cinta terhadap materi, tidak tamak, tidak serakah dan sangat jauh dari bermegah-megahan, atau bahkan bergelimang menikmati kemegahan. Setiap harta duniawi yang dicari dan yang telah dimilikinya selalu diperhitungkan dengan baik agar dapat dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah, serta dapat memberi manfaat yang besar bagi dunia dan akhirat dirinya dan juga orang lain.</span></div><div style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
<br />
Seorang hamba ahli zikir pastilah seorang ahli zuhud, yakni lebih yakin dengan apa yang ada di "tangan" Allah daripada dengan apa yang ada di tangannya. Dengan demikian seorang ahli zikir akan memiliki pribadi yang sangat khas, yakni sangat ringan dan menikmati dalam menafkahkan rezekinya, sangat dermawan, dan tidak mengenal kikir.<br />
<br />
<b>c. Berkepribadian tenang dan mantap</b><br />
Keyakinan yang mendalam terhadap janji-janji Allah yang mustahil dipungkiri-Nya, serta tidak akan pernah meleset walau barang sedikitpun membuat kondisi mental yang sangat mantap dan stabil di dalam menghadapi situasi apa pun. Di dalam lubuk hatinya tertanam keyakinan bahwa hanya Allah-lah satu-satunya pemberi jalan keluar yang Mahaberkuasa atas segala-galanya sehingga mampu mengusir sifat was-was, gelisah, cemas terhadap urusan duniawi yang telah dijanjikan Allah.</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: small;"><br />
<br />
Satu-satunya yang membuat gelisah dan cemas dirinya adalah pengingkaran terhadap segala hal yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya kepada Allah SWT, juga atas segala nikmat dan amanat yang dikaruniakan-Nya. <br />
<br />
<b>d. Waro</b><br />
Dengan meyakini kemahacermatan serta kemahatelitian Allah SWT terhadap segala hal sehalus apa pun jua, dan juga keyakinan yang mendalam bahwa segala perbuatan pasti akan mendapat balasan. Maka, seorang hamba ahli zikir akan sangat teliti dan berhati-hati dengan segala tindakannya agar benar-benar terbebas dari segala yang diharamkan oleh Allah SWT. Juga dari segala yang subhat (meragukan) sehingga dapat dipastikan segala yang dimiliki dan yang dimakannya benar-benar hallalan thoyiban. Hal ini menjadikan seorang ahli zikir adalah seorang yang sangat terpercaya.<br />
<br />
<b>e. Qolbunsalim</b><br />
Kesadaran bahwa di antara kunci pembuka kedekatan dengan Allah SWT dan keselamatan di dunia dan akhirat kelak adalah menjaga kebeningan hati (qolbun salim), dan ditambah dengan keyakinan bahwa Allah Mahamengamat-amati seluruh makhluk-nya, siang maupun malam, terang ataupun gelap, terang-terangan ataupun tersembunyi, maka akan menjadikan diri seorang ahli zikir senantiasa menjaga kesucian hatinya, tidak pernah mau mengotori hati dengan segala kebusukan, buruk sangka, kedengkian, kebencian, dan kedendaman, atau aneka perasaan rencana buruk lainnya, benar-benar dijaga kecemerlangan kalbunya yang akan tampak terpancar dari segala perilakunya yang tulus, indah, dan mulia. <br />
<br />
<b>f. Optimis</b><br />
Seorang ahli zikir memahami benar bahwa hidup di dunia ini hanya satu kali. Hidup yang satu-satu kalinya ini merupakan ladang berbekal untuk kehidupan di akhirat yang pasti dijalani di kemudian hari. Semudera kehidupan ini disadarinya akan penuh dengan aneka gelombang masalah dan persoalan, namun keyakinan akan pertolongan Allah Yang Mahakuasa atas segalanya membuatnya selalu optimis.<br />
<br />
Seorang hamba ahli zikir selalu bersemangat menggebu, pantang mengeluh, pantang putus asa dalam menghadapi pelbagai tantangan, rintangan, dan kesulitan sepelik apa pun masalah yang dihadapi. Sama sekali ia tidak mengenal pesimis karena yang diandalkan bukan kemampuan diri melainkan pertolongan Allah yang Mahadekat dan Mahacepat pertolongan-Nya dan yang tidak terhalangi oleh apa pun dan siapa pun. <br />
<br />
<b>g. Energik (penuh semangat menggebu</b><br />
Menyadari bahwa umur (waktu) adalah modal yang sangat penting untuk taqorrub (mendekat) kepada Allah yang harus dipertanggungjawabkan. Maka, setiap ahli zikir selalu memperhitungkan pemanfaatan detik demi detik yang dilaluinya dengan mahacermat dan maksimal untuk menjadi ladang pengabdian terbaiknya kpada Allah SWT.<br />
<br />
Akhirnya, ia benar-benar menjadi seorang yang terus menerus bergelora semangat juangnya untuk mengisi setiap detik yang dimilikinya dengan amal-amal dan karya terbaiknya. Semua dilakukan dengan niat setulus-tulusnya, tanpa kenal lelah, baginya rezeki terbesarnya adalah ketika dituntun dan diberi kemampuan oleh Allah untuk dapat melakukan amal terbaiknya dengan ikhlas bukan hanya masalah imbalan dan balasan. <br />
<br />
<b>h. Tawadhu</b><br />
Ciri lain yang sangat khas bagi seorang ahli zikir adalah ketawadhuan, yaitu pribadi yang sangat rendah hati (bukan rendah diri), dengan kesadaran penuh bahwa segala apa pun kelebihan atau keutamaan yang ada pada dirinya mutlak adalah milik Allah yang dititipkan sejenak, dan semuanya adalah karunia Allah semata. Maka, baginya tidak ada celah sedikit pun yang dapat menjadikan segala amal, prestasi, atau pujian yang dapat membuatnya menjadi ujub maupn takabur. Dia sangat meyakini hanya Allah-lah satu-satunya yang layak dipuja dan dipuji. Dia sangat sadar bahwa pujian yang ditujukan pada dirinya adalah pertanda bahwa Allah telah menutupi aib dan kekurangannya. <br />
<br />
<b>i. Akhlakul Kharimah</b><br />
Kombinasi perilaku buah dari keyakinan yang mendalam akan terpancar dalam gerak-gerik, tutur kata, pengambilan keputusan, ide-ide dan gagasan, penyelesaian masalah, yang keseluruhannya benar-benar menjadikan ia seorang sosok pribadi yang indah, seimbang, adil, terpercaya penuh kharisma dan wibawa yang berdampak pada segala sikapnya yang memiliki nilai manfaat yang besar baik bagi diri pribadi, bagi umat, bagi dunia, dan akhiratnya. Subhanallah. Wallahu a'lam.</span></div></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-89755773178576261622012-06-30T16:17:00.001-07:002012-07-01T21:24:18.180-07:00Ada apa di bulan MUHARRAM ??<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US">Bulan Muharam, bulan pertama dalam kalender Hijriah. Bulan ini termasuk salah satu dari keempat bulan haram sebagaimana difirmankan Allah SWT yang artinya, <b><i>"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) din yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (At-Taubah: 36). </i></b><br />
<br />
Empat bulan sebagaimana tersebut dalam ayat di atas adalah <b>Muharam, Rajab, Zulkaidah, dan Zulhijah.</b> Dalam empat bulan ini kaum muslimin diharamkan untuk berperang melawan orang kafir. </span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="EN-US">Bila mata bertemu mata akan datang rasa kasih.<br />
Bila hati bertemu hati akan datang rasa sayang.<br />
Tapi bila dahi bertemu sajadah akan terasa kebesaran Allah SWT.<br />
</span></b><span lang="EN-US"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="EN-US">Hari hari bersejarah bulan MUHARRAM</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"><br />
<b>01 : Tahun Baru Hijriah ( 23 Februari 2004 )<br />
01 : The supplication of Prophet Zakariyyah (p.b.u.h) accepted<br />
01 : Battle of Dhatal Ruqqa' and the revelation of the verse of Salaatul Khawf in 6 AH <br />
02 : Imam Husain as tiba di Karbala ( 24 Februari 2004 )<br />
03 : Istishad Imam Husain as ( 25 Februari 2004 )<br />
04 : Imam Hussain [A.S.]'s camp was moved from near the River Euphrates <br />
04 : Prophet Moussa [A.S.] crossed The River Nile and Pharaoh and his army drowned <br />
06 : 30,000 of Yazid's army arrive in Kerbala<br />
07 : Access to Euphrates River was blocked by the enemy<br />
09 : Yaumul Tasu'a: The Imam [A.S.] was surrounded by enemies/Eve of Ashoora <br />
10 : Asyura / Syahid Imam Husain as - 61H ( 03 Maret 2004 )<br />
11 : Wafat of Adam Safiyyullah [A.S.]<br />
11 : The Prophet’s [S.W.S.] grand-daughters Zaynab and Umm Khultoum [A.S.] and his grandsons [A.S.], Imam Ali Zayn Al-Abidin [A.S.] and Imam Muhmmad Al-Baqir [A.S.] and other members of the Holy Prophet’s [S.W.S.] Ahlul Bait were shackled, taken prisoner, taken to Kufa and then to Damascus. (Ash Shams)<br />
12 : Ziyarat Shuhada e Kerbala and the arrival in Kufa of the Ahlul Bait [A.S.]<br />
13 : Burial of the Martyrs [A.S.] [according to one source]<br />
16: Changing of Qibla from Baitil Maqdas to The Kaaba in Makkah, 2 AH (according to another source 17th Muharram) <br />
17 : Changing of Qibla from Baitil Maqdas to the Kaa’ba in Makkah, 2 AH (according to another source 16th Muharram) <br />
17 : Abraha and his army advanced on The Ka'aba to destroy it but instead were punished by Allah [S.W.T.] <br />
25 : Syahid Imam Ali Zainal Abidin as - 95H ( 18 Maret 2004 )</b></span></span></div><a name='more'></a><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"></span><b><span lang="EN-US">Keutamaan Muharam </span></b></span><br />
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"><br />
"Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Muharam, sedang salat yang paling afdal sesudah salat fardu adalah salat malam." <br />
(HR Muslim) <br />
<br />
Ibnu Rajab al-Hambali mengatakan, Muharam disebut dengan <b>syahrullah (bulan Allah)</b> memiliki dua hikmah. <br />
<b>Pertama</b>, untuk menunjukkan keutamaan dan kemuliaan bulan Muharam. <br />
<b>Kedua</b>, untuk menunjukkan otoritas Allah dalam mengharamkan bulan Muharam. Pengharaman bulan ini untuk perang adalah mutlak hak Allah saja, tidak seorang pun selain-Nya berhak mengubah keharaman dan kemuliaan bulan Muharam. <br />
<br />
Di samping itu, bulan Muharam juga memiliki banyak keutamaan. Salah satunya adalah sebagaimana sabda Rasulullah saw. di atas, "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Muharam, sedang salat yang paling afdal sesudah salat fardu adalah salat malam." (HR Muslim). <br />
<br />
Puasa pada bulan Muharam yang sangat dianjurkan adalah pada hari yang kesepuluh, yaitu yang lebih dikenal dengan istilah <b>'aasyuura</b>. Aisyah--semoga Allah meridainya--pernah ditanya tentang puasa 'aasyuura, ia menjawab, "Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw. puasa pada suatu hari yang beliau betul-betul mengharapkan fadilah pada hari itu atas hari-hari lainnya, kecuali puasa pada hari kesepuluh Muharam." (HR Muslim). <br />
<br />
Pada zaman Rasulullah, orang Yahudi juga mengerjakan puasa pada hari 'aasyuura. Mereka mewarisi hal itu dari Nabi Musa. Dari Ibnu Abbas r.a., ketika Rasulullah saw. tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa. Rasulullah saw. bertanya, "Hari apa ini? Mengapa kalian berpuasa?" Mereka menjawab, "Ini hari yang agung, hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Fir'aun. Maka Musa berpuasa sebagai tanda syukur, maka kami pun berpuasa." Rasulullah saw. bersabda, "Kami orang Islam lebih berhak dan lebih utama untuk menghormati Nabi Musa daripada kalian." <br />
<br />
Abu Qatadah berkata, Rasulullah saw. Bersabda, "Puasa 'aasyuura menghapus dosa satu tahun, sedang puasa arafah menghapus dosa dua tahun." (HR Muslim, Tirmizi, Abu Daud). <br />
<br />
Pada awalnya, puasa 'aasyuura hukumnya wajib. Namun, setelah turun perintah puasa Ramadan, hukumnya menjadi sunah. Aisyah r.a. berkata, "Rasulullah saw. memerintahkan untuk puasa 'aasyuura sebelum turunnya perintah puasa Ramadan. Ketika puasa Ramadan diperintahkan, siapa yang ingin boleh puasa 'aasyuura dan yang tidak ingin boleh tidak berpuasa 'aasyuura." (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi). <br />
<br />
Ibnu Abbas r.a. menyebutkan, Rasulullah saw. melakukan puasa 'aasyuura dan beliau memerintahkan para sahabat untuk berpuasa. Para sahabat berkata, "Ini adalah hari yang dimuliakan orang Yahudi dan Nasrani. Maka Rasulullah saw. bersabda, "Tahun depan insya Allah kita juga akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharam." Namun, pada tahun berikutnya Rasulullah telah wafat. (HR Muslim, Abu Daud). Berdasar pada hadis ini, disunahkan bagi umat Islam untuk juga berpuasa pada tanggal sembilan Muharam. Sebagian ulama mengatakan, sebaiknya puasa selama tiga hari: 9, 10, 11 Muharam. Ibnu Abbas r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Puasalah pada hari 'aasyuura dan berbedalah dengan orang Yahudi. Puasalah sehari sebelum 'asyuura dan sehari sesudahnya." (HR Ahmad). <br />
<br />
Ibnu Sirrin melaksanakan hal ini dengan alasan kehati-hatian. Karena, boleh jadi manusia salah dalam menetapkan masuknya satu Muharam. Boleh jadi yang kita kira tanggal sembilan, namun sebenarnya sudah tanggal sepuluh. (Majmuu' Syarhul Muhadzdzab VI/406) . Wallahu a'lam. sumber : alislam.or.id</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="EN-US">Hikmah Tahun Baru Islam: Merancang Hidup Lebih Baik </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US"><br />
Setiap memasuki tahun baru Islam, kita hendaknya memiliki semangat baru untuk merancang dan melaksanakan hidup ini secara lebih baik. ''Saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang kaya raya.'' Kalimat itu diucapkan seorang sahabat Rasulullah, Sa'ad bin Rabi, kepada sahabat lainnya, Abdurrahman bin 'Auf. Sa'ad tak bermaksud pamer dan sombong, tapi hendak meyakinkan Abdurrahman agar mau menerima tawarannya. <br />
<br />
''Silakan pilih separuh hartaku dan ambillah,'' tegas Saad. Tidak hanya itu, Saad menambah penawarannya. ''Aku pun mempunyai dua orang istri, coba perhatikan yang lebih menarik perhatian Anda, akan kuceraikan ia hingga Anda dapat memperistrinya.'' Abdurrahman menolak halus tawaran tulus nan menggiurkan itu. Malah ia minta ditunjukkan letak pasar. Ia menolak ikan, tapi mau kail agar bisa memancing sendiri.<br />
<br />
''Semoga Allah memberkati Anda, istri, dan harta Anda. Tunjukkanlah letak pasar agar aku dapat berniaga.'' jawabnya. Rekaman peristiwa dan dialog antara Sa'ad dan Abdurrahman itu, sebagaimana diriwayatkan Anas bin Malik, terjadi saat Rasulullah SAW mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar di Madinah. Saad adalah penduduk Madinah, sedangkan Abdurrahman termasuk kaum Muhajirin. Saad bukan satu-satunya kaum Anshar yang menjadi penolong kaum Muhajirin. <br />
<br />
Dengan semangat persaudaraan Islam, saat umat Islam Makkah hijrah ke Madinah bersama Rasulullah, umat Islam Madinah dengan suka-cita menyambut kaum pendatang, memberi bantuan, dan bersama-sama membangun negeri Islam Madinah. Keindahan ukhuwah Islamiyah kaum Muslimin generasi awal itu, antara Anshar dan Muhajirin, seakan tampak di pelupuk mata ketika kita memasuki Tahun Baru Islam 1425 Hijriyah, hari Minggu kemarin (22 Februari 2004 M). <br />
<br />
Kita pun seyogianya menggali kembali hikmah yang terkandung di balik peristiwa hijrah yang dijadikan momentum awal perhitungan Tahun Hijriyah ini. Tahun hijriyah mulai diberlakukan pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Sistem penanggalan Islam itu tidak mengambil nama 'Tahun Muhammad' atau 'Tahun Umar'. Artinya, tidak mengandung unsur pemujaan seseorang atau penonjolan personifikasi, tidak seperti sistem penanggalan Tahun Masehi yang diambil dari gelar Nabi Isa, Al-Masih (Arab) atau Messiah (Ibrani). <br />
<br />
Tidak juga seperti sistem penanggalan Bangsa Jepang, Tahun Samura, yang mengandung unsur pemujaan terhadap Amaterasu O Mi Kami (dewa matahari) yang diproklamasikan berlakunya untuk mengabadikan kaisar pertama yang dianggap keturunan Dewa Matahari, yakni Jimmu Tenno (naik tahta tanggal 11 pebruari 660 M yang dijadikan awal perhitungan Tahun Samura). Atau penangalan Tahun Saka bagi suku Jawa yang berasal dari Raja Aji Saka. <br />
<br />
Menurut dongeng atau mitos, Aji Saka diyakini sebagai raja keturunan dewa yang datang dari India untuk menetap di Tanah Jawa. Penetapan nama Tahun Hijriyah (al-Sanah al-Hijriyah) merupakan kebijaksanaan Khalifah Umar. Seandainya ia berambisi untuk mengabadikan namanya dengan menamakan penanggalan itu dengan Tahun Umar sangatlah mudah baginya melakukan itu. Umar tidak mementingkan keharuman namanya atau membanggakan dirinya sebagai pencetus ide sistem penanggalaan Islam itu. <br />
<br />
Ia malah menjadikan penanggalan itu sebagai jaman baru pengembangan Islam, karena penanggalan itu mengandung makna spiritual dan nilai historis yang amat tinggi harganya bagi agama dan umat Islam. Selain Umar, orang yang berjasa dalam penanggalan Tahun Hijriyah adalah Ali bin Abi Thalib. Dialah yang mencetuskan pemikiran agar penanggalan Islam dimulai penghitungannya dari peristiwa hijrah, saat umat Islam meninggalkan Makkah menuju Yatsrib (Madinah). <br />
<br />
Dalam buku Kebangkitan Islam dalam Pembahasan (1979), Sidi Gazalba, cendekiawan Islam asal Malaysia, menuliskan, ''Dipandang dari ilmu strategi, hijrah merupakan taktik. Strategi yang hendak dicapai adalah mengembangkan iman dan mempertahankan kaum mukminin.'' Hijrah adalah momentum perjalanan menuju Daulah Islamiyah yang membentuk tatanan masyarakat Islam, yang diawali dengan eratnya jalinan solidaritas sesama Muslim (ukhuwah Islamiyah) antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar. <br />
<br />
Jalinan ukhuwah yang menciptakan integrasi umat Islam yang sangat kokoh itu telah membawa Islam mencapai kejayaan dan mengembangkan sayapnya ke berbagai penjuru bumi. Kaum Muhajirin-Anshar membuktikan, ukhuwah Islamiyah bisa membawa umat Islam jaya dan disegani. Bisa dimengerti, jika umat Islam dewasa ini tidak disegani musuh-musuhnya, menjadi umat yang tertindas, serta menjadi bahan permainan umat lain, antara lain akibat jalinan ukhuwah Islamiyah yang tidak seerat kaum Mujahirin-Anshar. <br />
<br />
Dari situlah mengapa konsep dan hikmah hijrah perlu dikaji ulang dan diamalkan oleh umat Islam. Setiap pergantian waktu, hari demi hari hingga tahun demi tahun, biasanya memunculkan harapan baru akan keadaan yang lebih baik. Islam mengajarkan, hari-hari yang kita lalui hendaknya selalu lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Dengan kata lain, setiap Muslim dituntut untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Hadis Rasulullah yang sangat populer menyatakan, ''Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, adalah orang yang beruntung. <br />
<br />
Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang merugi, dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin, adalah orang celaka.'' Oleh karena itu, sesuai dengan QS 59:18, ''Hendaklah setiap diri memperhatikan (melakukan introspeksi) tentang apa-apa yang telah diperbuatnya untuk menghadapi hari esok (alam akhirat).'' Pada awal tahun baru hijriyah ini, kita bisa merancang hidup agar lebih baik dengan hijrah, yakni mengubah perilaku buruk menjadi baik, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.<br />
<br />
''Muhajir adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah,'' sabda Rasulullah. Kita ubah ketidakpedulian terhadap kaum lemah menjadi sangat peduli dengan semangat zakat, infak, dan sedekah. Selain itu juga mengubah permusuhan dan konflik menjadi persaudaraan dan kerjasama, mengubah pola hidup malas-malasan menjadi giat bekerja, mengubah hidup pengangguran dan peminta-minta menjadi pekerja mandiri, dan tidak bergantung pada belas kasih orang lain.<br />
<br />
Lihat saja teladan Abdurrahman bin Auf dengan semangat wirausahanya. Ia memilih berdagang untuk mencari nafkah hidupnya ketimbang menerima belas kasihan orang lain. Tidak kalah pentingnya, tahun ini kita harus hijrah pilihan politik, dari parpol dan politisi busuk kepada parpol dan politisi harum, dari rezim korup dan zalim kepada pembentukan pemerintahan Islami yang bersih. <br />
<br />
Dengan kekuatan iman dan keeratan ukhuwah Islamiyah seperti kaum Muhajirin dan Anshar, umat Islam bisa kuat dan bahu-membahu memenangkan partai Allah (hizbullah) yang menegakkan syiar Islam berasaskan tauhid dan ukhuwah, bukan memenangkan partai setan (hizbusy syaithon) yang mengibarkan bendera kebatilan. Wallahu a'lam. Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1425 Hijriyah. (ASM. Romli/RioL)</span></span></div></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-75535329685184872032012-03-24T10:03:00.002-07:002012-03-24T16:15:59.696-07:00Ada apa dengan Islam sehingga begitu dibenci dan dimusuhi ?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span lang="EN-US" style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah </span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"><a href="http:///" title="Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu,"><span style="color: lime; font-size: 8.5pt; text-decoration: none;">AL BAQAROH 2:120</span></a></span></b><span lang="EN-US" style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US" style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Judul diatas bukanlah isapan jempol belaka atau dikarang dikarang. <br />
<br />
Didalam Edisi 2004 salah situs kristiani secara khusus mencantum para Muslim Tionghoa yang tergabung dalam Persatuan islam Tionghoa indonesia kedalam </span></div><b><span lang="EN-US" style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"><a href="http://www.sabda.org/publikasi/40hari/2004/10-08/" title="Rasakanlah hati Tuhan yang hancur bagi para Muslim Tionghoa Indonesia. Berdoa agar anugerah Tuhan dapat dialami oleh para Muslim Tionghoa Indonesia, khususnya saat bulan puasa ini. Berdoa agar mereka bersungguh-sungguh mencari kebenaran dan bukan peluang "><span style="color: red; font-size: 8.5pt; text-decoration: none;">Doa 40 Hari ( edisi 2004 )</span></a></span></b><span lang="EN-US" style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">, yang isinya sangat self explained.</span><br />
<a name='more'></a><span lang="EN-US" style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"><br />
<br />
Berikut ini kami sajikan sebuah pengakuan dari ustadz Agus Slamet (d/h Na Peng An mantan pendeta cilik) seorang mubaligh dan sekarang menjabat sebagai Sekretaris Depertemen Komunikasi dan Informasi/Korps Mubaligh DPP PITI dari situs <a href="http://www.mualaf.com/" target="_blank"><span style="color: #003300; font-size: 8.5pt; text-decoration: none;">mualaf.com</span></a> , simak bagaimana perjalanan panjang beliau dari belenggu Kebencian beliau terhadap Islam akibat pendidikan yang sudah ditanamkan sejak "Di Sekolah Kristen" - program kristenisasi hingga akhirnya memperoleh hidayah Islam dan bahkan sekarang Subhanallah aktif sebagai Dai PITI.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12.0pt;"><span lang="EN-US" style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">KALAU saya renungkan, jalan hidup saya sungguh unik dan berliku. Sebab, sebelum memutuskan untuk memilih Islam - bahkan sekarang menjadi dai-saya adalah orang yang paling memusuhi Islam dan kaum muslimin. Sikap saya itu terbentuk karena pendidikan saya mengajarkan demikian Ketika duduk di kelas VI SD milik sebuah yayasan Katolik, saya sudah menyaksikan sikap para guru yang kurang simpatik, bahkan cenderung menekan kepada siswa yang beragama Islam.<br />
<br />
Saya dilahirkan 28 Agustus 1962 dan ayah Tionghoa dan ibu berasal dan Ketanggungan, Brebes, Jawa Tengah. Sebagaimana lazimnya orang Tionghoa, ayah saya beragama Budha Konghucu. Sedangkan, ibu saya yang asli Jawa adalah Islam abangan dan banyak mengamalkan tradisi Kejawen. Karena itulah saya punya dua nama. Oleh ayah saya diberi nama Na Peng An. Sedangkan, ibu memberi saya nama Agus Slamet. Saya sendiri lebih menyukai nama pemberian ibu.<br />
<br />
Sejak SD, saya sudah bersekolah dua. Pagi bersekolah di SD Katolik D***** (edited). sedangkan siangnya bersekolah di SD Hokkian yang berbahasa Mandarin (sekarang SD Bhineka Tunggal Ika). Keduanya di daerah Jembatan Lima, Jakarta Barat. <br />
<br />
Meskipun ayah saya beragama Budha, tetapi karena Ia meninggal saat umur saya baru 9 tahun, maka ajaran Katoliklah yang paling banyak mempengaruhi masa kecil saya. Di SD Katolik itu saya bahkan termasuk anak yang menonjol, sehingga pada saat duduk di kelas IV SD (umur 10 Tahun), saya sudah menjadi pendeta anak-anak. Tugas saya menyampaikan cerita kisah para rasul menurut versi Injil kepada anak-anak kelas I sampai kelas III pada Sekolah Minggu atau kebaktian khusus untuk anak-anak.<br />
<br />
Karena bakat saya itulah, ketika di kelas V SD saya di sekolahkan pada sekolah khusus untuk calon pendeta di daerah Cibubur, Jakanta Timur Tentu saja dengan jaminan bebas SPP, mendapat uang saku, bahkan jaminan naik kelas dan lulus EBTA(ujian). <br />
<br />
Di sekolah khusus itu, selain mendapat pendalaman Injil, kami juga dilatih ilmu bela diri dengan disiplin militer yang ketat. Sedangkan, untuk tugas-tugas kemasyarakatan kami diajarkan bagaimana cara mempengaruhi masyarakat agar mendukung program kristenisasi. Misalnya dengan pendekatan ohahraga dan kesenian kepada remaja muslim, dan santunan sosial kepada masyarakat muslim yang miskin.<br />
<br />
Selama mengikuti sekohah khusus itu saya tinggal di asrama. Praktis, saya tidak mengikuti pelajaran di kelas. <br />
<br />
Hanya sekali-kali saja datang, jika ada ulangan atau tes. Tetapi, seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, saya lulus EBTA dengan nilai rata-rata. Di kelas VI SD inilah, siswa yang beragama Islam mendapatkan tekanan untuk datang ke gereja pada setiap hari Minggu dengan ancaman tidak lulus EBTA bagi yang tidak datang.<br />
<br />
Setelah lulus SD, saya disekolahkan ke SMP Katolik V** T****** (edited) di jalan KB. Mas Mansyur, Tanab Abang, Jakarta Pusat. Sementara itu, pada saat yang sama saya tinggal di asrama sekolah khusus calon pendeta. Pelajaran yang saya terima pun semakin meningkat. Kami, para siswa sekolab khusus, di samping terus mengikuti peridalaman Injil, juga diajarkan bagaimana cara menghancurkan agama Islam dengan jalan merombak sikap hidup islami kaum muslimin. Terutama, menciptakan dekadensi moral di kalangan remaja muslim. Dan cara yang paling ampuh, melalui jalan pernikahan. Kami yang laki-laki disuruh menikahi gadis-gadis muslimah. Sedangkan, yang perempuan disuruh menikah dengan pemuda Islam Lari Dari Tugas.<br />
<br />
Tetapi satu hal, timbul sesuatu yang aneh dalam diri saya. Tidak seperti kawan-kawan saya yang lain, yang begitu saja menelan mentah-mentah doktrin yang diberikan para guru di sekolah khusus, saya justru selalu merenungkannya. Bahkan, tidak jarang saya melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang kritis, baik yang menyangkut pemahaman lnjil maupun mengenai strategi penghancuran moral kaum muslimin.<br />
<br />
Pendalaman Injil yang utuh dan detail, menyebabkan wawasan saya semakin terbuka. Saya menemukan banyak kejanggalan dan keanehan di dalam Injil, balk menyangkut redaksi maupun isi. Dari segi radaksi, antara Injil yang satu dan Injil yang lainnya terjadi perbedaan redaksional yang terkadang amat tajam.<br />
<br />
Satu hal lagi yang membuat saya bingung, mengapa Injil yang diyakini sebagai firman Tuhan mengalami revisi (ralat, perbaikan) beberapa kali, sehingga dalam Alkitab ada Perjanjian Baru yang meralat ajaran-ajaran Perjanjian Lama? kalau begitu, di mana keautentikan dan keaslian Injil?<br />
<br />
Semua keanehan yang saya temukan itu selalu saya tanyakan kepada pastur yang membimbing kami. Tetapi, jawaban yang saya dapatkan selalu tidak memuaskan, karena hanya berdasarkan akal pastur yang bersangkutan saja, tanpa menyebut dalil Injil yang jelas.<br />
<br />
Saya juga menanyakan mengapa kaum muslimin dianjurkean berkhitan (sunat) dan diharamkan memakan daging babi Oleh pastur dijawab babwa orang Islam tidak bersyukur kepada Tuhan. Alasannya, mengapa kemaluan (alat vital) yang diciptakan utuh oleh Tuhan harus dipotong (dibuang)? termasuk daging babi, mengapa sesuatu yang telah disediakan Tuhan untuk manusia harus diharamkan? Tetapi, alasan itu disampaikan hanya berdasarkan akal saja, tanpa ada dalil Alkitab yang konkret. Saya betul-betul kecewa.<br />
<br />
Termasuk usaha untuk menghancurkan moral kaum muslimin pun, tidak luput dari sasaran pertanyaan saya. </span></div><div class="MsoNormal" style="mso-outline-level: 4;"><b><span lang="EN-US" style="color: red; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Saya terkadang heran dan bingung sendiri, mengapa agama yang mengajarkan kasih sesama mahluk Tuhan mempunyai kebencian yang begitu mendalam kepada Islam?</span></b><b><span lang="EN-US" style="color: #004400; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12.0pt;"><span lang="EN-US" style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"><br />
<br />
Semua kejanggalan dan keanehan itu mempunyai kesan yang amat kuat membekas dalam jiwa saya yang kelak akan mengubah jalan hidup saya. Sejak timbulnya konflik yang berkepanjangan itu, terjadi kesenjangan rohani pada diri saya. Saya sudah tidak mempercayai lagi dengan kebenaran Alkitab. Saya betul-betul kecewa kepada Injil yang selama itu saya anggap sebagai kitab suci.<br />
<br />
Klimaks dan semua itu, saya mengundurkan diri dan sekolah khusus. Akibatnya, semua jaminan dan fasilitas yang saya dapatkan selama itu, dicabut. Waktu itu tahun 1976, saat akhir di kelas I dan kenaikan kelas. Ketika pembagian rapor kenaikan, saya keluar dad SMP Van Tarsius itu. Saya memutuskan pindah sekolah. Sebagai konsekuensinya, saya harus memikirkan soal biaya sekolah. Padahal, sebelumnya serba gratis. Beruntung ada seorang kenalan saya yang menjadi kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD) mau menerima saya mengajar di sekolah yang dipimpinnya. Waktu itu saya masih beragama Katolik. Saya diserahi mengajar bidang studi matematika dan IPS. Dengan cara itulah saya membiayai pendidilcan saya di SMP sampai kemudian menamatkan SMA tahun 1980.</span></div><div class="MsoNormal" style="mso-outline-level: 4;"><b><span lang="EN-US" style="color: #004400; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Melirik Islam</span></b></div><span lang="EN-US" style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"><br />
Antara tahun 1976-1980, saya sebetulnya sudah tidak beragama lagi. Saya sudah frustrasi dengan Katolik. <br />
<br />
Saya sudah tidak pernah lagi membuka-buka Injil. Di hati saya, sudah tidak adalagi ikatan batin yang menghubungkan antara saya dan gereja. <br />
<br />
Tetapi sejalan dengan itu, suasana ketika saya mengikuti pendidikan disekolah khusus calon pendeta seperti terulang kembali. Masih segar dalam ingatan saya, bagaimana kami mendapat doktrin tentang kebenaran Kristus yang tidak dapat dibantah selain harus menelan mentah-mentah. <br />
<br />
Tetapi di antara semua itu, yang paling mengusik batin saya, mengapa mereka begitu membenci Islam? <br />
<br />
Mengapa Islam begitu dimusuhi, sehingga diperlukan strategi dan taktik untuk menghancurkannya ? Karena pertanyaan-pertanyaan itulah saya mulai melirik kepada Islam. Ada apa dengan Islam? Kekuatan apa yang dimiliki Islam sehingga ia dianggap sebagai ancaman? <br />
<br />
Waktu itu sayabaru tamat SMA. Untuk menjawab hasrat hati itu, saya harus mempelajani Islam terlebih dahulu. <br />
<br />
Sebab, saya tidak ingin tertipu dua kali. Saya merasa tertipu memilih Katolik sebagai agama, lantaran tidak mendalami terlebih dahulu.<br />
<br />
Kebetulan, tidak jauh dari rumah saya tinggal seorang mantan qari tahun 50-an bemama H. Abdul Ghani Gamal. <br />
<br />
Kepada beliau, saya katakan bahwa saya ingin mempelajari Islam. Tidak tanggung-tanggung saya ingin belajar Islam dari nol, mulai dan belajar huruf Arab (A1-Qur'an), teologi (tauhid), termasuk peribadatannya (fikih syariah). <br />
<br />
Semula H. Abd. Ghani keberatan, dengan alasan saya belum mengucapkan dua kalimat syahadat alias masih kafir. Tetapi, saya katakan kepadanya bahwa saya akan masuk Islam jika saya sudah benar-benar meyakininya. Atas pertimbangan itu, akhirya saya diterima menjadi muridnya. <br />
<br />
Waktu itu akhir tahun 1980. Selain itu, saya juga sering berkunjungkepada ulama-ulama terkenal, seperti K.H. Abdullah Syafii (almarhum) dan Abah Anom di Tasikmalaya, Jawa Barat. Bahkan, setiap ada pengajian di masjid-masjid terkenal saya tidak pernah absen menghadirinya. Waktu itu, tidak satu pun jamaah yang hadir mengetahui ada seorang nonmuslim ikut mengaji bersama mereka.<br />
<br />
Dari beberapa pengajian yang saya ikuti, saya sudah dapat menilai bahwa Islam adalah agama yang rasional dan terbuka terhadap perbedaan pendapat. Meskipun pemahaman kaum muslimin secara umum terbagi dalam 3 golongan: tradisional, moderat, dan fundamental. Tetapi, dalam masalah prinsip (pokok) tetap utuh, yakni bertuhan Allah SWT dan meyakini satu kitab suci Al-Qur'an sebagai imam (pernbimbing, pedoman hidup).<br />
<br />
Kurang kebih 5 tahun saya mempelajari Islam dan beberapa orang guru yang mewakili 3 kelompok pemahaman seperti tersebut. Di samping itu, untuk menambah wawasan saya selalu membaca buku-buku tentang Islam. Pokoknya, sebap ada uang lebih, selalu saya belikan buku-buku tentang Islam. <br />
<br />
Dalam pengembaraan mencari kebenaran hakiki itu, baru saya dapatkan jawabannya. Dan, jawabnya hanya ada dalam Islam. Di antara daya tarik Islam yang begitu berkesan pada diri saya adalah konsep Ketuhanannya yang tegas dan sederhana (tauhid), keautentikan Al-Qur'an sebagai kitab suci, tata cara ibadahnya yang luwes dan sederhana.<br />
<br />
Setelah merasa cukup bahan untuk menentukan pilihan, maka pada awal tahun 1985, secara resmi di hadapan jemaah sebuah masjid di daerah Cengkareng, Jakarta Barat, saya ucapkan ikrar dun kalimat syahadat di bawab bimbingan 2 orang guru saya, H. Abdul Ghani dan H. Ali. Seminggu kemudian, ibu saya menyempurnakan kembali keislamannya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. <br />
<br />
Saya bersyukur dapat langsung membimbing beliau melaksanakan shalat. Kini, saya hidup berbahagia dengan istri dan 3 orang anak. Selain berusaha dan berbisnis, saya juga aktif berdakwah melalui wadah organisasi PITI (Pembina Iman Tauhid Islam).<br />
<br />
<i>Agus Slamet (Na Peng An) adalah seorang mubaligh dan menjabat sebagai Sekretaris Depertemen Komunikasi dan Informasi/Korps Mubaligh DPP PITI (mualaf.com)</i></span></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-89486090384190246142012-03-24T10:01:00.004-07:002012-07-01T21:25:31.804-07:00ACEH, NUSANTARA, DAN KHILAFAH ISLAMIYAH<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: small;">Indonesia</span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">, yang dulu dikenal dengan istilah Nusantara, merupakan negeri Muslim terbesar di dunia Islam. Jauh sebelum merdeka dari penjajahan fisik (militer) dan menjadi sebuah negara Indonesia, di wilayah Nusantara telah berdiri pusat-pusat kekuasaan Islam yang berbentuk kesultanan. Mulai dari kesultanan Aceh yang terletak di ujung barat, hingga kesultanan Ternate di ujung timur. <br />
<br />
Berbagai catatan sejarah membuktikan bahwa kesultanan-kesultanan Islam tersebut tidaklah berdiri sendiri, melainkan memiliki hubungan sangat erat dengan Kekhilafahan Islam, khususnya Khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Turki. Tulisan ini akan mengulas secara ringkas beberapa bukti sejarah yang menggambarkan hubungan kesatuan antara kesultanan-kesultanan Islam di wilayah Nusantara dengan Khilafah Islamiyah.</span></div><a name='more'></a><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="EN-US">Pengakuan Nusantara terhadap Khilafah Islamiyah </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 12pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: small;"><br />
Pengaruh keberadaan khalifah terhadap kehidupan politik Nusantara sudah terasa sejak masa-masa awal berdirinya kekhilafahan (baca: Daulah Islamiyah). Keberhasilan umat Islam melakukan futuhat terhadap Kerajaan Persia dan menduduki sebagian besar wilayah Romawi Timur, seperti Mesir, Siria, dan Palestina, di bawah kepemimpinan Umar bin al-Khaththab telah menempatkan Daulah Islamiyah sebagai superpower dunia sejak abad ke-7 M. Ketika kekhilafahan berada di tangan Bani Umayyah (660-749 M), penguasa di Nusantara -yang masih beragama Hindu sekalipun– mengakui kebesaran khilafah. <br />
<br />
Pengakuan terhadap kebesaran khalifah dibuktikan dengan adanya dua pucuk surat yang dikirimkan oleh Maharaja Sriwijaya kepada khalifah masa Bani Umayyah. Surat pertama dikirim kepada Muawiyyah, dan surat kedua dikirim kepada Umar bin Abdul Aziz.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">1</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> Surat pertama ditemukan dalam sebuah diwan (arsip, pen.) Bani Umayyah oleh Abdul Malik bin Umayr yang disampaikan kepada Abu Ya’yub Ats-Tsaqofi, yang kemudian disampaikan kepada Al-Haytsam bin Adi. Al-Jahizh yang mendengar surat itu dari Al-Haytsam menceriterakan pendahuluan surat itu sebagai berikut: <br />
<br />
“Dari Raja Al-Hind yang kandang binatangnya berisikan seribu gajah, (dan) yang istananya terbuat dari emas dan perak, yang dilayani putri raja-raja, dan yang memiliki dua sungai besar yang mengairi pohon gaharu, kepada Muawiyah….”</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">2</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"><br />
<br />
Surat kedua didokumentasikan oleh Abd Rabbih (246-329 H/860-940 M) dalam karyanya Al-Iqd Al-Farid. Potongan surat tersebut sebagai berikut: <br />
<br />
“Dari Raja di Raja…; yang adalah keturunan seribu raja … kepada Raja Arab (Umar bin Abdul Aziz) yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Tuhan. Saya telah mengirimkan kepada Anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan; dan saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya, dan menjelaskan kepada saya hukum-hukumnya.”</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">3</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"><br />
<br />
Selain itu, Farooqi menemukan sebuah arsip Utsmani yang berisi sebuah petisi dari Sultan Ala Al-Din Riayat Syah kepada Sultan Sulayman Al-Qanuni yang dibawa Huseyn Effendi. Dalam surat ini, Aceh mengakui penguasa Utsmani sebagai khalifah Islam. Selain itu, surat ini juga berisi laporan tentang aktivitas militer Portugis yang menimbulkan masalah besar terhadap para pedagang muslim dan jamaah haji dalam perjalanan ke Makkah. Karena itu, bantuan Utsmani sangat mendesak untuk menyelamatkan kaum Muslim yang terus dibantai Farangi (Portugis) kafir.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">4</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> <br />
<br />
Sulayman Al-Qanuni wafat tahun 974 H/1566 M. Akan tetapi petisi Aceh mendapat dukungan Sultan Selim II (974-982 H/1566-1574 M), yang mengeluarkan perintah kesultanan untuk melakukan ekspedisi besar militer ke Aceh. Sekitar September 975 H/1567 M, Laksamana Turki di Suez, Kurtoglu Hizir Reis, diperintahkan berlayar menuju Aceh dengan sejumlah ahli senapan api, tentara, dan artileri. Pasukan ini diperintahkan berada di Aceh selama masih dibutuhkan oleh Sultan.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">5</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> Namun dalam perjalanan, armada besar ini hanya sebagian yang sampai ke Aceh karena dialihkan untuk memadamkan pemberontakan di Yaman yang berakhir tahun 979 H/1571 M.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">6</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> Menurut catatan sejarah, pasukan Turki yang tiba di Aceh pada tahun 1566-1577 M sebanyak 500 orang, termasuk ahli-ahli senjata api, penembak, dan ahli-ahli teknik. Dengan bantuan ini, Aceh menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1568 M.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">7</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"><br />
<br />
Kehadiran Kurtoglu Hizir Reis bersama armada dan tentaranya disambut dengan suka cita oleh umat Islam Aceh. Mereka disambut dengan upacara besar. Kurtoglu Hizir Reis kemudian diberi gelar sebagai gubernur (wali) Aceh,</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">8</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> yang merupakan utusan resmi khalifah yang ditempatkan di daerah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan Nusantara dengan Khilafah Utsmaniyah bukanlah sebatas hubungan persaudaraan melainkan hubungan politik kenegaraan. Adanya wali Turki di Aceh lebih mengisyaratkan bahwa Aceh merupakan bagian tak terpisahkan dari Khilafah Islamiyah. <br />
<br />
Di sisi lain, banyak institusi politik melayu di Nusantara mendapatkan gelar sultan dari penguasa-penguasa tertentu di Timur tengah. Pada tahun 1048H/1638 M, Penguasa Banten, Abd al-Qodir (berkuasa 1037-1063H/1626-1651) dianugerahi gelar sultan oleh Syarif Makkah sebagai hasil dari misi khusus yang dikirimnya untuk tujuan itu ke Tanah Suci. Sementara itu, kesultanan Aceh terkenal mempunyai hubungan erat dengan penguasa Turki Ustmani dan Haramayn. Begitu juga Palembang dan Makasar yang turut menjalin hubungan khusus dengan penguasa Makkah</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">9</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. Pada saat itu, para penguasa Makkah merupakan bagian tak terpisahkan dari Khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Turki.<br />
<br />
Dilihat dari penggunaan istilah, kesultanan Islam di Nusantara mengasosiasikan dirinya tak terpisahkan dari kekhalifahan. Beberapa kitab Jawi klasik menyebut hal ini. Hikayat Raja-raja Pasai (hal. 58, 61-62, 64), misalnya, menyebut nama resmi kesultanan Samudea Pasai sebagai “Samudera Dar al-Islam”. Istilah Dar al-Islam juga digunakan kitab Undang-undang Pahang untuk menyebut kesultanan Pahang. Adapun Nur al-Din al-Raniri, dalam Bustan al-Salatin (misalnya, pada hlm. 31, 32, 47), menyebut kesultanan Aceh sebagai Dar al-Salam. Istilah ini juga digunakan di Pattani ketika penguasa setempat, Paya Tu Naqpa, masuk Islam dan mengambil nama Sultan Ismail Shah Zill Allah fi-Alam yang bertahta di negeri Pattani Dar al-Salam (Hikayat Patani, 1970:75). <br />
<br />
Dalam ilmu politik Islam klasik, dunia ini terbagi dua, yaitu Dar al-Islam dan Dar al-Harb. Dar al-Islam merupakan daerah yang diterapkan hukum Islam dan keamanannya ada pada tangan kaum Muslim. Sedangkan Dar al-Harb adalah lawan kata dari Dar al-Islam. Penggunaan istilah “Dar al-Islam” atau “Dar al-Salam” menunjukkan bahwa para penguasa Melayu Nusantara menerima konsepsi geopolitik Islam tentang pembagian dua wilayah dunia itu. Konsep geopolitik ini semakin mengkristal ketika bangsa-bangsa Eropa —dimulai oleh “bangsa Peringgi” (Portugis) yang kemudian disusul bangsa-bangsa Eropa lainnya, khususnya Belanda dan Inggris— mulai merajalela di kawasan Lautan India dan Selat Malaka (Sulalat al-Salatin, 1979:244-246). Mereka melakukan penjajahan fisik dan menyebarkan agama Kristen melalui missi dan zending.<br />
<br />
Khilafah Turki Utsmani, seperti disebutkan oleh Hurgronje (1994, halaman 1631)</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">10</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">, bersifat pro-aktif dalam memberikan perhatian kepada penderitaan kaum Muslim di Indonesia dengan cara membuka perwakilan pemerintahannya (konsulat) di Batavia pada akhir abad ke-19. Kepada kaum Muslim yang ada di Batavia para konsul Turki berjanji akan memperjuangkan emansipasi hak-hak orang-orang Arab sederajat dengan orang-orang Eropa. Selain itu, Turki juga akan mengusahakan agar seluruh kaum Muslim di Hindia Belanda terbebas dari penindasan Belanda. <br />
<br />
Lebih dari semua itu, Aceh banyak didatangi para ulama dari berbagai belahan dunia Islam lainnya. Syarif Makkah mengirimkan utusannya ke Aceh seorang ulama bernama Syekh Abdullah Kan’an sebagai guru dan muballigh. Sekitar tahun 1582, datang dua orang ulama besar dari negeri Arab, yakni Syekh Abdul Khayr dan Syekh Muhammad Yamani. Di samping itu, di Aceh sendiri lahir sejumlah ulama besar, seperti Syamsuddin Al-Sumatrani dan Abdul Rauf al-Singkeli. </span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">11</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"><br />
<br />
Abdul Rauf Singkel mendapat tawaran dari Sultan Aceh, Safiyat al-Din Shah untuk menduduki jabatan Kadi dengan sebutan Qadi al-Malik al-Adil yang sudah lowong beberapa lama karena Nur al-Din Al-Raniri kembali ke Ranir (Gujarat). Setelah melakukan berbagai pertimbangan, Abdul Rauf menerima tawaran tersebut.12 Karena itu, ia resmi menjadi qadi dengan sebutan Qadi al-Malik al-Adil. Selanjutnya sebagai seorang Qadi, Abd Rauf diminta Sultan untuk menulis sebuah kitab sebagai patokan (qaanun) penerapan syariat Islam.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">13</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> Buku tersebut kemudian diberi judul Mir’at al-Tullab. <br />
<br />
Berbagai kenyataan sejarah tadi lebih menegaskan adanya pengakuan dan hubungan erat antara Aceh dan Nusantara dengan Khilafah Utsmaniyah. Bahkan, bukan sebatas hubungan persaudaraan atau pertemanan melainkan hubungan ‘kesatuan’ sebagai bagian tak terpisahkan dari Khilafah Utsmaniyah (Dar al-Islam).</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="EN-US">Penjaga Perjalanan Haji Nusantara</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 12pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: small;"><br />
Keberadaan Turki Utsmani sebagai khilafah Islam, terutama setelah berhasil melakukan futuhat atas Konstantinopel, ibu kota Romawi Timur, pada 857 H/1453 M, menyebabkan nama Turki melekat di hati umat Islam Nusantara. Nama yang terkenal bagi Turki di Nusantara ialah “Sultan Rum.”</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">14</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> Istilah “Rum” tersebar untuk menyebut Kesultanan Turki Utsmani. Mulai masa ini, supremasi politik dan kultural Rum (Turki Utsmani) menyebar ke berbagai wilayah Dunia Muslim, termasuk ke Nusantara.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">15</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"><br />
<br />
Kekuatan politik dan militer Khilafah Utsmaniyah mulai terasa di kawasan lautan India pada awal abad ke-16. Sebagai khalifah kaum Muslim, Turki Utsmani memiliki posisi sebagai khadimul haramayn (penjaga dua tanah haram, yakni Makkah dan Madinah). Pada posisi ini, para Sultan Utsmani mengambil langkah-langkah khusus untuk menjamin keamanan bagi perjalanan haji. Seluruh rute haji di wilayah kekuasaan Utsmani ditempatkan di bawah kontrolnya. Kafilah haji dengan sendirinya dapat langsung menuju Makkah tanpa hambatan berarti atau rasa takut menghadapi gangguan Portugis. Pada 954 H/1538 M, Sultan Sulayman I (berkuasa 928 H/1520-1566 M) mengirim armada yang tangguh di bawah komando Gubernur Mesir, Khadim Sulayman Pasya, untuk membebaskan semua pelabuan yang dikuasai Portugis guna mengamankan pelayaran haji ke Jeddah.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">16</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"><br />
<br />
Turki Utsmani juga mengamankan rute haji dari wilayah sebelah Barat Sumatera dengan menempatkan angkatan lautnya di Samudra Hindia. Kehadiran angkataan laut Utsmani di Lautan Hindia setelah 904 H/1498 M tidak hanya mengamankan perjalanan haji bagi umat Islam Nusantara, tetapi juga mengakibatkan semakin besarnya saham Turki dalam perdagangan di kawasan ini. Pada gilirannya, hal ini memberikan kontribusi penting bagi pertumbuhan kegiatan ekonomi sebagai dampak sampingan perjalanan ibadah haji. Pada saat yang sama Portugis juga meningkatkan kehadiran armadanya di Lautan India, tapi angkatan laut Utsmani mampu menegakkan supremasinya di kawasan Teluk Persia, Laut Merah, dan Lautan India sepanjang abad ke-16. </span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">17</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"><br />
<br />
Dalam kaitan dengan pengamanan rute haji, Selman Reis (w 936/1528), laksanama Turki di Laut Merah, terus memantau gerak maju pasukan Portugis di Lautan Hindia, dan melaporkannya ke pusat pemerintahan di Istanbul. Salah satu bunyi laporan yang dikutip Obazan ialah sebagai berikut: <br />
<br />
“(Portugis) juga menguasai pelabuhan (Pasai) di pulau besar yang disebut Syamatirah (Sumatera)… Dikatakan, mereka mempunyai 200 orang kafir di sana (Pasai). Dengan 200 orang kafir, mereka juga menguasai pelabuan Malaka yang berhadapan dengan Sumatera…. Karena itu, ketika kapal-kapal kita sudah siap dan, insyaallah, bergerak melawan mereka, maka kehancuran total mereka tidak terelakkan lagi, karena satu benteng tidak bisa menyokong yang lain, dan mereka tidak dapat membentuk perlawanan yang bersatu.”</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">18</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"><br />
<br />
Laporan ini memang cukup beralasan, karena pada tahun 941 H/1534 M, sebuah skuadron Portugis yang dikomandoi Diego da Silveira menghadang sejumlah kapal asal Gujarat dan Aceh di lepas Selat Bab el-Mandeb pada Mulut Laut Merah. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="EN-US">Bentuk-bentuk Hubungan </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 12pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: small;"><br />
Portugis terus meluaskan pengaruhnya bukan hanya ke Timur Tengah melainkan juga ke Samudera India. Raja Portugis Emanuel I terang-terangan menyampaikan tujuan utama ekspedisi tersebut dengan mengatakan, “Sesungguhnya tujuan dari pencarian jalan laut ke India adalah untuk menyebarkan agama Kristen, dan merampas kekayaan orang-orang Timur”</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">19</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. Khilafah Utsmaniyah pun tidak tinggal diam. Pada tahun 925H/1519 M, Portugis di Malaka digemparkan oleh kabar tentang pelepasan armada ‘Utsmani’ untuk membebaskan Muslim Malaka dari penjajahan kafir. Kabar ini tentu saja sangat menggembirakan kaum Muslim setempat.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">20</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"><br />
<br />
Ketika Sultan Ala Al-Din Riayat Syah Al-Qahhar naik tahta di Aceh pada tahun 943 H/1537 M, ia kelihatan menyadari kebutuhan Aceh untuk meminta bantuan militer kepada Turki. Bukan hanya untuk mengusir Portugis di Malaka, tetapi juga untuk melakukan futuhat ke wilayah-wilayah yang lain, khususnya daerah pedalaman Sumatera, seperti daerah Batak. Al-Kahar menggunakan pasukan Turki, Arab dan Abesinia.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">21</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> Pasukan Turki sebanyak 160 orang ditambah 200 orang tentara dari Malabar, mereka membentuk kelompok elit angkatan bersenjata Aceh. Selanjutnya dikerahkan Al-Kahhar untuk menaklukkan wilayah Batak di pedalaman Sumatera pada tahun 946 H/1539 M. Mendez Pinto, yang mengamati perang antara pasukan Aceh dengan Batak, melaporkan kembalinya armada Aceh di bawah komando seorang Turki bernama Hamid Khan, keponakan Pasya Utsmani di Kairo.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">22</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> <br />
<br />
Seorang sejarawan Universitas Kebangsaan Malaysia, Lukman Thaib, mengakui adanya bantuan Turki Utsmani untuk melakukan futuhat terhadap wilayah sekitar Aceh. Menurut Thaib, hal ini merupakan ekspresi solidaritas umat Islam yang memungkinkan bagi Turki melakukan serangan langsung terhadap wilayah sekitar Aceh.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">23</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> Bahkan, Turki Utsmani membangun akademi militer di Aceh bernama ‘Askeri Beytul Mukaddes’ yang diubah menjadi ‘Askar Baitul Makdis’ yang lebih sesuai dengan dialek Aceh. Pendidikan militer ini merupakan pusat yang melahirkan para pahlawan dalam sejarah Aceh dan Indonesia</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">24</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. Demikianlah, hubungan Aceh dengan Turki sangat dekat. Aceh seakan-akan merupakan bagian dari wilayah Turki. Persoalan umat Islam Aceh dianggap Turki sebagai persoalan dalam negeri yang harus segera diselesaikan. <br />
<br />
Nur Al-Din Al-Raniri dalam Bustan Al-Salathin meriwayatkan, Sultan Ala Al-Din Riayat Syah Al-Qahhar mengirim utusan ke Istanbul untuk menghadap “Sultan Rum”. Utusan ini bernama Huseyn Effendi yang fasih berbahasa Arab. Ia datang ke Turki setelah menunaikan ibadah haji.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">25</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> Pada Juni 1562 M, utusan Aceh tersebut tiba di Istanbul untuk meminta bantuan militer Utsmani guna menghadapi Portugis. Ketika duta itu berhasil lolos dari serangan Portugis dan sampai di Istanbul, ia berhasil mendapat bantuan Turki, yang menolong Aceh membangkitkan kebesaran militernya sehingga memadai untuk menaklukkan Aru dan Johor pada 973 H/1564 M.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">26</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> <br />
<br />
Hubungan Aceh dengan Turki Utsmani terus berlanjut, terutama untuk menjaga keamanan Aceh dari serangan Portugis. Menurut seorang penulis Aceh, pengganti Al-Qahhar Kedua yakni Sultan Mansyur Syah (985-998 H/1577-1588 M) memperbaharui hubungan politik dan militer dengan Utsmani.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">27</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> Hal ini dibenarkan sumber-sumber historis Portugis. Uskup Jorge de Lemos, sekretaris Raja Muda Portugis di Goa, pada tahun 993 H/1585 M, melaporkan kepada Lisbon bahwa Aceh telah kembali berhubungan dengan Khalifah Utsmani untuk mendapatkan bantuan militer guna melancarkan offensif baru terhadap Portugis. Penguasa Aceh berikutnya, Sultan Ala Al-Din Riayat Syah (988-1013 H/1588-1604 M) juga dilaporkan telah melanjutkan pula hubunghan politik dengan Turki. Dikatakan, Khilafah Utsmaniyah bahkan telah mengirimkan sebuah bintang kehormatan kepada Sultan Aceh, dan memberikan izin kepada kapal-kapal Aceh untuk mengibarkan bendera Turki.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">28</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"><br />
<br />
Kapal-kapal atau perahu yang dipakai Aceh dalam setiap peperangan terdiri dari kapal kecil yang gesit dan kapal-kapal besar. Kapal-kapal besar atau jung yang mengarungi lautan hingga Jeddah berasal dari Turki, India, dan Gujarat. Dua daerah terakhir ini merupakan bagian dari wilayah kekhilafahan Turki Utsmani. Menurut Court, kapal-kapal ini cukup besar, berukuran 500 sampai 2000 ton.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">29</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> Kapal-kapal besar dari Turki yang dilengkapi meriam dan persenjataan lainnya dipergunakan Aceh untuk menyerang penjajah dari Eropa yang mengganggu wilayah-wilayah muslim di Nusantara.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">30</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> Aceh benar-benar tampil sebagai kekuatan besar yang sangat ditakuti Portugis karena diperkuat oleh para ahli persenjataan dari Turki sebagai bantuan kekhilafahan tersebut terhadap Aceh.31 <br />
<br />
Menurut sumber-sumber Aceh, Sultan Iskandar Muda (1016-1046 H/1607-1636 M) mengirimkan armada kecil yang terdiri dari tiga kapal, yang mencapai Istanbul setelah dua setengah tahun pelayaran melalu Tanjung Harapan. Ketika misi ini kembali ke Aceh, mereka diberi bantuan sejumlah senjata, </span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">12</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> pakar militer, dan sepucuk surat yang merupakan keputusan Utsmani tentang persahabataan dan hubungan dengan Aceh. Kedua belas pakar militer itu disebut sebagai pahlawan di Aceh. Mereka juga dikatakan begitu ahli sehingga mampu membantu Sultan Iskandar Muda, tidak hanya dalam membangun benteng tangguh di Banda Aceh, tetapi juga dalam membangun istana kesultanan.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">32</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> <br />
<br />
Dampak dari keberhasilan Khilafah Utsmaniyah menghadang Portugis di Lautan Hindia tersebut amat besar. Diantaranya mampu mempertahankan tempat-tempat suci dan jalan-jalan menuju haji; kesinambungan pertukaran barang-barang India dengan pedagang Eropa di pasar Aleppo, Kairo, dan Istambul; serta kesinambungan jalur-jalur bisnis antara India dan Indonesia dengan Timur Jauh melalui Teluk Arab dan Laut Merah</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">33</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">.<br />
<br />
Hubungan beberapa kesultanan di Nusantara dengan Khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Turki nampak jelas. Misalnya, Islam masuk Buton (Sulawesi Selatan) abad 16M. Silsilah Raja-Raja Buton menunjukkan bahwa setelah masuk Islam, Lakilaponto dilantik menjadi ‘sultan’ dengan gelar Qaim ad-Din (penegak agama) yang dilantik oleh Syekh Abd al-Wahid dari Makkah. Sejak itu, dia dikenal sebagai Sultan Marhum. Sejak itu pula nama sultan dipuja dalam khuthbah Jum’at. Menurut sumber setempat, penggunaan gelar ‘sultan’ ini terjadi setelah diperoleh persetujuan dari Sultan Turki (ada juga yang menyebutkan dari penguasa Makkah). Dan Syekh Wahid pula yang mengirim kabar (tentang hal ini, pen.) kepada Sultan Rum (Khalifah) di Turki</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">34</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. Realitas ini menunjukkan bahwa Makkah berada dalam kepemimpinan Turki, dan Buton memiliki hubungan ‘struktural’ dalam bentuknya yang masih sederhana dengan Khilafah Turki Utsmani melalui perantaraan Syekh Wahid dari Makkah. <br />
<br />
Sementara itu, di wilayah yang saat ini disebut Sumatera Barat, Penguasa Alam Minangkabau yang menyebut dirinya sebagai “Aour Allum Maharaja Diraja” dipercaya merupakan adik laki-laki sultan Ruhum (Rum). Orang Minangkabau percaya bahwa penguasa pertama mereka adalah keturunan Khalifah Rum (Utsmani) yang ditugaskan untuk menjadi Syarif di wilayah tersebut</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">35</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. Hal ini memberikan informasi bahwa kesultanan tersebut memiliki hubungan dengan Khilafah Utsmaniyah.<br />
<br />
Disamping ada kesultanan di Nusantara (Indonesia) yang berhubungan langsung dengan Khilafah Utsmaniyah, ada pula beberapa kesultanan yang berhubungan secara tidak langsung, yaitu melalui kesultanan lainnya, misalnya, kesultanan Ternate. Pada tahun 1570-an, saat perang Soya-soya melawan Portugis, sultan Ternate, Baabullah, dibantu oleh para sangaji dari Nusa Tenggara yang terkenal dengan armada gurap dan Demak dengan laskar Jawanya. Begitu juga Aceh dengan armada maritim yang perkasa berkekuatan 30.000 kapal perang telah memblokir pelabuhan Sumatera dan memblokade pengiriman bahan makanan, amunisi Portugis lewat jalur India dan Selat Malaka. Musuh Ternate berarti musuh Demak</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">36</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">.<br />
<br />
Berdasarkan beberapa realitas ini terlihat bahwa kesultanan Islam di Nusantara memiliki hubungan dengan Khilafah Utsmaniyah. Bentuk hubungan tersebut berupa perdagangan, militer, politik, dakwah, dan kekuasaan. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="EN-US">Respon Kaum Muslim Indonesia atas Penyatuan Umat</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 12pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: small;"><br />
Di saat Khilafah Islamiyah berada pada masa sulit, di mana beberapa daerahnya mulai hendak diduduki oleh kaum penjajah, muncullah upaya untuk terus mengokohkan persatuan Islam yang dimotori oleh Sultan Abdul Hamid II. Beliau menyatakan, “Kita wajib menguatkan ikatan kita dengan kaum Muslim di belahan bumi yang lain. Kita wajib saling mendekat dan merapat dalam intensitas yang sangat kuat. Sebab, tidak ada harapan lagi di masa depan kecuali dengan kesatuan ini.”</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">37</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> Inilah gagasan yang kelak dikenal sebagai Pan-Islamisme. Upaya penguatan kesatuan Islam pun sampai ke Indonesia (Hindia Belanda).<br />
<br />
Snouck Hourgronje, penasihat kolonial Belanda, senantiasa menyampaikan informasi kepada pemerintah kolonial Hindia Belanda bahwa ada usaha gerakan pan-Islamisme untuk membujuk raja-raja dan pembesar-pembesar Hindia Belanda (kaum Muslim) untuk datang ke Istana Sultan Abdul Hamid II di Istambul. Tujuan jangka pendek yang ingin dicapainya di Batavia, lanjut Snouck, adalah mendapatkan persamaan status orang-orang Arab dan kemudian untuk semua orang Islam sederajat dengan orang-orang Eropa. Jika tujuan sudah tercapai maka orang-orang Islam tidak sukar lagi mendapat kedudukan yang lebih tinggi dari orang Eropa, yang kemudian bahkan bisa memojokkan mereka sama sekali. Pemerintah kolonial Hindia Belanda amat khawatir bila kaum Muslim tahu bahwa Sultan Abdul Hamid II menyediakan beasiswa untuk pemuda Islam. Atas biaya Sultan Abdul Hamid II, mereka dapat masuk sekolah-sekolah yang paling tinggi untuk menerima pendidikan ilmiah dan menemukan kesadaran yang mendalam tentang superioritas setiap muslim atas orang-orang kafir, kesadaran dan kehinaan yang mendalam yang tidak harus mereka terima dengan membiarkan diri mereka diperintah oleh orang kafir itu. Jika mereka telah menyelesaikan studinya dan telah melakukan ibadah haji ke Makkah, mereka diharapkan dapat berperan dalam menumbuhkembangkan pemikiran Islam di daerah mereka</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">38</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. <br />
<br />
Upaya pengokohan penyatuan ini terus dilakukan. Hingga tahun 1904 telah ada 7 sampai 8 konsul (‘utusan’ pen.) yang pernah ditempatkan Khilafah Utsmaniyah di Hindia Belanda</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">39</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. Diantara aktivitas para konsul ini adalah membagi-bagikan mushaf al-Quran atas nama sultan, dan pencetakan karya-karya theologi Islam dalam bahasa Melayu yang dicetak di Istambul. Di antara kitab tersebut adalah tafsir al-Quran yang di halaman judulnya menyebut “Sultan Turki Raja semua orang Islam”</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">40</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. Istilah Raja di sini sebenarnya mengacu pada kata al-Malik yang berarti penguasa, dan semua orang Islam mengacu pada istilah Muslimin. Jadi, sebutan tersebut menunjukkan deklarasi dari sang Khalifah bahwa beliau adalah penguasa kaum Muslim sedunia. Hal ini menunjukkan bahwa khilafah Utsmaniyah terus berupaya untuk menyatukan kesultanan Melayu ke dalamnya, termasuk melalui penyebaran al-Quran.<br />
<br />
Sebagai respon terhadap gerakan penyatuan Islam oleh Khilafah Utsmaniyah ini, di Hindia Belanda terdapat beberapa organisasi pergerakan Islam di Hindia Belanda yang mendukung gerakan tersebut. Abu Bakar Atjeh menyebutkan di antara organisasi tersebut adalah Jam’iyat Khoir yang didirikan pada 17 Juli 1905 oleh keturunan Arab. Karangan-karangan pergerakan Islam ini di Hindia Belanda dimuat dalam surat-surat kabar dan majalah di Istambul, di antaranya majalah Al-Manar. Khalifah Abdul Hamid II yang tinggal di Istambul pun pernah mengirimkan utusannya ke Indonesia, bernama Ahmed Amin Bey, atas permintaan dari perkumpulan tersebut untuk*menyelidiki keadaan kaum Muslim di Indonesia. Akibatnya, pemerintah kolonial Hindia Belanda menetapkan pelarangan bagi orang-orang Arab mendatangi beberapa daerah tertentu</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">41</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. <br />
<br />
Organisasi pergerakan Islam lain yang muncul sebagai respon positif terhadap penyatuan ini adalah Sarikat Islam. Peristiwa dikibarkannya bendera Turki Utsmani pada Kongres Nasional Sarikat Islam di Bandung pada tahun 1916, sebagai simbol solidaritas sesama muslim dan penentangan terhadap penjajahan, menunjukkan hal tersebut. Pada masa itu, salah satu usaha yang dilakukan Khilafah Ustmaniyah adalah menyebarkan seruan jihad dengan mengatasnamakan khalifah kepada segenap umat Islam, termasuk Indonesia, yang dikenal sebagai Jawa. Di antara seruan tersebut adalah: <br />
<br />
“Wahai saudara seiman, perhatikanlah berapa negara lain menjajah dunia Islam. India yang luas dan berpenduduk seratus juta muslim dijajah oleh sekelompok kecil musuh dari orang-orang kafir Inggris. 40 juta muslim jawa dijajah oleh Belanda. Maroko, Al-Jazair, Tunisa, Mesir dan Sudan menderita dibawah cengkraman musuh Tuhan dan Rasul-Nya. Juga Kuzestan, berada dibawah tekanan penjajah musuh iman. Persia yang dipecah-belah. Bahkan tahta khilafah pun, oleh musuh-musuh Tuhan selalu ditentang dengan segala macam cara”</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">42</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. <br />
<br />
Realitas ini memberikan gambaran bagaimana khilafah Utsmaniyah memberikan dukungan dan bantuan kepada kaum Muslim Indonesia serta memandangnya sebagai satu kesatuan tubuh, bahkan menyerukan untuk membebaskan diri dari penjajah musuh iman. Dalam hal ini kaum Muslim memberikan respon positif terhadap upaya pengokohan kesatuan umat Islam sedunia tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="EN-US">Respon kaum Muslim Indonesia atas keruntuhan Khilafah Utsmaniyah </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 12pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: small;"><br />
Pada tanggal 3 Maret 1924, Mustafa Kamal la’natullahu ’alaih memutuskan untuk melakukan pembubaran Khilafah yang disebutnya sebagai “bisul sejak abad pertengahan”</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">43</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. Pada pagi hari 1924, diumumkan bahwa Majelis Nasional telah menyetujui penghapusan Khilafah dan pemisahan agama dari urusan-urusan negara. Malamnya, Khalifah pun diusir secara paksa oleh kesatuan polisi dan militer</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">44</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. Secara resmi, runtuhlah Khilafah Utsmaniyah pada 3 Maret 1924 tersebut.<br />
<br />
Penghancuran kepemimpinan umat Islam sedunia tersebut mengguncang seantero alam, termasuk Indonesia. Sebagai respon terhadap keruntuhan Khilafah, sebuah Komite Khilafah didirikan di Surabaya tanggal 4 Oktober 1924 dengan ketua Wondosudirdjo (kemudian dikenal dengan nama Wondoamiseno) dari Sarikat Islam dan wakil ketua K.H.A. Wahab Hasbullah. Tujuannya untuk membahas undangan kongres kekhilafahan di Kairo</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">45</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. Pertemuan ini ditindaklanjuti dengan menyelenggarakan kongres Al-Islam Hindia ketiga di Surabaya tanggal 24-27 Desember 1924. Kongres ini diikuti oleh 68 organisasi Islam yang mewakili pimpinan pusat (hoofd bestuur) maupun cabang (afdeling), serta mendapat dukungan tertulis dari 10 cabang organisasi lainnya. Kongres ini dihadiri pula oleh banyak ulama dari seluruh penjuru Indonesia. Keputusan penting Kongres ini adalah melibatkan diri dalam pergerakan khilafah dan mengirimkan utusan yang harus dianggap sebagai wakil umat Islam Indonesia ke kongres dunia Islam</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">46</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. Kongres ini memutuskan untuk mengirim sebuah delegasi ke Kairo yang terdiri dari Surjopranoto (Sarikat Islam), Haji Fachruddin (Muhammadiyah), dan K.H.A. Wahab dari kalangan tradisi.</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">47</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> <br />
<br />
Karena ada perbedaan pendapat dengan kalangan Muhammadiyah, K.H.A. Wahab dan tiga penyokongnya mengadakan rapat dengan kalangan ulama kaum tua dari Surabaya, Semarang, Pasuruan, Lasem, dan Pati. Mereka sepakat mendirikan Komite Merembuk Hijaz. Komite ini dibangun dengan dua maksud, yaitu pertama untuk mengimbangi Komite Khilafat yang secara berangsur-angsur jatuh ke tangan golongan pembaharu, dan kedua, untuk berseru kepada Ibnu Su’ud penguasa baru di tanah Arab agar kebiasaan beragama secara tradisi dapat diteruskan</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">48</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. Komite inilah yang diubah namanya menjadi Nahdlatul Ulama (NU) pada suatu rapat di Surabaya tanggal </span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">31</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;"> Januari 1926. Rapat ini tetap menempatkan masalah Hijaz sebagai persoalan utama</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">49</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. Sekalipun terdapat beda pendapat, akan tetapi kalangan Muhammadiyah dan Sarikat Islam maupun kalangan NU sama-sama memberikan perhatian besar terhadap keruntuhan khilafah Islamiyah dan memandangnya sebagai persoalan utama kaum Muslim. <br />
<br />
Sikap ini lahir dari keyakinan bahwa Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi kaum Muslim. Umat Islam Indonesia saat itu memandang Sultan Turki sebagai Khalifah</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">50</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. Di antara tokoh Indonesia dari Sarikat Islam, HOS Cokroaminoto, menyatakan bahwa khalifah bukan semata-mata untuk umat Islam di jazirah Arab, tetapi juga bagi umat Islam Indonesia. Ditegaskannya pula bahwa khalifah merupakan hak bersama sesama muslim dan bukan dominasi bangsa tertentu</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">51</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. Lebih tegas lagi, Cokroaminoto juga menyatakan selain dua kota suci Makkah-Madinah, khalifah adalah milik umat Islam sedunia. Ia menyarankan untuk mengirimkan utusan ke Kongres. Tujuannya untuk “mempertoendjoekan moeka terhadap oemat Islam sedoenia”, dan “melakoekan segala oesaha jang ditimbang bergoena bagi oemat Islam di negeri kita”. Di samping itu, mencari keterangan mengenai kelanjutan pemilihan khalifah</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">52</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. Bahkan, beliau menganalogikan umat Islam laksana suatu tubuh. Karenanya, bila umat Islam tidak memiliki khalifah maka “seolah-olah badan tidak berkepala”</span><span style="font-size: small;"><b><sub><span lang="EN-US">53</span></sub></b></span><span lang="EN-US" style="font-size: small;">. <br />
<br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="EN-US">Penutup</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-bottom: 12pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: small;"><br style="color: black;" /><span style="color: black;"> Berdasarkan beberapa catatan sejarah di atas dapat disimpulkan bahwa kesultanan Islam di Indonesia memiliki hubungan yang sangat erat dengan Khilafah Utsmaniyah. Bahkan bukti-bukti tersebut menggambarkan kesultanan Islam di Indonesia sebagai bagian tak terpisahkan dari Khilafah Islamiyah. </span><br style="color: black;" /><span style="color: black;"> </span><br style="color: black;" /><span style="color: black;"> Hanya saja, disaat kekuatan Khilafah Utsmaniyah mulai melemah, penjajah kafir Barat (Inggris) melalui agennya, Mustafa Kamal, berhasil meruntuhkannya. Akibatnya, institusi pemersatu kaum Muslim sedunia itu pun lenyap dan wilayah negeri-negeri Muslim pun terpecah belah di bawah kekuasaan penjajah.</span><br style="color: black;" /><span style="color: black;"> </span><br style="color: black;" /><span style="color: black;"> Sementara di Indonesia sendiri, pasca penjajahan secara fisik (militer), beberapa tokoh yang ingin membangun Indonesia berdasarkan sistem politik Islam, juga mengalami kegagalan akibat adanya ‘pengkhianatan’. Walhasil, Indonesia pun menjadi sebuah negara yang ‘merdeka’ atas dasar sekularisme dan nasionalisme. Hal ini menjadikan perpecahan negeri-negeri Muslim terus berlanjut dan menjadikan kaum Muslim tetap dalam kondisi lemah.</span><br style="color: black;" /><span style="color: black;"> </span><br style="color: black;" /><span style="color: black;"> Merujuk pada kenyataan sejarah yang ada, tampak jelas bahwa upaya menyatukan kaum Muslim di berbagai negeri Muslim, termasuk Indonesia, atas dasar Islam merupakan sebuah keniscayaan sejarah. Bagi kaum Muslim Indonesia, perjuangan untuk melanjutkan kehidupan Islam dan menyatukan negeri Islam dalam kekhilafahan bukan semata-mata wujud ketaatan kepada perintah Allah SWT. Aktivitas tersebut sesungguhnya juga merupakan upaya untuk meneruskan sejarah, di samping upaya untuk melanjutkan perjuangan para Sultan dan Ulama Saleh terdahulu yang telah mempersatukan Nusantara dengan Khilafah Islamiyah. Sebaliknya, penentangan terhadap upaya ini merupakan wujud pengingkaran terhadap sejarah Indonesia, di samping pengingkaran terhadap perintah Allah SWT. [hizbuththarir]</span><br style="color: black;" /><span style="color: black;"> </span><br />
</span></div></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-30280713312451401162012-03-18T00:41:00.003-07:002012-07-01T21:26:11.881-07:0099 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b>99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman</b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span><span style="font-size: small;"><i><a href="http://swaramuslim.net/ISLAM/weblog.php?id=C0_39_4"><b><span style="text-decoration: none;">Hikmah</span></b></a> Oleh : <a href="mailto:erossjafar@eramuslim.com"><span style="text-decoration: none;">Erros Jafar</span></a> 08 Jan 2004 - 8:01 am</i></span><span style="font-size: small;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
<b><i>Dengarkan Al Quran online sambil menghayatai artikel ini </i></b><br />
01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;<br />
02. Sabar apabila mendapat kesulitan;<br />
03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;<br />
04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;<br />
05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;<br />
06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;<br />
07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;<br />
08. Jangan usil dengan kekayaan orang;<br />
09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang;<br />
10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan;<br />
11. Jangan tamak kepada harta;</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: small;"><br />
12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan;<br />
13. Jangan hancur karena kezaliman;<br />
14. Jangan goyah karena fitnah;<br />
15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.<br />
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;<br />
<br />
17. Jangan sakiti ayah dan ibu;<br />
18. Jangan usir orang yang meminta-minta;<br />
19. Jangan sakiti anak yatim;<br />
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;<br />
21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;<br />
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);<br />
23. Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu;<br />
24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;<br />
25. Biasakan shalat malam;<br />
26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah;<br />
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;<br />
28. Sayangi dan santuni fakir miskin;<br />
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;<br />
30. Jangan marah berlebih-lebihan;<br />
31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;<br />
32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;<br />
33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;<br />
<br />
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;<br />
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;<br />
36. Jangan percaya ramalan manusia;<br />
37. Jangan terlampau takut miskin;<br />
38. Hormatilah setiap orang;<br />
39. Jangan terlampau takut kepada manusia;<br />
40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;<br />
41. Berlakulah adil dalam segala urusan;<br />
42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;<br />
43. Bersihkan rumah dari patung-patung berhala;<br />
44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;<br />
45. Perbanyak silaturrahim;<br />
46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;<br />
47. Bicaralah secukupnya;<br />
48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;<br />
49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;<br />
50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;<br />
51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;<br />
52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;<br />
53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;<br />
54. Hormatilah kepada guru dan ulama;<br />
55. Sering-sering bershalawat kepada nabi;<br />
56. Cintai keluarga Nabi saw;<br />
57. Jangan terlalu banyak hutang;<br />
58. Jangan terlampau mudah berjanji;<br />
59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;<br />
60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak berguna;<br />
61. Bergaul lah dengan orang-orang soleh; <br />
62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;<br />
63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;<br />
64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;<br />
65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;<br />
66. Jangan membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya;<br />
<br />
<br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-right: -28.7pt;"><span style="font-size: small;">67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;<br />
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan<br />
69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.<br />
70. Jangan melukai hati orang lain;<br />
71. Jangan membiasakan berkata dusta;<br />
72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;<br />
73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;<br />
74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;<br />
75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita <br />
76. Jangan membuka aib orang lain;<br />
77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;<br />
78. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;<br />
79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;<br />
80. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;<br />
81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa dan negara;<br />
82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;<br />
83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;<br />
84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;<br />
85. Hargai prestasi dan pemberian orang;<br />
86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;<br />
87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.<br />
88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisidirikita;<br />
89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisikal atau mental kita menjadi terganggu;<br />
90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;<br />
92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;<br />
93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;<br />
94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;<br />
95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;<br />
96. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;<br />
97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;<br />
98. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan kerusakan;<br />
99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang<br />
Amiiin</span></div></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-35515293104072657842012-03-18T00:36:00.006-07:002012-03-24T16:27:28.055-07:0080 Tahun Dunia Menanti Khilafah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 7.5pt;"><a href="http://swaramuslim.net/ISLAM/weblog.php?id=C0_42_4"><b><span style="color: #003300; font-size: 8.5pt; text-decoration: none;">Kajian Siyasah/Khilafah</span></b></a> Oleh : <a href="http://swaramuslim.net/" target="_blank"><span style="color: #003300; font-size: 8.5pt; text-decoration: none;">Redaksi</span></a> 12 Mar 2004 - 10:25 am</span></i><span style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;"><span style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"><br />
<b>(Memperingati Pembubaran Khilafah, 3 Maret 1924)</b><br />
Di sepanjang abad ke-20 hingga kini, dunia yang kita diami diwarnai dengan persoalan-persoalan pelik yang tidak selesai diatasi umat manusia, sekalipun teknologi yang dimilikinya jauh lebih baik dari zaman sebelumnya. Keluarga manusia tumbuh setiap hari seperempat juta jiwa. Namun manusia tidak sama. </span><br />
<a name='more'></a><span style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"><br />
<br />
Dalam gaya hidup, kesejahteraan, dan beban ekologis seperti pemborosan energi dan sampah yang dibuangnya, mereka berbeda seperti halnya bahasa dan orientasi budayanya. Misalnya, efek rumah kaca yang sangat berbahaya secara global, dihasilkan tak lebih dari sepertiga penduduk dunia, yaitu di negara-negara maju. Tiap hari mereka menghembuskan 60 juta ton CO2 ke atmosfer. Menurut FAO, setiap hari hutan tropis dunia berkurang 463 km persegi, atau seluas 63 ribu lapangan bola, oleh kerakusan industri, yang hasilnya terutama dikonsumsi di negara-negara maju. <br />
<br />
Bersama itu punah pula ekosistem yang menyediakan oksigen, air, dan habitat bagi keanekaragaman hayati. Pada saat yang sama pengeluaran militer di dunia, yang terutama dilakukan negara-negara maju untuk mengancam dan menghantam negeri-negeri muslim, sekitar 2 miliar dolar AS per hari. <br />
<br />
Hanya dengan sebagian kecil jumlah ini barangkali Dunia Ketiga bisa diselamatkan. Menurut Unicef, di Dunia Ketiga setiap hari 36 ribu balita mati akibat kelaparan. Umat manusia kini memiliki dunia yang hampir tanpa masa depan. Ini terjadi karena dunia dipimpin oleh suatu ideologi yang tidak manusiawi dan tidak membawa rahmat bagi seluruh alam. Ideologi ini memandang bahwa kebahagiaan adalah ketika seluruh kebutuhan atau keinginan materinya dapat dipenuhi. Tentu saja ini hanya bagi mereka yang menguasai alat-alat produksi (termasuk teknologi). <br />
<br />
Adapun orang lain yang kebetulan tidak menguasai alat-alat produksi, baik sebangsa atau apalagi tidak sebangsa, tidak akan terpikirkan. Maka ideologi ini menganggap absah saja untuk menguras sumber daya alam bangsa lain, baik dengan cara kasar seperti penjajahan, atau halus seperti pasar bebas. Ideologi ini tidak memiliki misi suci yang berorientasi mencerahkan dan mengentaskan seluruh manusia dari kegelapan, kemiskinan, atau ketertindasan. <br />
<br />
Kalaupun ia mengatasnamakan nilai-nilai universal seperti HAM atau demokrasi, maka itu tak lebih sekadar jalan mempermudah aksesnya dalam menguras ekonomi bangsa lain. Inilah ideologi kapitalisme-sekulerisme, yang tak ingin agama dilibatkan dalam mengatur kehidupan bermasyarakat. Inilah ideologi yang saat ini diterapkan dan disebarkan ke seluruh dunia, oleh kekuatan-kekuatan negara besar, terutama Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis. </span></div><div class="MsoNormal" style="mso-outline-level: 4; text-align: justify;"><b><span style="color: #004400; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Islam ideologi alternatif </span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;"><span style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"><br />
Adapun Islam, ajaran Ilahi ini sebernarnya merupakan sumber yang tak ada habisnya untuk suatu ideologi alternatif, yang semestinya lebih manusiawi, lebih membawa rahmat bagi siapa saja, karena sifatnya yang berimbang, tidak eksploitatif atas manusia lain, tidak menjajah. Ini karena Islam diturunkan Allah SWT yang sangat mengerti sifat dan kebutuhan manusia serta apa yang dapat membuat manusia sengsara atau bahagia. <br />
<br />
Dan fakta empiris menunjukkan, bahwa Islam memang pernah benar-benar menjadi ideologi yang memimpin dunia, tatkala ia diterapkan dan disebarkan oleh sebuah kekuatan besar, yaitu negara Khilafah Islamiyah. Negara ini de-facto didirikan oleh Rasulullah SAW di Madinah pada 12 Rabi'ul Awwal 1H, bertepatan dengan 23 September 622M. Kepemimpinan negara Khilafah ini berlangsung terus hingga 3 Maret 1924, yakni tatkala secara resmi Khilafah yang berpusat di Istanbul, Turki, dibubarkan. <br />
<br />
Meski periode khalifah yang baik dan buruk datang silih berganti, namun negara Khilafah de facto tetaplah negara yang diperhitungkan dunia selama 13 abad, dan saat itulah umat Islam juga diperhitungkan. Pada saat Khilafah masih ada, tak cuma kaum muslimin yang terlindungi kehormatannya, namun peradaban dunia seluruhnya.<br />
<br />
Kita tidak akan mengenal peradaban Yunani kuno (seperti matematika atau kedokteran), andaikata peradaban Islam yang maju pesat di bawah naungan Khilafah, tidak menyelamatkan dan terus mengembangkan ilmu pengetahuan, pada saat Eropa diterpa zaman kegelapan akibat permusuhan gereja terhadap para ilmuwan. <br />
<br />
Khilafah Islam pernah menaungi ratusan etnis yang berbeda-beda, yang membentang dari tepi Atlantik di Barat sampai sebagian Cina di Timur, dari tepi Sahara di Selatan sampai Kaukasus di Utara, tanpa diskrimasi atau penjajahan. Wilayah yang besar itu maju bersama. Para ulama bermunculan di segenap penjuru. Mereka memang berkarya dalam bahasa Arab sebagai bahasa internasional saat itu walaupun mereka bukan etnis Arab. <br />
<br />
Dan kesatuan yang besar itu terbukti efektif mengatasi kesulitan akibat bencana alam atau serangan musuh yang melanda sebagian negeri. Kita saksikan bagaimana kaum muslimin bisa dipersatukan, tanpa sekat-sekat ras, ketika mereka menghadapi serangan tentara Salib, atau serbuan Tartar yang membumi-hanguskan Baghdad tahun 1258. Bagdhad boleh saja hancur, khalifah boleh saja terbunuh, namun Khilafah Islamiyah tidak bubar karenanya. <br />
<br />
Di seluruh negeri, Islam masih diterapkan oleh para gubernur (wali, sultan) dan hakim (qadhi), ekonomi masih ekonomi syariah, pendidikan masih pendidikan Islam, hukum masih hukum Islam, maka dalam waktu singkat, tiga tahun kemudian, kaum muslimin bisa cepat berkonsolidasi dan lalu mengalahkan Tartar, bahkan sebagian besar tentara Tartar masuk Islam. <br />
<br />
Abad-abad selanjutnya Khilafah kembali jaya. Tahun 1453, Konstantinopel, ibukota kekaisaran Byzantium Romawi, dibebaskan kaum muslimin dan menjadi Istanbul. Abad 17 kekuatan kaum muslimin masih melindungi separo Eropa. Bahkan sebagian pemeluk Protestan di Hongaria atau Austria justru mohon perlindungan kepada Khilafah dari ancaman raja-raja Katholik. </span></div><div class="MsoNormal" style="mso-outline-level: 4; text-align: justify;"><b><span style="color: #004400; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Awal kemunduran Islam </span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;"><span style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"><br />
Umat Islam mulai mundur ketika pada abad ke-18 dakwah internal mulai mengendor. Akibatnya pasokan sumber daya manusia berkualitas menyusut. Teknologi yang sebelumnya dikembangkan untuk menopang jihad terabaikan, sampai suatu saat tersalip kemajuan di Barat, ''Revolusi Industri''. <br />
<br />
Pada saat itu, umat Islam tak serta merta kembali menggenggam erat ideologi Islam, namun justru mulai mengimitasi Barat, bahkan sampai sistem perundangannya. Akibatnya malah makin buruk. Pada Perang Dunia I, agen-agen Barat memancing agar Negara Khilafah yang sudah sakit-sakitan itu terlibat. <br />
<br />
De facto mereka menghabisi Khilafah pada perang itu, dengan dikuasainya banyak wilayah Khilafah oleh Inggris dan Prancis. Lalu untuk menghabisi sama sekali sistem Khilafah, mereka memanfaatkan Kemal Attaturk, yang bak pahlawan, memproklamirkan berdirinya Republik Turki, sebagai syarat ditariknya pasukan asing dari Turki. Pada 3 Maret 1924, secara resmi Attaturk membubarkan Khilafah, seraya mengusir Khalifah terakhir, yaitu Abdul Madjid II.<br />
<br />
Setelah Khilafah bubar, Barat makin leluasa menerapkan dan menyebarkan ideologi kapitalisme-sekulerismenya ke seluruh dunia, terlebih ke dunia Islam yang kaya sumber daya alam. Kalaupun upaya ini kadang terkendala, itu hanyalah persaingan sesama mereka. Pertengahan abad ke-20, upaya itu dihambat Uni Soviet yang berusaha menyebarkan sosialisme-komunisme. <br />
<br />
Namun di awal abad ke-21, Amerika Serikatlah yang memimpin dunia dengan kapitalisme-sekulerismenya. Maka umat Islam kini semakin jauh dari misi yang dibebankan Allah kepada mereka, yaitu misi merahmati seluruh alam seperti yang pernah berhasil dibuktikan Daulah Khilafah. Jangankan merahmati seluruh alam, melindungi mereka sendiri saja, seperti di Palestina, Bosnia, Chechnya, Kashmir, Xin Jiang, Moro, Afghanistan, Iraq, juga Indonesia, mereka tidak mampu. <br />
<br />
Ini karena misi tadi memang hanya bisa dilaksanakan dalam suatu barisan, suatu formasi ideologis. Tanpa formasi yang rapi, energi 1,5 miliar umat Islam tidak akan fokus. Bukankah Amerika Serikat, Inggris, Prancis, atau Uni Soviet, juga hanya mampu melaksanakan misi ideologis mereka dalam suatu formasi, struktur yang rapi, dengan negara sebagai panglimanya?<br />
<br />
Negara mereka peduli menjalankan pendidikan, mengembangkan teknologi, menerapkan ekonomi yang menjamin kemakmuran bangsanya, dan politik luar negeri yang melindungi kepentingannya di seluruh dunia. Mereka bahkan menempatkan misi-misi budayanya di seluruh dunia, juga misi-misi militer, termasuk kapal-kapal induk dan selam bertenaga nuklir, di seluruh samudra.<br />
<br />
Suatu struktur hanya bisa ditandingi dengan struktur pula. Sejarah membuktikan bahwa adidaya Romawi dan Persia pun akhirnya tunduk oleh struktur bentukan Rasulullah. Sekalipun struktur tadi pada awalnya sangat kecil (hanya sebesar Madinah) dan juga secara ekonomi, teknologi maupun militer tak berarti. Namun mereka memiliki ideologi yang kuat dan orang-orang yang meyakini akidah yang sangat kuat. </span></div><div class="MsoNormal" style="mso-outline-level: 4; text-align: justify;"><b><span style="color: #004400; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Dunia menantikan khilafah </span></b></div><span style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"><br />
Tak bisa tidak, struktur seperti Daulah Khilafah itu dinantikan dunia ini kembali, untuk menandingi struktur zalim dari ideologi kapitalisme-sekulerisme. Tentu saja Khilafah yang akan berdiri kembali ini bukan negara masa lalu atau negara utopia. Dia adalah negara modern dalam teknologi dan manajemen yang mutakhir. <br />
<br />
Namun visi misinya adalah Qurani, dan seluruh perangkat hukumnya semata-mata digali dari Islam, bersumber al-Quran, Sunnah, ijmak sahabat, dan qiyas, dengan olah ijtihad tanpa henti dari para mujtahid. Mendirikan kembali Khilafah tentu tak semudah membalik tangan. Juga tak semudah kudeta militer yang penuh kekerasan (power of muscle), maupun menang pemilu dengan politik uang (power of money).<br />
<br />
Kita harus memahami sejarah perjuangan Nabi dalam mentransformasi pemikiran dan perasaan umat, sehingga mereka bersedia memperjuangkan penerapan Islam sekalipun menanggung penderitaan yang luar biasa. Inilah kepemimpinan pemikiran (power of mind), yang merupakan kunci dari kesuksesan para Anbiya. Alvin Toffler menyebut power of mind adalah kekuatan atau kekuasaan dengan mutu yang paling tinggi. <br />
<br />
Karenanya, semua gerakan dakwah, para ulama dan cendekiawan, juga tokoh-tokoh politik, sudah saatnya bersama-sama mengkaji dan menggali lebih dalam, bagaimana konsep dan sistem Khilafah itu. Rasulullah dalam berbagai hadisnya mengabarkan akan kembalinya lagi Khilafah, setelah era kekuasaan-kekuasaan sekuler (mulkan jabariyyan), sebagaimana beliau telah meramalkan dibebaskannya Konstantinopel. Pertanyaannya adalah, sudahkah kita jadi bagian dari orang-orang terbaik yang berkontribusi pada proses ini.</span></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-29231268717272455982012-03-18T00:13:00.002-07:002012-03-24T16:31:16.707-07:0037 Tentara Korsel Memeluk Islam Sebelum ke Iraq<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div class="MsoNormal"><b><span style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif";">37 Tentara Korsel Memeluk Islam Sebelum ke Iraq</span></b><span style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"><br />
</span><i><span style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 7.5pt;"><a href="http://swaramuslim.net/ISLAM/weblog.php?id=C0_44_4"><b><span style="color: #003300; font-size: 8.5pt; text-decoration: none;">Journey to Islam</span></b></a> Oleh : <a href="http://swaramuslim.net/" target="_blank"><span style="color: #003300; font-size: 8.5pt; text-decoration: none;">Redaksi</span></a> 07 Feb 2007 - 9:37 pm</span></i><span style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify;"><span style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"><br />
</span><i><span style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;">Sebanyak 37 tentara Korea Selatan memeluk agama Islam menjelang keberangkatnnya ke Iraq di akhir Juli tahun lalu. "Islam lebih humanistik, " ujarnya</span></i><span style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"><br />
<br />
Umat Islam Korea Selatan kini memperoleh tambahan jamaah baru setelah sekitar 37 tentara dari Negara itu menyatakan telah memeluk Islam menjelang keberangkatannya menuju Iraq.</span><br />
<a name='more'></a><span style="color: #002200; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 9pt;"><br />
<br />
"Saya menjadi seorang Muslim karena saya merasa Islam lebih humanistik dan damai ketimbang beberapa agama lainnya. Dan jika anda ingin berkomunikasi dengan penduduk setempat lewat pendekatan agama, saya kira ini akan sangat membantu dalam upaya mewujudkan misi perdamaian kita," kata Son, seorang tentara Korsel . So, Jumat lalu menyebutkan sejumlah tentara Korsel itu memeluk Islam menjelang akhir Juli 2006 sebelum mereka diberangkatkan ke Kota Irbil, kota Kaum Kurdi di wilayah utara Iraq.<br />
<br />
Pada Jumat siang -- ke 37 personel tentara yang berada dalam group "<b>pasukan Zaitun</b>" itu, termemeluk Letnan So-Hyeon-ju yang berasal dari "Brigade" 11 pasukan khusus, berangkat menuju sebuah masjid di Hannamdong, Seoul dan mengikuti upacara "pengucapan dua kalimat syahadat" (syarat memeluk Islam).<br />
<br />
Kapten Son Jin-gu dari unit Zaitun pada kesempatan itu mengucapkan sumpah sebagai tanda bahwa dia telah memeluk Islam di sebuah masjid di Hannam-dong, Seoul, Jumat.<br />
<br />
Tentara, yang membasahi seluruh tubuhnya secara Islam atau "mandi besar" tersebut, mengucapkan "dua kalimah syahadat" menjelang shalat Jumat di masjid itu yang (pengucapannya) dituntun oleh Imam sholat.<br />
<br />
Kecuali Imam shalat, seluruh warga Muslim dan para tentara Korea berdiri dalam suatu "shaf" (barisan) sholat yang melambangkan bahwa semuanya sama di hadapan Allah dan kemudian mengikrarkan "Dua Kalimah Syahadat", dengan membaca "<b>Asyhadu an La ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadarrasuulullah</b>."<br />
<br />
Para tentara dari pasukan "Zaitun" itu usai upacara peng-Islaman, mereka menunaikan sholat Jumat di masjid tersebut.<br />
<br />
Selanjutnya ketika menghadap Ka`bah (Kiblat) di Mekah, semua umat Islam menegaskan mereka adalah bersaudara, demikian laporan yang dikutip dari <a href="http://english.chosun.com/w21data/html/news/200405/200405280041.html" target="_blank"><b><span style="color: #003300; font-size: 8.5pt; text-decoration: none;">english.chosun.com</span></b></a>.<br />
Bagi tentara Korsel, yang telah menganut kepercayaan Islam, kesempatan yang disediakan oleh pasukan "Zaitun" untuk mengadakan kontak dengan kalangan Muslim menjadi kenyataan.<br />
<br />
Dengan pertimbangan mayoritas penduduk Irbil adalah Muslim, pasukan tersebut mengirim anggotanya yang tidak memiliki paham keagamaan ke Masjid Hannam-dong supaya mereka mengerti Islam. Namun, sebagian di antara mereka tertarik untuk memeluk Islam dan memutuskan untuk menganut agama tersebut.<br />
<br />
Seorang perwira mengatakan, para tentara tersebut terilhami oleh betapa pentingnya kebersamaan (kehidupan berjamaah) dalam dunia Islam. <br />
<br />
"Jika anda se agama (sesama Muslim) anda diperlakukan bukan sebagai orang asing, tapi sebagai penduduk setempat (lokal). Muslim laki-laki tidak boleh menyerang Muslimah (perempuan) sekalipun dalam pertempuran.<br />
<br />
Anggota pasukan Zaitun, Kopral Paek Seong-uk (22) dari Divisi-11 Angkatan Darat Korsel mengatakan "Saya banyak mempelajari Bahasa Arab di kursus dan setelah membaca Al-quran, saya sangat tertarik untuk memeluk Islam dan akhirnya saya memutuskan untuk menjadi seorang Muslim berdasarkan pengalaman agama tersebut.<br />
<br />
Ketika mengungkapkan aspirasinya, dia mengatakan, "Kalau kami dikirim ke Iraq, saya akan berpartisipasi dalam berbagai acara keagamaan bersama penduduk setempat agar mereka bisa merasakan kasih sayang dari saudara mereka dan yakin bahwa tentara Korea Selatan bukanlah tentara yang datang untuk menjajah, tapi satu pasukan yang dikirim untuk menyediakan bantuan kemanusiaan.<br />
<br />
Korea Selatan merupakan rumah bagi 35.000 umat Islam, terutama dari Asia Tenggara. Korea Selatan, di mana agama Budha menjadi dan agama terbesar, Islam merupakan salah satu agama minoritas yang tumbuh sangat cepat. Pasca invasi AS ke Iraq, Negeri ini berjanji untuk mengirimkan 3.000 pasukan untuk membantu rekonstruksi dan mengirim sekitar 650 insinyur dan dokter selama masa satu tahun. [dailytimes.com.pk/ant/cha/Hidayatullah.com]</span></div></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-34482047799141092782012-02-07T21:35:00.002-08:002012-03-24T16:32:37.932-07:00Imam Ibnul Jauzi Menghabiskan masa Mudanya Untuk Mencari Ilmu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Semoga Allah merahmati Abul Faraj Abdurrahman bin Al-Jauzi (wafat tahun 597 H.), ketika dia menjelaskan keseriusannya dalam mencari ilmu, dan dia menghabiskan masa mudanya untuk meraihnya. Dia menyinggung nikmatnya menggeluti ilmu tersebut, saat ia telah berusia setengah baya dan telah sempurna ilmunya.<br />
<span id="more-1542"></span><br />
Dia berkata di dalam kitabnya <i>Shaidul Khatir, </i>II:329, “Barangsiapa menghabiskan masa mudanya untuk ilmu, maka pada masa tuanya nanti ia akan memuji hasil dari apa yang telah ia tanam. Dia akan menikmati hasil karya yang telah ia himpun. Dia tidak akan menggubris hilangnya kenyamanan fisik yang ia alami, setelah ia melihat kelezatan ilmu yang telah ia raih. Disamping itu, ia juga merasakan kelezatan saat mencarinya, yang dengannya ia berharap mendapatkan apa yang ia inginkan. Bahkan, bisa jadi berbagai upaya untuk mendapatkan ilmu tersebut lebih terasa nikmat daripada hasil yang telah ia raih.<br />
<a name='more'></a><br />
Sebagaimana seorang penyair berkata:<br />
<blockquote><i>Aku berjingkrak-jingkrak saat berharap mendapatkannya</i><br />
<i>Terkadang impian lebih manis daripada keberhasilan</i></blockquote>Aku merenungi keadaan diriku, membandingkannya dengan kondisi keluargaku yang banyak menghabiskan umur mereka untuk meraih dunia. Aku menghabiskan masa kecilku dan masa mudaku untuk <b><a href="http://kisahmuslim.com/abdul-qadir-jaelani/" target="_blank">mencari ilmu</a></b>. Aku merasa tidak kehilangan sesuatu seperti yang mereka peroleh, kecuali sesuatu yang seandainya aku meraihnya, justru aku menyesalinya. Kemudian aku merenungi keadaanku, dan aku merasa hidupku di dunia ini lebih baik daripada kehidupan mereka, dan kedudukanku lebih tinggi dibanding kedudukan mereka. Ilmu yang aku dapatkan pun tidak ternilai harganya.<br />
Iblis berkata kepadaku, “Kamu lupa terhadap kelelahan dan begadangmu?” Aku menjawabnya,”Wahai bodoh,terlukanya tangan tidak di gubris saat melihat ketampanan Yusuf. Dan, jalan yang mengantarkan kepada seorng teman tidaklah panjang :<br />
<blockquote><i>Semoga Allah membalas perjalanan kepadanya dengan kebaikan</i><br />
<i>Walaupun dia membiarkan unta kurus seperti kantong air dari kulit</i>[1]</blockquote><b>Sumber: </b><i>Dahsyatnya Kesabaran Para Ulama</i>, Syaikh Abdul Fatah, Zam-Zam Mata Air Ilmu, 2008<br />
Judul asli: <i>Shafahat min Shabril ‘Ulama’</i>, Syaikh Abdul Fatah, Maktab Al-Mathbu’at Al-Islamiyyah cet. 1394 H./1974 M.<br />
<b>Artikel <a href="http://www.kisahmuslim.com/" rel="nofollow" target="_blank">www.KisahMuslim.com</a></b></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-29396225502413557862012-02-07T21:34:00.004-08:002012-03-24T16:33:14.013-07:00Sang Pemuda dan Tukang Sihir (Ashhabul Ukhdud)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Peristiwa <i>Ashhabul Ukhdud</i> adalah sebuah tragedi berdarah, pembantaian yang dilakukan oleh seorang raja kejam kepada jiwa-jiwa kaum muslimin, ini merupakan kebiadaban dan tindakan tak berpreikemanusiaan; namun akidah tetaplah harus dipertahankan, karena dengannyalah kebahagiaan yang abadi akan diperoleh. Allah mengisahkan kejadian tragis ini dalam Alquran dengan firman-Nya:<br />
<i>“Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman.” </i>(QS. Al-Buruju: 4-7)<br />
<span id="more-1561"></span><br />
Para <i>ahlul ilmi</i> sedikit berselisih dalam menafsirkan siapakah <i>Ashhabul Ukhdud</i>. Sebagian di antara mereka (<i>ahlul ilmi</i>) mengatakan bahwa mereka (<i>Ashhabul Ukhdud</i>) adalah suatu kaum yang termasuk orang-orang ahli kitab dari sisa-sisa orang Majusi.<br />
<a name='more'></a><br />
Ibnu Abbas dalam suatu riwayat mengatakan: “Mereka adalah <a href="http://kisahmuslim.com/napak-tilas-perkampungan-kaum-tsamud/" target="_blank">sekelompok manusia</a> dari bani Isra’il. Mereka menggali parit yang luas di suatu tempat kemudian menyalakan api, orang-orang berdiri dihadapkan kepada parit, baik laki-laki maupun wanita, kemudian mereka dilemparkan ke dalamnya. Mereka menganggap bahwa dia adalah Daniel dan para sahabatnya.”<br />
Dan dalam riwayat: “Hal itu adalah sebuah lubang parit di negeri Najran, di mana mereka menyiksa manusia di dalamnya.”<br />
Sedangkan dalam riwayat Adl-Dlohak, beliau mengatakan: “Para ahli tafsir menyangka bahhwa <i>Ashhabul Ukhdud</i> adalah orang-orang dari bani Israil, di mana mereka meringkus manusia baik laki-laki maupun wanita, lalu dibuatkanlah parit dan dinyalakan api dalam parit tersebut, lalu dihadapkanlah seluruh kaum mu’minin ke arah parit tersebut, seraya dikatakan: ‘Kalian (memilih) kufur atau dilemparkan ke dalam api?” (<i>Tafsir Ath-Thabari,</i> 30/162)<br />
Kisah tragis ini pun kerap disampaikan oleh para pengajar kepada para muridnya. Bahkan pada kisah anak-anak pun sering disajikan. Kisah tersebut ialah sebagai berikut:<br />
Dahulu ada seorang raja, dari orang-orang sebelum kalian. Dia memiliki seorang tukang sihir. Tatkala tukang sihir itu sudah tua, berkatalah ia kepada rajanya: “Sesungguhnya aku telah tua. Utuslah kepadaku seorang anak yang akan aku ajari sihir.” Maka sang raja pun mengutus seorang anak untuk diajari sihir. Setiap kali anak tersebut datang menemui tukang sihir, di tengah perjalanan ia selalu melewati seorang tabib, ia pun duduk mendengarkan pembicaraan rahib tersebut, sehingga ia kagum kepadanya. Maka setiap kali ia datang ke tukang sihir, ia selalu duduk dan mendengarkan petuah rahib itu, kemudian baru ia datang ke tukang sihir sehingga tukang sihir itu memukulnya (karena ia datang terlambat, red.). ia mengadukan hal itu kepada rahib tadi, sang rahib pun berpesan: “Kalau engkau takut kepada tuakng sihir, katakanlah bahwa keluargamu telah menghalangimu (sehingga engkau terlambat), dan bila engkau takut kepada keluargamu, katakan juga bahwa tukang sihir itu telah mencegahmu. Maka tatkala berlangsung demikain, tiba-tiba ada seekor binatang buas mengonggok di tengah jalan sehingga menghalangi lalu-lalangnya manusia. Menghadapi peristiwa ini maka ia pun bergumam: “Pada hari ini akan aku buktikan apakah tukang sihir itu lebih utama dari pada rahib, ataukah sebaliknya.”<br />
Ia pun mengambil sebuah batu kemudian mengatakan: “Ya Allah, apabila perkara rahib lebih engkau sukai daripada tukang sihir, maka bunuhlah binatang buas itu.” Kemudian ia lemparkan batu tersebut, sehingga matilah binatang buas tadi dan manusia pun bisa lewat kembali. Sesudah itu datang lah ia kepada rahib dan mengabarkan kejadian yang baru saja ia alami, kemudian sang rahib mengatakan:<br />
“Wahai anakku, hari ini engkau lebih baik daripada aku, dan engkau telah sampai pada perkara yang aku sangka. (ketahuilah) sesungguhnya engkau akan diuji, dan bila engkau diuji, janganlah engkau tunjukkan tentang diriku.”<br />
Dan kini ia dapat menyembuhkan penyakit buta, penyakit kusta, serta dapat mengobati manusia dari berbagai macam penyakit.<br />
Hal ini terdengar oleh seorang teman duduk raja, sedangkan dia adalah seorang yang buta, kemudian ia membawa harta yang banyak seraya mengatakan: “Aku akan berikan harta ini kepadamu bila engkau bersedia menyembuhkan penyakitku.” Maka sang anak menjawab, “Sesungguhnya aku tidaklah bisa menyembuhkan siapapu, yang bisa menyembuhkan hanyalah Allah. Kalau engkau beriman kepada Allah maka aku akan berdoa kepada-Nya untuk kesembuhanmu.” Maka ia pun beriman kepada Allah dan Allah pun menyembuhkan penyakitnya. Kemudian datanglah dia menemui sang raja dan duduk sebagaimana biasanya, sang raja pun heran seraya mengatakan: “Siapakah yang telah mengembalikan pandanganmu?” maka ia menjawab: “Rabb-ku.” Sang raja melanjutkan: “Apakah engkau memiliki tuhan selain aku?!!” Jawabnya, “Ya, Dia adalah Rabb-ku dan Rabb-mu juga.” Maka sang raja pun menyiksanya dan terus menyiksanya sampai ia menunjukkan kepada anak tersebut. Didatangkanlah si anak itu, kemudian sang raja berujar: “Wahai anakku, sekarang engkau telah memiliki kepandaian sihir, sehingga bisa menyembuhkan orang yang buta dan juga bisa menyembuhkan penyakit kusta dan lain sebagainya.” Sang anak balik menjawab, “Sesungguhnya aku tidak bisa menyembuhkan siapapun, dan hanya Allah-lah yang bisa menyembuhkan.”<br />
Akhirnya sang raja pun menyiksanya dan terus menyiksanya sampai ia menunjukkan kepada rahib. Maka didatangkanlah si rahib, kemudian dikatakan kepadanya: “Berhentilah dari agamamu!!” Ia pun enggan. Maka sang raja meminta gergaji kemudian diletakkan tepat di tengah kepalanya, dan dibelahlah tubuhnya sampai terbelah menjadi dua bagian. Kemudian didatangkan pula teman duduk sang raja tersebut, dan dikatakan kepadanya: “Berhentilah dari agamamu!!” Demikian pula, ia pun enggan, kemudian ditaruh gergaji itu di atas kepalanya, lantas dibelahlah tubuhnya hingga terbelah.<br />
Selanjutnya didatangkanlah sang anak, dan dikatakan kepadanya: “Berhentilah dari agamamu!!” Ia pun menolak. Kemudian ia dilemparkan kepada sekelompok prajurit raja, dan dikatakan: “Pergilah kalian ke gunung ini dan gunung ini, mendakilah sampai di puncak gunung, apabila ia mau berhenti dari agamanya selamatkan dia, dan kalau tidak, maka lemparkan ia ke dasar jurang.”<br />
Maka mereka pun pergi, kemudian naik, dan tatkala berada di atas gunung sang anak berdoa: “Ya Allah! Jagalah diriku dari tipudaya mereka sekehendak-Mu.” Tiba-tiba bergetarlah gunung tersebut dan semua prajurit raja jatuh berguguran ke bawah jurang, kemudian kembalilah sang anak menemui sang raja. Ia heran dan mengatakan: ‘Apa yang terjadi pada para sahabatmu?” Sang anak menjawab: “Sesungguhnya Alalh telah menjagaku dari makar mereka.” Maka kembali sang raja melemparkannya ke sekelompok prajuritnya yang lain, kalai ini perintah sang raja: “Pergilah kalian dan bawalah anak ini ke sebuah perahu, apabila kalain telah ke tengah laut, maka apabila ia mau berhenti dari agamanya selamatkanlah ia, kalau ia tetap enggan, lemparkanlah ia ke tengah lautan!”<br />
Maka mereka pun pergi, setelah sampai di tengah laut, sang anak pun berdoa: “Ya Allah! Jagalah diriku dari tipudaya mereka sekehendak-Mu.” Maka perahu itu pun terbalik, namun Allah tetap menyelematkannya dan tenggelamlah seluruh prajurit raja. Kembalilah sang anak datang menemui sang raja, ia pun terkejut seraya mengatakan: “Apa yang terjadi pada para sahabatmu?” Sang anak menjawab, “Allah telah menjagaku dari makar mereka.” Kemudian ia berkata kepada sang raja, “Sesungguhnya engkau tidak akan pernah bisa membunuhku, kecuali bila engkau mau menuruti permintaanku.” Sang raja menjawab, “Apakah itu? Sang anak melanjutkan, “Kumpulkanlah seluruh manusia pada satu tempat, kemudian saliblah aku di sebuah pohon kurma, kemudian ambillah satu anak panah dari tempat anak panahku, letakkan anak panah itu di busurnya, kemudian katakanlah “<i>Bismilah Rabbil ghulam</i> (dengan nama Allah Rabb-nya anak ini).’ Kemudian lepaskanlah anak panah tersebut. Dengan begitu engkau bisa membunuhku.”<br />
Maka sang raja pun mengumpulkan manusia pada suatu padang yang luas. Dia menyalib anak tersebut pada sebuah batang kurma, kemudian mengambil sebuah anak panah dari tempat anak panahnya dan diletakkan di sebuah busur, kemudian mengatakan: “<i>Bismillah Rabbin ghulam</i> (Dengan menyebut nama Allah, Rabb anak ini).” Kemudian panah itu dilepaskan, maka anak panah itu melesat tepat mengenai pelipis sang anak, setelah itu Ia meletakkan tangannya di pelipisnya kemudian meninggal.<br />
Maka manusia seluruhnya mengucapkan, “<i>Aamanna bi Rabbil ghulam</i> (Kami beriman kepada Allah Rabb-nya anak tersebut).” Maka dikatakan kepada sang raja: “(Wahai sang raja!) Tahukah engkau, perkara yang selama ini kau khawatirkan telah terjadi. Sungguh manusia seluruhnya telah beriman.” Maka sang raja memerintahkan untuk membuat sebuah parit di dekat pintu-intu jalan dan membuat lubang panjang. Lalu dinyalakanlah api kemudian ia berorasi: “Barangsiapa yang tidak mau kembali dari agamanya, maka lemparkanlah ke dalam parit tersebut.” Atau sehingga dikatakan, “Lemparkanlah!!” maka mereka pun melemparkan seluruhnya. Sampai datang seorang wanita bersama bayinya, ia seorang wanita bersama bayinya, ia berputus asa, berdiri lemas tanpa daya menghadap jurang parit yang tengah berkobar api, tiba-tiba sang bayi berucap, “Wahai ibuku.. bersabarlah, sesungguhnya engkau dalam kebenaran…!”<br />
(Hadits shahih riwayat Imam Muslim dalam kitab <i>Az-Zuhd bab “Qishashotu Ash-habil Ukhdud was Sahir war Rahib wal Ghulam</i>: 3005)<br />
<h3>Mutiara faidah dari kisah pemuda dan tukang sihir (<i>Ashhabul Ukhdud</i>)</h3><ol><li><i>Ahlul fasad</i> (para pengusung kesesatan) selalu berusaha untuk menularkan dan mewariskan kesesatan mereka, dengan berupaya sekuat tenaga untuk melanggengkan kesesatannya tersebut.</li>
<li>Disenanginya belajar di kala kecil, karena belajar di kala kecil seperti mengukir di atas batu, dan seorang anak akan mampu menerima didikan dan pengajaran sesuai dengan yang diharapkan.</li>
<li>Hati-hati para hamba adalah berada di Tangan Allah, maka Allah akan memberi petunjuk atau menyesatkan siapapun yang dikehendaki-Nya. Lihatlah si anak tersebut, ia mendapatkan petunjuk sekalipun berada dalam didikan tukan sihir dan dalam asuhan seorang raja sesat.</li>
<li>Menetapkan adanya karomah para wali, mereka adalah orang-orang yang berimand an bertakwa kepada Allah, seperti dalam firman-Nya: <i>“Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati, (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa.</i>” (QS. Yunus: 62-63)</li>
<li>Bolehnya bagi seseorang untuk mengorbankan dirinya apabila di sana ada kemaslahatan manusia secara umum. Berkata Syaikhul Islam, “Karena hal itu termasuk jihad di jalan Allah, dengan itu umat akan beriman dan ia pun tidak akan sia-sia, karena cepat atau lambat ia pun pasti akan meninggal dunia” Adapun yang dilakukan oleh sebagian manusia dengan praktek bom bunuh diri, yaitu dengan membawa alat peledak (bom) kemudian meledakkannya di sekelompok orang-orang kafir, maka ini termasuk kategori membunuh diri sendiri, dan barangsiapa yang membunuh diri sendiri maka ia kekal di dalam neraka selama-lamanya. Sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits: “Barangsiapa membunuh dirinya dengan sebatang besi, maka besi itu berada di tangannya, lantas ia akan menusuk perutnya dengannya di neraka jahannam, dia kekal selama-lamanya di dalamnya.” (HR. Bukhari 5778, Muslim: 109). Karena perilakus emacam itu tidak membawa maslhat bagi kaum muslimin secara keseluruhan. Dengan itu, ia mungkin hanya membunuh 10, 100, atau 200 kaum kuffar, yang hal tersebut tidak membawa manfaat bagi Islam dan tidak pula menjadikan manusia masuk ke dalam Islam. Berbeda dengan kisah ghulam (anak) tersebut. (Lihat <i>Bahjatun Nadhirin</i> karya Syaikh Salim bin Id Al-Hilali 1/86-88, <i>Syarh Riyadlush Shalihin</i> karya Syaikh Ibnu Utsaimin: 156-166).</li>
</ol><i>Wallahul Muwaffiq.</i><br />
<b>Sumber:</b> <i>Majalah Al-Furqon</i>, Edisi 4 Tahun 6, Dzulqo’dah 1427 H.<b> (Dipublikasikan ulang oleh <a href="http://www.kisahmuslim.com/" rel="nofollow" target="_blank">Kisah Mulim</a> dengan sedikit perubahan tata bahasa)</b><br />
<b>Artikel <a href="http://www.kisahmuslim.com/" rel="nofollow" target="_blank">www.KisahMuslim.com</a></b></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-77497766999725539912012-02-07T21:34:00.003-08:002012-03-24T16:32:55.603-07:00Dan Khalifah pun Terhina<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal mengatakan, “Ilmu agama adalah bagaikan simpanan harta yang Allah bagikan kepada siapa saja yang Allah cintai. Seandainya ada segolongan manusia yang berhak untuk diistimewakan untuk menjadi ulama tentu keluarga Nabi-lah yang paling berhak mendapatkan pengistimewaan. Atha’ bin Abi Rabah adalah orang Etiopia. Yazid bin Abu Habib itu orang Nobi yang berkulit hitam. Al Hasan Al Bashri adalah bekas budak milik kalangan Anshar. Sebagaimana Muhammad bin Sirin adalah mantan budak dari kalangan Anshar.” (<i>Shifat Ash Shafwah,</i> jilid 2, hal. 211).<br />
<span id="more-1315"></span><br />
Diantara <a href="http://kisahmuslim.com/kisah-ulama-pura-pura-menjadi-pengemis/" target="_blank"><b>ulama</b></a> besar Islam di zaman tabiin yang berdomisili di Mekah adalah Abu Muhammad Atha’ bin Aslam Abu Rabah yang terkenal dengan sebutan Atha’ bin Abi Rabah.<br />
<a name='more'></a><br />
Diantara bukti ketinggian ilmu Atha’ adalah pujian Ibnu Umar untuk beliau.<br />
Dari ‘Amr bin Said dari ibunya, sang ibu bertutur bahwa ketika Ibnu Umar tiba di Mekah para penduduk Mekah tanya-tanya soal agama kepada beliau. Mendapati fenomena tersebut Ibnu Umar mengatakan, “<i>Wahai penduduk Mekah mengapa kalian berkumpul menanyaiku padahal di tengah-tengah kalian terdapat Atha bin Abi Rabah</i>.” (<i>Shifat ash Shafwah</i>, jilid 2, hal. 211).<br />
Diantara sisi menarik dari hidup beliau adalah <a class="st_tag internal_tag" href="http://kisahmuslim.com/tag/kisah/" rel="tag" title="Posts tagged with kisah">kisah</a> berikut ini,<br />
Dari Ibrahim bin Ishaq Al Harbi, beliau bercerita bahwa Atha’ adalah budak berkulit hitam yang dimiliki oleh seorang perempuan dari penduduk Mekah. Disamping berkulit hitam, Atha’ adalah seorang yang sangat pesek sehingga digambarkan bahwa hidung Atha’ itu hanya seakan-akan biji kacang yang ada di wajahnya. Suatu hari Khalifah ketika itu yang bernama Sulaiman bin Abdul Malik datang menemui Atha’ bersama kedua anaknya. Mereka bertiga duduk di dekat Atha’ yang saat itu sedang mengerjakan shalat sunnah di masjid. Setelah beliau menyelesaikan shalatnya beliau memalingkan muka dari mereka bertiga. Mereka bertiga tidak henti-henti bertanya tentang berbagai hukum mengenai ibadah haji dan Atha’ menjawab pertanyaan mereka sambil membelakangi mereka. Setelah selesai bertanya di jalan pulang Khalifah Sulaiman berkata kepada kedua anaknya,<br />
“<i>Wahai kedua anakku, janganlah kalian kendor dalam belajar agama karena aku tidak akan melupakan kehinaan kita di hadapan budak hitam ini</i>.” (<i>Shifat Ash Shafwah,</i> jilid 2, hal. 211).<br />
<b>Ada beberapa petikan pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah di atas:</b><br />
<b>1).</b> Ilmu itu didatangi bukan mendatangi. Lihatlah bagaimana seorang khalifah mendatangi seorang ulama untuk bertanya tentang masalah agama.<br />
Dari Abul Qasim At Tafakur, aku mendengar Abu Ali al Hasan bin ‘Ali bin Bundar Al Zanjani bercerita bahwa Khalifah Harun Ar Rasyid mengutus seseorang kepada <a class="st_tag internal_tag" href="http://kisahmuslim.com/tag/imam/" rel="tag" title="Posts tagged with imam">Imam</a> Malik bin Anas agar beliau berkenan datang ke istana supaya dua anak Harun Ar Rasyid yaitu Amin dan Makmun bisa belajar agama langsung kepada <a class="st_tag internal_tag" href="http://kisahmuslim.com/tag/imam/" rel="tag" title="Posts tagged with imam">Imam</a> Malik. <a class="st_tag internal_tag" href="http://kisahmuslim.com/tag/imam/" rel="tag" title="Posts tagged with imam">Imam</a> Malik menolak permintaan Khalifah Harun Ar Rasyid dan mengatakan, ‘<i>Ilmu agama itu</i> <i>didatangi bukan mendatangi</i>.’<br />
Untuk kedua kalinya Khalifah Harun Ar Rasyid mengutus utusan yang membawa pesan sang khalifah, ‘<i>Kukirimkan kedua anakku agar bisa belajar agama bersama murid</i>-<i>muridmu</i>.’ Respon balik Imam Malik, ‘<i>Silahkan dengan syarat keduanya tidak boleh</i> <i>melangkahi pundak supaya bisa duduk di depan dan keduanya duduk dimana ada tempat yang longgar saat pengajian</i>.’ Akhirnya kedua putra khalifah tersebut hadir dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Imam Malik. (<i>Mukhtashar Tarikh Dimasyq</i>, hal. 3769, Syamilah).<br />
<b>2).</b> Seorang yang rendah di mata manusia dapat menjadi mulia karena ilmu. Lihatlah seorang kepala negara dengan kekuasaan nan luas nampak hina dihadapan seorang mantan budak yang berkulit hitam legam. Seorang budak yang tentu tidak punya kelas istimewa di mata manusia dan seorang yang buruk rupa nampak mulia di depan seorang kepala negara. Realita ini adalah diantara bukti benarnya sabda Nabi,<br />
<div class="arab" style="text-align: right;"><b>قَالَ عُمَرُ أَمَا إِنَّ نَبِيَّكُمْصلى الله عليه وسلم- قَدْ قَالَ « إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ</b></div>Umar mengatakan “Sesungguhnya Nabi kalian pernah mengatakan, <i>‘Sesungguhnya Allah itu memuliakan dengan sebab Alquran (baca:ilmu agama) sebagian orang dan menghinakan sebagian orang dengan sebab Alquran(baca: berpaling dari ilmu agama).”</i> (HR. Muslim, no. 1934).<br />
<b>3).</b> Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik adalah seorang penguasa yang memiliki kualitas agama yang cukup baik. Ini dibuktikan dengan tidak canggung untuk bertanya kepada ulama sambil merendah-rendah di hadapan ulama dan kepergian beliau ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji.<br />
<div class="arab" style="text-align: right;"><b>وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ</b></div><i>“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang raleh?”</i> (QS. al Munafiqun:10).<br />
Yang dimaksud dengan ‘aku termasuk orang-orang yang shalih’ adalah aku akan berhaji. Ibnu Abbas mengatakan, “Tidaklah ada orang yang berkewajiban untuk membayar zakat dan berhaji namun tidak melakukannya melainkan saat kematian pastilah dia akan memohon kepada Allah agar bisa kembali ke dunia” (<i>Tafsir al Jalalain,</i> hal. 566, terbitan Darus Salam Riyadh cet. kedua 1422 H).<br />
<b>4).</b> Orang yang hendak mempraktikkan prilaku salaf dalam ‘menyikapi orang lain’-bukan dalam masalah praktik salaf dalam menjelaskan ibadah mahdhah-hendaknya menimbang perubahan dan perbedaan kondisi masyarakat, mulia dan tidaknya ilmu agama dan ulama ahli sunnah di masyarakat saat ini dan baik buruknya dampak perilaku tersebut terhadap citra Islam dan kaum muslimin secara umum dan citra dai, penuntut ilmu, ahli sunnah dan orang-orang shalih secara khusus. Kita tentu sepakat bahwa jika perbuatan Atha’ di atas (menjawab pertanyaan dengan membelakangi penanya) ditiru mentah-mentah oleh seorang ulama atau dai saat ini terhadap para penguasa saat ini, tentu yang terjadi adalah salah faham, buruk sangka dan citra buruk untuk Islam, dakwah Islam, ulama, dai bahkan umumnya kaum muslimin.<br />
Sungguh tidak tepat praktik dakwah sebagian orang yang bersemangat meniru ulama salaf dalam rangka menyikapi orang lain tanpa menimbang adanya berbagai faktor yang melingkupi praktik ulama salaf sehingga praktik mereka di zaman mereka adalah praktik yang tepat, bijak dan tepat sasaran saat itu.<br />
<b>Penulis: <a href="http://www.kisahmuslim.com/" target="_blank">Ustadz Aris Munandar, M.A.</a></b><br />
<b>Artikel <a href="http://www.kisahmuslim.com/" target="_blank">www.KisahMuslim.com</a></b></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-21295847471186877492012-02-07T21:32:00.002-08:002012-07-01T05:33:04.005-07:00Kisah Sufyan Ats-Tsauri dalam Menuntut Ilmu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Sejarawan dan ahli nasab, Ibnu Sa’ad, berkata di dalam kitabnya <i>Ath-Thabaqatul Kubra</i>,VI: 372, saat membicarakan Imam <b>Sufyan Ats-Tsauri</b> <i>rahimahullah</i> (lahir tahun 97 H, dan wafat tahun 161 H), “<i>Sufyan Ats-Tsauri</i> bersembunyi dari Khalifah Abbasiyyah Al-Mahdi karena suatu kalimat kebenaran yang ia katakan, dan membuat Al-Mahdi marah. Al-Mahdi mencarinya untuk menghukumnya. Maka, Sufyan Ats-Tsauri bersembunyi di Mekah dan tidak muncul di hadapan khalayak. Pada waktu itu, ia mengalami kemiskinan dan kesulitan hidup yang sangat berat. Saat ia dalam keadaan miskin dan sulit ini, saudara perempuannya mengirimkan sekantong khusykananaj kepadanya dari Kuffah melalui kawannya, Abu Syihab Al-Hannath.<br />
<span id="more-1692"></span><br />
Abu Syihab Al-Hannath pun tiba di Mekah. Saat ia bertanya tentang Sufyan, maka ditunjukkan kepadanya, bahwa boleh jadi Sufyan sedang duduk di balik Ka’bah setelah pintu Al-Hannathin. Abu Syihab berkata, “Aku pun pergi ke tempat yang di maksud, Sufyan adalah kawanku. Aku melihatnya tengah terlentang, lalu aku memberinya salam. Namun, tidak bertanya apapun seperti biasanya, dan tidak menjawab salamku. Aku berkata padanya, “Sesungguhnya saudara perempuanmu mengirimkan satu kantong kue dan khusykannaj untukmu.“ Ia berkata, “Bawa sini cepat.” Lalu ia pun duduk.<br />
Aku berkata, “ Wahai Abu Abdillah, aku datang kepadamu, tetapi kamu tidak menjawabnya. Namun, ketika aku katakana kepadamu bahwa aku membawa sekantong kue yang tidak seberapa harganya, maka kamu segera duduk dan berbicara kepadaku.”<br />
<a name='more'></a><br />
Ia menjawab, “Wahai Abu Syihab, jangan menyalahkanku sudah tiga hari ini aku tidak makan apa-apa.” Abu Syihab pun berkata, “Ya,aku memakluminya.”<br />
<b>Sumber:</b> <i><a href="http://kisahmuslim.com/imam-ibnul-jauzi/" target="_blank">Dahsyatnya Kesabaran Para Ulama</a></i>, Syaikh Abdul Fatah, Zam-Zam Mata Air Ilmu, 2008<b><br />
<b>Judul asli: </b></b><i>Shafahat min Shabril ‘Ulama’</i>, Syaikh Abdul Fatah, Maktab Al-Mathbu’at Al-Islamiyyah cet. 1394 H./1974 M.<br />
<b>Artikel <a href="http://www.kisahmuslim.com/" rel="nofollow">www.KisahMuslim.com</a></b></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-3284878264178140152012-02-07T21:31:00.004-08:002012-07-01T05:32:39.570-07:00Bahtera Nabi Nuh ‘Alaihissalam Kapal Penyelamat Umat yang Taat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Kaum <b>Nabi Nuh</b> <i>‘alaihissalam</i> terus-menerus menentang apa yang beliau dakwahkan. Kadar kekufuran, kejahatan, dan pembangkangan mereka –baik dengan perkataan maupun perbuatan—sudah mencapai puncaknya. Para orang tua, apabila melihat anaknya sudah beranjak dewasa, selekas mungkin berwasiat agar jangan beriman kepada Nabi Nuh <i>‘alaihissalam</i> serta hendaklah terus memerangi dan menyelisihi beliau.<br />
<span id="more-2038"></span><br />
Maka lengkap sudah kejahatan dan kesalahan yang terkumpul pada kaum Nabi Nuh <i>‘alaihissalam</i>. Mereka telah kufur dan berbuat kejahatan secara merata. Kaum Nabi Nuh <i>‘alaihissalam</i> benar-benar durhaka sampai mengingkari kerasulan Nabi Nuh <i>‘alaihissalam</i> di akhirat. Nabi Nuh <i>‘alaihissalam</i> menyimpulkan bahwa pada diri mereka sudah tidak ada harapan kebaikan sama sekali. Maka Nabi Nuh <i>‘alaihissalam</i> berdoa kepada Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i> agar memberikan pelajaran setimpal kepada mereka. Allah <i>Ta’ala</i> berfirman,<br />
<div class="arab">فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ</div>“<i>Maka dia (Nabi Nuh) berdoa kepada Robb-nya: ‘Sesungguhnya diriku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku).</i>’” (QS. Al-Qomar: 10)<br />
<div class="arab">وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لاَتَذَرْ عَلَى اْلأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا</div><i>(Nabi Nuh) berkata: “Wahai Robb-ku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang <a href="http://kisahmuslim.com/nabi-nuh-dan-kaumnya/" target="_blank">kafir</a> itu tinggal di atas bumi</i>.” (QS. Nuh: 26)<br />
<a name='more'></a><br />
<h2>Perintah Membuat Bahtera</h2>Pada akhirnya Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i> mengabulkan doa Nabi Nuh <i>‘alaihissalam</i>. Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i> mewahyukan keapda Nabi Nuh <i>‘alaihissalam</i> bahwasanya akan menimpakan banjir besar pada kaumnya. Untuk itu Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i> memerintahkan kepada Nabi Nuh <i>‘alaihissalam</i> untuk membuat sebuah bahtera yang amat besar. Bahtera itu akan memuat Nabi Nuh <i>‘alaihissalam</i>, orang-orang yang beriman, serta beragam makhluk yang mempunyai ruh yang dikehendaki Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i> untuk tetap hidup sesudah banjir bandang menimpanya.<br />
Pembuatan bahtera yang amat besar itu bukanlah hal yang sederhana. Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i> membimbing dan mengawasi secara langsung akan pembuatannya. Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i> menyatakan,<br />
<div class="arab">وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلاَتُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُم مُّغْرَقُونَ</div>“<i>Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku perihal orang-orang yang zalim itu. Sesungguhnya mereka nanti akan ditenggelamkan</i>.” (QS. Hud: 37)<br />
<h3>Bentuk Bahtera Nabi Nuh</h3>Ahli sejarah berselisih pendapat tentang panjang dan lebarnya bahtera tersebut. Ada yang menyatakan panjangnya 80 <i>dziro’</i> dan lebarnya 50 <i>dziro’</i>, ada yang menyatakan panjangnya 300 <i>dziro’</i> dan lebarnya 50 <i>dziro’</i>. Kalau 1 <i>dziro</i><i>’</i> samadengan 0,5 meter, hitunglah berapa luasnya. Tetapi mereka bersepakat bahwa tingginya 30 <i>dziro</i><i>’</i>.<br />
Perahu itu mempunyai 3 lantai, lantai dasar untuk binatang buas dan merayap, lantai kedua untuk manusia, dan lantai ketiga untuk unggas dan burung-burung. Bahtera itu mempunyai pintu yang terletak di tengah dan mempunyai daun pintu yang mengunci rapat dari atas. Di setiap ruas kayu, baik dari dalam maupun luar, dilumuri dengan tir yang berfungsi menahan air agar tidak bisa masuk.<br />
Ketika Nabi Nuh <i>‘alaihissalam</i> memulai membuat bahtera. Kaumnya bukannya makin sadar akan kekhilafan mereka, tetapi malah menjadi-jadi dalam mengejeknya. Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i> menceritakan,<br />
<div class="arab">وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلأٌ مِّن قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ قَالَ إِن تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ</div>“<i>Dan mulailah Nabi Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nabi Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nabi Nuh, ‘jika kalian mengejek kami maka sesungguhnya kami pun nanti akan mengejek kalian sebagaimana kalian mengejek kami</i>.” (QS. Hud: 38)<br />
Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i> menghibur Nabi Nuh <i>‘alaihissalam</i> untuk jangan bersedih hati atas apa yang mereka lakukan. Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i> telah memberi kabar kepadanya bahwa sekali-kali tidak akan bertambah orang yang beriman dari kaumnya. Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i> menyatakan,<br />
<div class="arab">وَأُوحِيَ إِلَى نُوحٍ أَنَّهُ لَن يُؤْمِنَ مِن قَوْمِكَ إِلاَّ مَنْ قَدْ ءَامَنَ فَلاَتَبْتَئِسْ بِمَاكَانُوا يَفْعَلُونَ</div>“<i>Telah diriwayatkan kepada Nabi Nuh: ‘Sesungguhnya sekali-kali tidak akan beriman saja, maka janganlah engkau bersedih hati terhadap apa yang mereka lakukan</i>.” (QS. Hud: 36)<br />
<h3>Ketika Banjir Besar Datang</h3>Setelah pembuatan bahtera selesai, datanglah apa yang Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i> janjikan kepada Nabi Nuh <i>‘alaihissalam</i> dan kaumnya. Tiba-tiba Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i> memerintahkan langit untuk mengguyur bumi dengan air yang deras, disusul bumi agar memancarkan air dari segala penjuru dengan cepat, tungku-tungku tempat perapian pun berubah menjadi mata air yang tak henti-hentinya. Bertemulah sumber air yang melimpah baik dari atas maupun dari bawah.<br />
Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i> memerintahkan Nabi Nuh <i>‘alaihissalam</i> agar segera nabik bahtera beserta orang-orang yang beriman dan keluarganya, dan tidak memberi masa tenggang waktu, barangkali orang-orang yang sebelumnya jelas-jelas tidak beriman mau diajak. Berbagai macam binatang dengan pasangannya berbondong-bondong mengikutinya. Setelah seluruh muatan sudah naik, maka Nabi Nuh <i>‘alaihissalam</i> berkata kepada seisi makhluk yang ada di bahtera tersebut,<br />
<div class="arab">وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللهِ مَجْرَاهَاوَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ</div>“<i>Dan (Nabi Nuh) berkata, ‘Naiklah kalian ke dalam bahtera dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh. Sesungguhnya Robb-ku benar-benar Mahapengampun lagi Mahapenyayang</i>.” (QS. Hud: 41)<br />
Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i> memerintahkan mereka berdoa,<br />
<div class="arab">فَإِذَا اسْتَوَيْتَ أَنتَ وَمَن مَّعَكَ عَلَى الْفُلْكِ فَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي نَجَّانَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ {28} وَقُل رَّبِّ أَنزِلْنِي مُنزَلاً مُبَارَكًا وَأَنتَ خَيْرُ الْمُنزِلِينَ {29}</div>“<i>Segala puji bagi Allah yang menyelamatkan kami dari kaum yang zholim.“Dan katakanlah, ‘Wahai Robb-ku, tempatkanlah kami pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat</i>.” (QS. Al-Mu’minun: 28-29)<br />
Saat itu seisi bumi dipenuhi dengan air, baik gunungnya, bukitnya, padang pasirnya, bagian datarnya dan jurangnya. Kebanyakan para ahli tafsir mengatakan bahwa ketinggian air kala itu di atas permukaan gunung yang paling tinggi 15 <i>dziro</i><i>’</i>.<br />
Bumi saat itu betul-betul tidak bertepi. Semuanya dipenuhi dengan air. Bahtera itu melewati ombak yang tingginya bagaikan gunung-gunung. Semua kaum Nabi Nuh <i>‘alaihissalam</i> yang membangkang dibinasakan oleh Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i> hingga tak tersisa seorang pun. Mereka tenggelam bersama kepongahan terhadap syariat nabi mereka. Mereka tenggelam bersama kesombongan kepada ajaran nabi mereka. Itulah balasan bagi orang-orang yang menentang agama Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i>, dan orang yang zholim akan mengalami hal yang semisalnya.<br />
<div class="arab">مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَ وَمَاهِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ</div>“<i>Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zholim</i>.” (QS. Hud: 83)<br />
Sumber: Majalah Al-Mawaddah, Edisi 11 Tahun ke-1 Jumadal Tsaniyah 1429/Juni 2008<br />
<b>Artikel <a href="http://kisahmuslim.com/">www.KisahMuslim.com</a></b></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-33561986298539193922012-02-07T21:31:00.003-08:002012-03-18T00:09:16.471-07:00Ibnu Al-Jazari Menumbangkan Jagoan Romawi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><b>Menumbangkan Jagoan Romawi</b><br />
Pahlawan Islam terkemuka yang lain adalah seorang laki-laki yang hidup pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid. Orang itu dijuluki sebagai ahli tipu daya perang, keberanian, dan kehebatan. Dia bernama <b>Ibnu Al-Jazari</b>.<br />
<span id="more-1907"></span><br />
Al-Qurtubi dalam kitab tarikhnya berkata, “Suatu hari, Harun Al-Rasyid keluar bersama pasukannya untuk menyerbu Konstantinopel dengan kekuatan 130 ribu orang mujahid pasukan berkuda, jumlah yang besar itu tidak termasuk sukarelawan, para remaja, dan pelayan (yang bertugas menyediakan logistik untuk para mujahidin <i>pen.</i>). Penguasa Konstantinopel waktu itu bernama Ya’fur bin Istabraq.<br />
Setibanya di Konstantinopel, kaum muslimin melakukan pengepungan terhadap <a href="http://kisahmuslim.com/abdullah-bin-hudzaifah-dan-siksaan-yang-sangat-pedih/">Konstansinopel</a>, hingga penduduk kota itu merasakan kesempitan dan kesukaran hidup yang amat hebat. Dan hampir saja kaum muslimin berhasil merebut Konstantinopel dari tangan kaum kafir. Maka Ya’fur keluar berjalan menemui Al-Rasyid untuk meminta perjanjian damai dan rela membayar jizyah bahkan dari tangannya sendiri, anak keturunannya serta seluruh penduduk negeri. Ditambah lagi, Ya’fur akan membayar seluruh biaya yang dikeluarkan kaum muslimin sejak keluar dari Baghdad hingga mendekati Konstantinopel dan ditambah pula dengan hadiah-hadiah yang akan menyenangkan hati kaum muslimin. Juga yang sangat penting, Ya’fur berjanji akan membebaskan seluruh kaum muslimin yang tertawan dan dipenjarakan di seluruh negerinya. Harun Al-Rasyid pun memilih untuk menyelamatkan darah kaum muslimin yang tertangkap, sehingga beliau memutuskan untuk menerima tawaran Ya’fur. Selanjutnya Ya’fur akan mengeluakan jizyah sebesar lima 500.000 dinar (uang emas) kepada Al-Rasyid. Untuk menyeselaikan urusan tersebut, Al-Rasyid memerintahakan salah seorang komAndan pasukan mujahidin untuk mengambil harta jizyah, membebaskan kaum muslimin yang tertawan dan mengambil hadiah dari Ya’fur. Medengar adanya perjanjian tersebut, kaum muslimin merasakan kegembiaraan yang sangat besar waktu itu.<br />
Kemudian Al-Rasyid kembali menuju negeri Islam. Ketika sampai di daerah Riqqah, Harun Al-Rasyid menderita sakit sehingga diputuskan untuk berhenti. Kabar tentang sakitnya Al-Rasyid sampai ke telinga Ya’fur, maka dia berbuat khianat dengan tidak menepati janji terhadap kaum muslimin. Tidak ada satu pun pelaksanaan dari isi perjanjian yang telah dia tetapkan sendiri. Kaum muslimin mengetahui peristiwa tersebut, akan tetapi mereka tidak berani menyampaikan pengkhianatan Ya’fur atas Harun Al-Rasyid dikarenakan sakit yang beliau derita. Hingga ketika beliau sembuh dari sakit, barulah beberapa penyair dari kaum muslimin menyampaikan beberapa bait syair, yang isinya memberitahukan kepada Al-Rasyid bahwa Ya’fur telah melakukan pengkhianatan terhadap kaum muslimin. Lalu Al-Rasyid bertanya tentang peristiwa sebenarnya, maka kaum muslimin menyampaikan berita tentang pengkhianatan Ya’fur. Segera Harun Al-Rasyid memerintahkan para mujahidin untuk kembali menyerbu Konstantinopel. Mereka kembali berjalan sehingga sampai di daerah Harqalah. Kemudian Al-Rasyid berkata, “Tidak akan meminta jizyah dari mereka, sampai aku mampu menaklukan negeri ini.”<br />
Abu Ishaq Al-Fazari berkata kepada beliau, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Harqalah ini adalah salah satu benteng terbesar dan terkuat dari benteng-benteng yang dimiliki musuh, dan kita tidak akan mampu menaklukannya kecuali setelah usaha yang sangat keras. Jikalau Anda berusaha untuk menaklukannya, maka pasukan kaum muslimin tidak mencukupi. Akan tetapi jika Anda tidak berusaha menaklukan Harqalah, maka hal itu merupakan kehinaan atas agama kita, mengurangi kekuasaan, Anda dan menjadi aib bagi seluruh kaum muslimin.” Sehingga atas hasil musyawarah dengan seluruh komAndan pasukan, diambillah keputusan agar Amirul Mukminin memasuki sebuah ktoa besar terdekat yang dikuasai kaum muslimin terlebih dahulu. Kemudian beliau meminta bantuan penduduk muslim untuk menambah jumlah kekuatan sehingga mencukupi untuk menaklukan Konstantinopel, kemudian menaklukan benteng Harqalah dan benteng-benteng lain.<br />
Ibnu Mukhallad berkata, “Benteng Harqalah ini merupakan benteng yang sangat besar dan mereka memiliki banyak benteng yang serupa dengan benteng ini. Apabila kita mampu menaklukannya, maka orang kafir itu pasti akan terhina. Dan tidak akan ada seorang pun yang tersisa kecuali tunduk di bawah kekuasaan Amirul Mukminin.” Kemudian Amirul Mukminin Harun Al-Rasyid memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan peralatan berupa manjanik yang berjumlah banyak serta mempersiapkan diri menghadapi pertempuran. Ketika pasukan telah siap, maka beliau mengirim Abdullah bin Abdul Malik bersama pasukannya menuju negeri Romawi yang kemudian berhasil menawan serta membunuh banyak musuh dan membawa harta <i>ghanimah</i> yang tidak sedikit. Beliau juga mengutus Daud bin Ali untuk menyerbu negeri Romawi dengan membawa 70.000 pasukan berkuda. Mereka berhasil menawan, membunuh banyak sekali musuh dan membawa <i>ghanimah</i> yang tidak sedikit pula. Amirul Mukminin Harun Al-Rasyid juga mengirim Syurahbil bin Mu’an bersama pasukanya, yang kemudian berhasil menaklukan benteng Ash-Shaqalah. Beliau juga mengutus Zaid bin Mukhallad bersama sepasukan mujadhidin untuk menguasai benteng Shafshaf. Beliau mengutus Jamil bin Ma’ruf beserta para mujahidin untuk membakar benteng-benteng musuh, membunuh banyak sekali pasukan kafir dan membawa 17.000 tawanan perang ke hadapan Amirul Mukminin.<br />
Selanjutnya Al-Rasyid tinggal bersama dengan para mujahidin di dalam benteng Harqalah selama tujuh belas hari. Beliau merasa sempit dengan tinggalnya beliau dalam benteng tersebut dan semakin menipisnya perbekalan. Beliau mengadukan keadaan ini kepada para penasihat beliau. Al-Fazari berkata, “Saya telah memberikan nasihat kepada Amirul Mukminin sebelumnya, akan tetapi Anda tetap teguh pendirian. Saya sampaikan kembali bahwa saat ini kita tidak mempunyai jalan lain, walaupun kita nantinya harus terbunuh. Saya akan memberikan beberapa nasihat yang jika Amirul Mukminin bersedia menerimanya, saya harap semoga Allah memberikan kemenangan dan pertolongan.” Al-Rasyid berkata, “Kalau begitu katakanlah$21 Kami tidak akan menyelisihi pendapatmu, dari awal sampai akhir.”<br />
Kaum muslimin pun diperintahkan untuk memotong pepohonan, memindahkan bebatuan, dan kepada seluruh pasukan disampaikan bahwa Amirul Mukminin berkeinginan untuk bertempat tinggal di dalam benteng Harqalah. Oleh karena itu, hendaklah setiap pasukan Islam membangun tempat tinggal di dalam benteng.<br />
<h3>Ibnu Al-Jazari Menumbangkan Jagoan Romawi</h3>Setelah semua rencana dijalankan, dimulailah pertempuran melawan tentara Romawi dengan usaha merebut benteng Anwah. Dan jalannya peperangan semakin berkecamuk. Mendekati siang Al-Rasyid tertidur, peperangan juga mereda. Saat itulah pintu benteng terbuka dan dari dalamnya seorang laki-laki Romawi keluar dengan membawa persenjataan lengkap serta mengendarai seekor kuda yang sangat gagah. Laki-laki itu berteriak dengan menggunakan bahasa Arab yang fasih, “Wahai orang-orang Arab, keluarkanlah dua puluh jagoan kalian yang ahli mengendarai kuda untuk menghadapi aku.” Akan tetapi tidak ada seorangpun pasukan Islam yang maju menghadapinya, karena melihat Al-Rasyid sedang tidur (sehingga kaum muslimin tidak berani memberikan keputusan melangkahi pendapat Amirul Mukminin <i>pen.</i>). Tidak ada seorang pun yang memberanikan diri untuk membangunkan beliau. Orang Romawi itu terus berkeliling di antara dua kelompok besar pasukan, sambil terus meneriakkan tantangan kepada kaum muslimin. Keadaan seperti itu menyebabkan timbulnya kegaduhan dan rasa takut di kalangan pasukan Islam, akibatnya goncanglah barisan kaum muslimin. Peristiwa itu menyebabkan orang-orang Romawi tertawa dan merasa sangat gembira, lalu terlihat laki-laki yang tadi menantang masuk ke dalam benteng dengan perasaan bangga. Ketika Al-Rasyid akhirnya terbangun, beliau diberitahukan tentang peristiwa yang baru saja dialami kaum muslimin. Mendengar kabar tentang peristiwa yang baru saja dialami kaum muslimin, beliau merasa sangat terganggu, menyesal, hatinya risau, dan kemudian beliau bangun, berdiri, lalu duduk kembali. Selanjutnya Amirul Mukminin Harun Al-Rasyid bertanya, “Kenapa kalian tidak membangunkan aku? Dan kenapa salah seorang dari kalian tidak maju untuk menghadapinya?” Beberapa pasukan Islam berkata, “Kelengahan mereka (dengan kejadian tadi <i>pen</i><i>.</i>) akan mendorong orang Romawi itu keluar dari benteng mereka esok hari.” Dan malam harinya Al-Rasyid tidak mampu memejamkan mata.<br />
Pagi harinya, laki-laki Romawi itu keluar lagi seraya meneriakkan tantangan sebagaimana yang dia lakukan kemarin. Harun Al-Rasyid berkata, “Keluarkanlah dua puluh orang pasukan berkuda menghadapi orang itu.” Mendengar ucapan Amirul Mukminin, Ibnu Mukhallad berkata, “Demi Allah, Wahai Amirul Mukminin, cukup satu orang saja yang menghadapinya. Jika dia mampu mengalahkan orang Romawi itu, maka alhamdulillah. Akan tetapi apabila dia terbunuh, maka dia terbunuh sebagai syahid. Dengan begitu orang Romawi yang lain tidak akan mendengar bahwa seorang pasukan Romawi harus dihadapi oleh dua puluh orang pasukan Islam.” Al-Rasyid berkata, “Benarlah apa yang engkau katakan.” Pada saat itu di dalam barisan kaum muslimin terdapat seorang pejuang yang bernama <i>Ibnu Al-Jazari</i> yang terkenal dengan keberanian dan kekuatannya. Dia berkata, “Aku yang akan keluar untuk menghadapi orang itu dan aku memohon kepada Allah semoga Dia menurunkan pertolongan-Nya kepadaku.”<br />
Kemudian Al-Rasyid memerintahkan seseorang untuk mempersiapkan kendaraan perang dan persenjataan untuk Ibnu Al-Jazari, akan tetapi Ibnu Al-Jazari berkata, “Aku tidak membutuhkannya.” Maka Al-Rasyid hanya mendoakan kemenangan dan memberikan nasihat agar Ibnu Al-Jazari selalu waspada. Kemudian bergeraklah dua puluh orang pasukan Islam bersama Ibnu Al-Jazari untuk mengawalnya.<br />
Ketika pasukan Islam sampai di tengah lembah (antara dua pasukan <i>pen.</i>), orang Romawi itu berkata, “Wahai orang Islam, kalian berbuat curang. Aku meminta kalian untuk mengeluarkan dua puluh jagoan kalian, akan tatapi yang datang menghadapiku berjumlah dua puluh satu orang.” Salah seorang pasukan Islam menjawab teriakan Romawi, “Yang akan menghadapimu hanya satu orang. Kami hanyalah mengantar orang ini dan kami akan segera kembai.” Si kafir Romawi berkata, “Aku telah memohon kepada Allah, semoga aku berhadapan dengan Ibnu Al-Jazari.” Ibnu Al-Jazari berkata, “Benar, aku Ibnu Al-Jazari.” Si kafir Romawi menjawab, “Wahai teman, aku merasa cukup puas berhadapan denganmu.”<br />
Kembalilah dua puluh orang pasukan Islam menuju barisannya dan mulailah kedua jagoan bertarung. Pertarungan berlangsung dengan seru dan melelahkan. Sedangkan kaum muslimin dan orang-orang musyrikin memperhatikan jalannya bertarungan dengan hati berdebar. Tiba-tiba terlihat Ibnu Al-Jazari bergerak menghantam musuh. Keadaan itu menyebabkan hati orang-orang musyrikin mulai khawatir dan terkoyak, sedangkan kaum muslimin terlihat gaduh karena peristiwa itu. Ibnu Al-Jazari semakin menguasai keadaan, dia mampu mengurung musuh dengna serangannya dan akhirnya tumbanglah si kafir Romawi dari pelana kudanya. Dan tidaklah tubuh Romawi itu menyentuh tanah, kecuali saat itu kepalanya telah terpisah dari badan. Maka bertakbirlah kaum muslimin dengan suara yang seakan-akan mampu meruntuhkan gunung. Akibatnya, tercerai berailah barisan musyrikin. Kemudian kaum muslimin memulai peperangan dengan semangat tinggi. Dan akhirnya benteng Anwah berhasil dikuasai dengan membawa korban dan tawanan yang sangat banyak dari pihak Romawi.<br />
Ketika Ibnu Al-Jazari datang menghadap Al-Rasyid, maka Al-Rasyid mendudukkan di hadapannya. Selanjutnya Ibnu Al-Jazari diberi harta rampasan yang sangat banyak sehingga hampir saja dia tidak mampu membawanya, akan tetapi Ibnul Jazari menolak semua pemberian tersebut.<br />
Selanjutnya Al-Rasyid bersama para mujahidin bergerak menuju Konstantinopel mendengar gerakan pasukan Islam, para uskup dan penjaga bergegas menghadap Amirul Mukminin untuk memohon ampunan serta belas kasihan atas kelancangan penguasa Romawi Ya’fur. Mereka berjanji bahwa hari itu juga mereka akan menepati semua perjanjian mereka dengan kaum muslimin keluar dari Baghdad hingga Konstantinopel dan memberikan hadiah kepada kaum muslimin. Para uskup dan pendeta terus memohon dengan merendahkan diri di hadapan kaum muslimin. Bahkan mereka sujud dan meletakkan dahi mereka pada permukaan tanah. Hingga akhirnya permohonan belas kasihan mereka diterima oleh kaum muslimin. Selanjutnya Al-Rasyid tetap bertahan di tempat pemberhentiannya selama beberapa saat sehingga semua tuntutan kaum muslimin terpenuhi. Orang-orang Nasrani kemudian menyerahkan tiga 300.000 dinar (uang emas) setiap tahun ditambah 50.000 dinar jizyah setiap tahun kepada kaum muslimin. Ditambah syarat lain yaitu orang-orang Nasrani tidak diperbolehkan mendiami perbentengan baik di Harqalah ataupun benteng lain.<br />
Ketika Amirul Mukminin Al-Rasyid dan seluruh pasukan Islam telah bersiap untuk kembali ke Baghdad, penguasa Romawi Ya’fur menulis sebuah surat untuk Al-Rasyid yang berbunyi,<br />
“Kepada Amirul Mukminin, seorang hamba Allah dan khalifah-Nya, dari Ya’fur penguasa Romawi.<br />
Keselamatan semoga terlimpahkan kepada Anda, wahai penguasa agung, <i>Amma ba’du</i>,<br />
Saya mempunyai hajat yang sederhana, remeh, dan tidak membahayakan agama Anda. Saya telah meminang seorang gadis yang merupakan anak perempuan dari penduduk Harqalah untuk dinikahkan dengan anak laki-laki saya. Apabila Anda menemukan gadis itu, maka saya memohon sudi kiranya Anda mengampuni dan mengirimkannya kepada kami agar hajat keluarga saya terlaksana. Semoga Anda mendapatkan limpahan karunia kebaikan dan keutamaan. Kemudian apabila Anda sudi menambah dengan memberikan kepada saya salah satu tenda perkemahan Anda (untuk perayaan pernikahan <i>pen</i><i>.</i>), maka Anda lebih berhak untuk memutuskan. Selanjutnya saya memohon agar kedatangan gadis tersebut nantinya diiringi oleh para pendeta.”<br />
Setelah membaca surat tersebut Al-Rasyid memerintahkan pasukan Islam untuk mencari keberadaan gadis yang dimaksud oleh Ya’fur. Setelah akhirnya ditemukan, maka Al-Rasyid memberikan kepadanya perbekalan yang baik dan mencukupi. Selanjutnya dipersiapkan iring-iringan yang panjang untuk mengantarnya. Al-Rasyid juga memberikan kepadanya permadani yang dihiasi dengan tilam emas dan perak. Ditambah berbagai wewangian yang menyemarakkan bau udara. Mendapat perlakuan seperti itu, maka Ya’fur merasa sangat gembira. Dia membalasnya dengan mengirimkan beberapa keledai yang berisi kekayaan yang berlimpah sebagai bukti ketundukannya kepada Amirul Mukminin. Seekor keledai membawa kekayaan mencapai sebanyak lima puluh ribu dirham (uang perak). Seekor keledai lain membawa banyak sekali kain sutera yang berhiaskan tilam perak yang merupakan kain paling mahal saat itu. Sekelompok keledai lain yang membawa banyak pakaian-pakaian pemburu, dua belas ekor elang pemburu dan beberapa ekor anjing pemburu yang mampu menangkap singa. Serta tiga ekor kuda khusus penarik beban. Keseluruhan harta <i>fai’</i> tersebut segera dibagikan oleh Al-Rasyid kepada pasukan Islam. Sehingga ketika pulang menuju Baghdad, hanya dengan sekali peristiwa perang itu, kaum muslimin mampu menambah perbendaharaan. Baitul Mal sebanyak 3.100.000 dinar. Akhirnya kaum muslimin kembali dengan membawa kemenangan, kegembiraan, keberuntungan dan harta <i>ghanimah</i> yang sangat berlimpah.<br />
Sumber: <i>Kisah-Kisah Pahlawan Generasi Pilihan</i>, Hilmi bin Muhammad bin Ismail, Wafa Press<br />
<b>Artikel <a href="http://kisahmuslim.com/">www.KisahMuslim.com</a></b></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-77728780116512749252012-02-07T21:29:00.002-08:002012-07-01T05:32:16.586-07:00Berbulan Madu dengan Bidadari…<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><b><br />
</b> <br />
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Pada zaman Rasulullah SAW hiduplah seorang pemuda yang bernama Zahid yang berumur 35 tahun namun belum juga menikah. Dia tinggal di Suffah masjid Madinah. Ketika sedang memperkilat pedangnya tiba-tiba Rasulullah SAW datang dan mengucapkan salam. Zahid kaget dan menjawabnya agak gugup.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">“Wahai saudaraku Zahid….selama ini engkau sendiri saja,” Rasulullah SAW menyapa.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">“Allah bersamaku ya Rasulullah,” kata Zahid.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">“Maksudku kenapa engkau selama ini engkau membujang saja, apakah engkau tidak ingin menikah…,” kata Rasulullah SAW.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Zahid menjawab, “Ya Rasulullah, aku ini seorang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan wajahku jelek, siapa yang mau denganku ya Rasulullah?”</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">” Asal engkau mau, itu urusan yang mudah!” kata Rasulullah SAW.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan sekretarisnya untuk membuat surat yang isinya adalah melamar kepada wanita yang bernama Zulfah binti Said, anak seorang bangsawan Madinah yang terkenal kaya raya dan terkenal sangat cantik jelita. Akhirnya, surat itu dibawah ke rumah Zahid dan oleh Zahid dibawa kerumah Said. Karena di rumah Said sedang ada tamu, maka Zahid setelah memberikan salam kemudian memberikan surat tersebut dan diterima di depan rumah Said.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">“Wahai saudaraku Said, aku membawa surat dari Rasul yang mulia diberikan untukmu saudaraku.”</span><br />
<a name='more'></a></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Said menjawab, “Adalah suatu kehormatan buatku.”</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Lalu surat itu dibuka dan dibacanya. Ketika membaca surat tersebut, Said agak terperanjat karena tradisi Arab perkawinan yang selama ini biasanya seorang bangsawan harus kawin dengan keturunan bangsawan dan yang kaya harus kawin dengan orang kaya, itulah yang dinamakan SEKUFU.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Akhirnya Said bertanya kepada Zahid, “Wahai saudaraku, betulkah surat ini dari Rasulullah?”</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Zahid menjawab, “Apakah engkau pernah melihat aku berbohong….”</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Dalam suasana yang seperti itu Zulfah datang dan berkata, “Wahai ayah, kenapa sedikit tegang terhadap tamu ini…. bukankah lebih disuruh masuk?”</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">“Wahai anakku, ini adalah seorang pemuda yang sedang melamar engkau supaya engkau menjadi istrinya,” kata ayahnya.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Disaat itulah Zulfah melihat Zahid sambil menangis sejadi-jadinya dan berkata, “Wahai ayah, banyak pemuda yang tampan dan kaya raya semuanya menginginkan aku, aku tak mau ayah…..!” dan Zulfah merasa dirinya terhina.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Maka Said berkata kepada Zahid, “Wahai saudaraku, engkau tahu sendiri anakku tidak mau…bukan aku menghalanginya dan sampaikan kepada Rasulullah bahwa lamaranmu ditolak.”</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Mendengar nama Rasul disebut ayahnya, Zulfah berhenti menangis dan bertanya kepada ayahnya, “Wahai ayah, mengapa membawa-bawa nama rasul?”</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Akhirnya Said berkata, “Ini yang melamarmu adalah perintah Rasulullah.”</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Maka Zulfah istighfar beberapa kali dan menyesal atas kelancangan perbuatannya itu dan berkata kepada ayahnya, “Wahai ayah, kenapa sejak tadi ayah berkata bahwa yang melamar ini Rasulullah, kalau begitu segera aku harus dikawinkan dengan pemuda ini. Karena ingat firman Allah dalam Al-Qur’an surat 24 : 51. “<i>Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) diantara mereka ialah ucapan. Kami mendengar, dan kami patuh/taat”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung</i>. (QS. 24:51)”</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Zahid pada hari itu merasa jiwanya melayang ke angkasa dan baru kali ini merasakan bahagia yang tiada tara dan segera pamit pulang. Sampai di masjid ia bersujud syukur. Rasul yang mulia tersenyum melihat gerak-gerik Zahid yang berbeda dari biasanya.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">“Bagaimana Zahid?”</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">“Alhamdulillah diterima ya rasul,” jawab Zahid.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">“Sudah ada persiapan?”</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Zahid menundukkan kepala sambil berkata, “Ya Rasul, kami tidak memiliki apa-apa.”</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Akhirnya Rasulullah menyuruhnya pergi ke Abu Bakar, Ustman, dan Abdurrahman bi Auf. Setelah mendapatkan uang yang cukup banyak, Zahid pergi ke pasar untuk membeli persiapan perkawinan. Dalam kondisi itulah Rasulullah SAW menyerukan umat Islam untuk menghadapi kaum kafir yang akan menghancurkan Islam.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Ketika Zahid sampai di masjid, dia melihat kaum Muslimin sudah siap-siap dengan perlengkapan senjata, Zahid bertanya, “Ada apa ini?”</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Sahabat menjawab, “Wahai Zahid, hari ini orang kafir akan menghancurkan kita, maka apakah engkau tidak mengerti?”.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Zahid istighfar beberapa kali sambil berkata, “Wah kalau begitu perlengkapan kawin ini akan aku jual dan akan kubelikan kuda yang terbagus.”</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Para sahabat menasehatinya, “Wahai Zahid, nanti malam kamu berbulan madu, tetapi engkau hendak berperang?”</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Zahid menjawab dengan tegas, “Itu tidak mungkin!”</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Lalu Zahid menyitir ayat sebagai berikut, “<i>Jika bapak-bapak, anak-anak, suadara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih baik kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya (dari) berjihad di jalan-Nya. Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.”</i> (QS. 9:24).</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Akhirnya Zahid (Aswad) maju ke medan pertempuran dan mati syahid di jalan Allah.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Rasulullah berkata, “Hari ini Zahid sedang berbulan madu dengan bidadari yang lebih cantik daripada Zulfah.”</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Lalu Rasulullah membacakan Al-Qur’an surat 3 : 169-170 dan 2:154). <i>“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal dibelakang yang belum menyusul mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati</i>“.(QS 3: 169-170).</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i>“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.”</i> (QS. 2:154).</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Pada saat itulah para sahabat meneteskan air mata dan Zulfahpun berkata, “Ya Allah, alangkah bahagianya calon suamiku itu, jika aku tidak bisa mendampinginya di dunia izinkanlah aku mendampinginya di akhirat.”</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">HIKMAH</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Mudah-mudahan bermanfaat dan bisa menjadi renungan buat kita bahwa, “Untuk Allah di atas segalanya, and die as syuhada.” Jazakumullah.</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">***</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Dari Sahabat</span></div></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-64782058678466403892011-11-28T07:03:00.002-08:002012-07-01T05:31:53.714-07:00Kisah Pemburu Cinta<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue'; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"></span></span><br />
<div class="arab" style="background-color: transparent; background-image: url("http://cdn.kisahmuslim.com/wp-content/themes/duplex/images/line-arab.gif"); border-width: 0px; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh',KFGQPC_Naskh,'Traditional Arabic',Tahoma,sans-serif; font-weight: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 30px; outline-width: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: small;"><b style="background-color: transparent; border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ زَوْجَ بَرِيرَةَ كَانَ عَبْدًا يُقَالُ لَهُ مُغِيثٌ كَأَنِّى أَنْظُرُ إِلَيْهِ يَطُوفُ خَلْفَهَا يَبْكِى ، وَدُمُوعُهُ تَسِيلُ عَلَى لِحْيَتِهِ ، فَقَالَ النَّبِىُّ</b><b style="background-color: transparent; border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-converted-space"> </span>– صلى الله عليه وسلم – لِعَبَّاسٍ « يَا عَبَّاسُ أَلاَ تَعْجَبُ مِنْ حُبِّ مُغِيثٍ بَرِيرَةَ ، وَمِنْ بُغْضِ بَرِيرَةَ مُغِيثًا » . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « لَوْ رَاجَعْتِهِ » . قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ تَأْمُرُنِى قَالَ « إِنَّمَا أَنَا أَشْفَعُ » . قَالَتْ لاَ حَاجَةَ لِى فِيهِ</b></span></div><div style="background-color: transparent; border-width: 0px; line-height: 22px; margin: 0px 0px 30px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: small;">Dari Ikrimah dari Ibnu Abbas sesungguhnya suami Barirah adalah seorang budak yang bernama Mughits. Aku ingat bagaimana Mughits mengikuti Barirah kemana dia pergi sambil menangis (karena mengharapkan<span class="Apple-converted-space"> </span><a class="st_tag internal_tag" href="http://kisahmuslim.com/tag/cinta/" rel="tag" style="background-color: transparent; border-bottom: 1px solid rgb(226, 226, 226); border-width: 0px 0px 1px; color: #cc6633; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Posts tagged with cinta">cinta</a><span class="Apple-converted-space"> </span>Barirah, pent). Air matanya mengalir membasahi jenggotnya. Nabi bersabda kepada pamannya, Abbas,<span class="Apple-converted-space"> </span><i style="background-color: transparent; border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Wahai Abbas, tidakkah engkau heran betapa besar rasa cinta Mughits kepada Barirah namun betapa besar pula kebencian Barirah kepada Mughits.”</i><span class="Apple-converted-space"> </span>Nabi bersabda kepada Barirah,<span class="Apple-converted-space"> </span><i style="background-color: transparent; border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Andai engkau mau kembali kepada Mughits?!”</i><span class="Apple-converted-space"> </span>Barirah mengatakan, “Wahai Rasulullah, apakah engkau memerintahkanku?” Nabi bersabda<i style="background-color: transparent; border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">, “Aku hanya ingin menjadi perantara.”</i><span class="Apple-converted-space"> </span>Barirah mengatakan, “Aku sudah tidak lagi membutuhkannya” (HR. Bukhari no. 5283)<br />
<span id="more-1272" style="background-color: transparent; border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></span></div><div class="arab" style="background-color: transparent; background-image: url("http://cdn.kisahmuslim.com/wp-content/themes/duplex/images/line-arab.gif"); border-width: 0px; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh',KFGQPC_Naskh,'Traditional Arabic',Tahoma,sans-serif; font-weight: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 30px; outline-width: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: small;"><b style="background-color: transparent; border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">فَأَعْتَقْتُهَا ، فَدَعَاهَا النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فَخَيَّرَهَا مِنْ زَوْجِهَا فَقَالَتْ لَوْ أَعْطَانِى كَذَا وَكَذَا مَا ثَبَتُّ عِنْدَهُ . فَاخْتَارَتْ نَفْسَهَا</b></span></div><div style="background-color: transparent; border-width: 0px; line-height: 22px; margin: 0px 0px 30px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: small;">“Setelah membeli seorang budak bernama Barirah, Aisyah memerdekannya. Setelah merdeka, Nabi memanggil Barirah lalu memberikan hak pilih kepada Barirah antara tetap menjadi<span class="Apple-converted-space"> </span><a class="st_tag internal_tag" href="http://kisahmuslim.com/tag/istri/" rel="tag" style="background-color: transparent; border-bottom: 1px solid rgb(226, 226, 226); border-width: 0px 0px 1px; color: #cc6633; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Posts tagged with istri">istri</a><span class="Apple-converted-space"> </span>Mughits atau berpisah dari suaminya yang masih berstatus budak.<br />
Barirah mengatakan, “Walau Mughits memberiku sekian banyak harta aku tidak mau menjadi isterinya”. Barirah memilih untuk tidak lagi bersama suaminya.” (HR. Bukhari no. 2536 dari Aisyah).</span><br />
<a name='more'></a></div><div style="background-color: transparent; border-width: 0px; line-height: 22px; margin: 0px 0px 30px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: small;">Dua hadits di atas mengisahkan seorang budak wanita yang bernama Barirah. Semasa dia menjadi budak, dia memiliki seorang suami yang juga seorang budak. Jadi suami istri adalah sama-sama budak. Suatu ketika pada tahun sembilan atau sepuluh Hijriyah, Aisyah membeli Barirah dari pemiliknya. Setelah menjadi miliknya, Aisyah memerdekakan Barirah dari perbudakan dan ketika itu suami Barirah yaitu Mughits masih berstatus sebagai budak. Jika seorang budak wanita yang memiliki suami itu merdeka maka dia memiliki hak pilih antara tetap menjadi istri dari suami yang masih berstatus sebagai budak ataukah berpisah dari suami yang lama untuk mencari suami yang baru. Oleh karena itu setelah merdeka, Nabi memanggil Barirah dan menyampaikan adanya hak ini kepadanya. Ternyata Barirah memilih untuk berpisah dari suaminya. Selama rentang waktu untuk memilih inilah, Mughits selalu membuntuti kemana saja Barirah pergi. Mughits berjalan di belakang Barirah sambil berurai air mata bahkan air mata pun sampai membasahi jenggotnya karena demikian derasnya air mata tersebut keluar. Ini semua dia lakukan dalam rangka mengharap iba dan belas kasihan Barirah sehingga tetap memilih untuk bersama Mughits. Kondisi ini pun membuat Nabi merasa iba. Sampai-sampai beliau memberi saran dan masukan kepada Barirah agar kembali saja kepada Mughits, suaminya. Namun Barirah adalah seorang wanita yang cerdas. Beliau tahu bahwa saran Nabi itu status hukumnya berbeda dengan perintah Nabi. Oleh karenanya, Barirah bertanya kepada Nabi apakah yang Nabi sampaikan itu sekedar saran ataukah perintah seorang Nabi kepada salah satu umatnya yang wajib ditaati apapun kondisinya. Setelah Nabi menjelaskan bahwa yang Nabi sampaikan hanya sekedar saran maka Barirah menegaskan bahwa dia sama sekali tidak memiliki keinginan untuk kembali kepada Mughits.</span></div><div style="background-color: transparent; border-width: 0px; line-height: 22px; margin: 0px 0px 30px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: small;"><b style="background-color: transparent; border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Petikan pelajaran:</b></span></div><ul style="background-color: transparent; border-width: 0px; list-style-type: none; margin: 0px 0px 25px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><li style="background-color: transparent; border-width: 0px; list-style-position: outside; list-style-type: disc; margin: 0px 0px 10px 15px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: small;">Budak itu tidak sekufu alias setara dalam pernikahan dengan orang merdeka. Oleh karena itu, Barirah memiliki hak untuk memilih antara tetap bersama Mughits ataukah berpisah untuk mencari suami yang lain.</span></li>
<li style="background-color: transparent; border-width: 0px; list-style-position: outside; list-style-type: disc; margin: 0px 0px 10px 15px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: small;">Para sahabat Nabi itu memelihara jenggotnya. Di antara mereka adalah Mughits sehingga dikatakan bahwa air mata Mughits itu membasahi jenggotnya. Sehingga orang yang demikian benci dengan jenggotnya sampai-sampai dikerok secara berkala adalah orang yang tidak mau meneladani para sahabat Nabi dalam masalah ini bahkan tergolong tidak mau taat kepada Nabi yang memerintahkan umatnya untuk memilhara jenggot. Seorang laki-laki itu akan semakin gagah dan berwibawa mana kala memelihara jenggot. Dikatakan bahwa Abu Hurairah suatu ketika pernah berkata,</span></li>
</ul><div class="arab" style="background-color: transparent; background-image: url("http://cdn.kisahmuslim.com/wp-content/themes/duplex/images/line-arab.gif"); border-width: 0px; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh',KFGQPC_Naskh,'Traditional Arabic',Tahoma,sans-serif; font-weight: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 30px; outline-width: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: small;"><b style="background-color: transparent; border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">إن يمين ملائكة السماء والذي زين الرجال باللحى والنساء بالذوائب</b></span></div><div style="background-color: transparent; border-width: 0px; line-height: 22px; margin: 0px 0px 30px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: small;">“Sesungguhnya ucapan sumpah para malaikat yang ada di langit adalah kalimat demi zat yang menjadikan seorang pria itu makin tampan dengan jenggot dan menjadikan perempuan semakin menawan dengan jalinan rambut” (<i style="background-color: transparent; border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tarikh Dimasyq</i><span class="Apple-converted-space"> </span>karya Ibnu ‘Asakir tahqiq Abu Said Umar bin Gharamah al ‘Amrawi, juz 36 hal 343, terbitan Darul Fikr Beirut tahun 1416 H)</span></div><ul style="background-color: transparent; border-width: 0px; list-style-type: none; margin: 0px 0px 25px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><li style="background-color: transparent; border-width: 0px; list-style-position: outside; list-style-type: disc; margin: 0px 0px 10px 15px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: small;">Saran atau nasihat Nabi itu berbeda dengan perintahnya. Saran Nabi untuk person tertentu itu hasil finalnya kembali kepada pilihan person tersebut. Sedangkan perintah Nabi itu adalah sesuatu yang harus ditaati tanpa ada pilihan yang lain.</span></li>
</ul><div class="arab" style="background-color: transparent; background-image: url("http://cdn.kisahmuslim.com/wp-content/themes/duplex/images/line-arab.gif"); border-width: 0px; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh',KFGQPC_Naskh,'Traditional Arabic',Tahoma,sans-serif; font-weight: normal; line-height: 22px; margin: 0px 0px 30px; outline-width: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: small;"><b style="background-color: transparent; border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ �2صِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا (36)</b></span></div><div style="background-color: transparent; border-width: 0px; line-height: 22px; margin: 0px 0px 30px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: small;">Yang artinya,<span class="Apple-converted-space"> </span><i style="background-color: transparent; border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa durhaka terhadap Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.”</i><span class="Apple-converted-space"> </span>(QS. al Ahzab:36)</span></div><ul style="background-color: transparent; border-width: 0px; list-style-type: none; margin: 0px 0px 25px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><li style="background-color: transparent; border-width: 0px; list-style-position: outside; list-style-type: disc; margin: 0px 0px 10px 15px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: small;"><a class="st_tag internal_tag" href="http://kisahmuslim.com/tag/kisah/" rel="tag" style="background-color: transparent; border-bottom: 1px solid rgb(226, 226, 226); border-width: 0px 0px 1px; color: #cc6633; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Posts tagged with kisah">Kisah</a><span class="Apple-converted-space"> </span>di atas menunjukkan bahwa cinta itu terkadang bertepuk sebelah tangan. Dalam<span class="Apple-converted-space"> </span><a class="st_tag internal_tag" href="http://kisahmuslim.com/tag/kisah/" rel="tag" style="background-color: transparent; border-bottom: 1px solid rgb(226, 226, 226); border-width: 0px 0px 1px; color: #cc6633; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Posts tagged with kisah">kisah</a><span class="Apple-converted-space"> </span>di atas nampak sekali besarnya rasa cinta Mughits kepada Barirah namun Barirah demikian benci kepada Mughits.<br />
Cinta itu tidak harus memiliki. Terkadang rasa cinta tidak harus berujung dengan pernikahan yang langgeng. Lihatlah kandasnya cinta Mughits dan sebuah kenyataan pahit harus ditelan oleh Mughits yaitu tidak bisa lagi memiliki Barirah.</span></li>
<li style="background-color: transparent; border-width: 0px; list-style-position: outside; list-style-type: disc; margin: 0px 0px 10px 15px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: small;">Kisah di atas juga menunjukkan bahwa cinta yang over dosis itu bisa menghilangkan rasa malu sehingga menyebabkan pelakunya melakukan berbagai hal yang sebenarnya memalukan.</span></li>
</ul><div style="background-color: transparent; border-width: 0px; line-height: 22px; margin: 0px 0px 30px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br />
</div><div style="background-color: transparent; border-width: 0px; line-height: 22px; margin: 0px 0px 30px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: small;"><b style="background-color: transparent; border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Penulis: Ustadz Aris Munandar, S.S, M.A.</b></span></div></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-41050645173491695182011-11-26T21:08:00.001-08:002012-07-01T05:31:17.526-07:00Pengertian rukun Islam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="MsoNormal" dir="rtl" style="color: black; direction: rtl; line-height: 150%; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-size: x-small;"><b><u><span style="text-decoration: none;"><br />
</span></u></b></span></b></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnG3CP87mN9pR7X40f_btWRzY_9GRlNiLacC9wtx7XUiQdIZicDKHt0x2HFjF_oGo2U5deHvIUMJwNO2u_-O-aLp-ElU5BXh8zgteCDpKx6VWZumcRE8kB33jC27LPaCYQoit4t4EBpG8/s1600/Rasul+.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnG3CP87mN9pR7X40f_btWRzY_9GRlNiLacC9wtx7XUiQdIZicDKHt0x2HFjF_oGo2U5deHvIUMJwNO2u_-O-aLp-ElU5BXh8zgteCDpKx6VWZumcRE8kB33jC27LPaCYQoit4t4EBpG8/s200/Rasul+.jpg" width="161" /></a><b><span style="font-size: x-small;"><b><u><span style="text-decoration: none;"></span></u></b></span></b><br />
<div class="MsoNormal" dir="rtl" style="color: black; direction: rtl; line-height: 150%; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-size: x-small;"><b><u><span style="text-decoration: none;"> </span></u></b><span style="line-height: 150%;">عن أبي عـبد الرحمن عبد الله بن عـمر بـن الخطاب رضي الله عـنهما ،</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr" style="line-height: 150%;"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> </span><span style="line-height: 150%;">قـال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسـلم يقـول : بـني الإسـلام على خـمـس</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr" style="line-height: 150%;"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> : </span><span style="line-height: 150%;">شـهـادة<span style="font-size: small;"> </span></span></span></b></div><div class="MsoNormal" dir="rtl" style="color: black; direction: rtl; line-height: 150%; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;"><b><span style="line-height: 150%;"> أن لا إلـه إلا الله وأن محمد رسول الله ، وإقامة الصلاة ، وإيـتـاء</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr" style="line-height: 150%;"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> </span><span style="line-height: 150%;">الـزكـاة ، وحـج البيت ، وصـوم رمضان</span></b></span></div><span style="font-size: small;"><br />
</span> <br />
<div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dari Abu Abdirrohman Abdulloh bin Umar bin Khoththob rodhiyallohu ‘anhuma, dia berkata “Aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: ’Islam itu dibangun di atas lima perkara, yaitu: Bersaksi tiada sesembahan yang haq kecuali Alloh dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Alloh, menegakkan sholat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitulloh, dan berpuasa pada bulan Romadhon.”(HR.Bukhori dan Muslim)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kedudukan Hadits</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Hadits ini merupakan hadits yang agung karena menyebutkan tonggak-tonggak Islam atau yang disebut dengan Rukun Islam. Berpangkal dari kelima rukun tersebut Islam dibangun.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Macam-macam penggunaan istilah Islam</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Istilah islam digunakan dalam dua bentuk, yaitu:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">1. Islam ‘Am berarti berserah diri kepada Allah dengan cara bertauhid, tunduk kepada-Nya dalam bentuk ketaatan serta bersih dan benci dari syirik dan penganutnya. Islam dalam pengertian ini merupakan ke-Islam-an makhluk secara umum tak seorangpun keluar dari ketentuan ini baik suka atau-pun terpaksa. Islam seperti ini-lah Islam yang diajarkan oleh seluruh rasul.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">2. Islam Khos berarti Islam yang dibawa oleh Muhammad shallallaahu álaihi wa sallam, yaitu: mencakup Islam dengan makna ‘am yang sesuai dengan tuntunan Muhammad shallallaahu álaihi wa sallam. Jika istilah Islam datang secara mutlaq maka maksudnya adalah Islam khos.</span><br />
<a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Syahadatain</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Syahadat tidaklah sah sehingga terkumpul padanya tiga hal: keyakinan hati, ucapan lisan dan menyampaikan kepada orang lain. Dalam kondisi tertentu terkadang diperbolehkan untuk tidak menyampaikan kepada orang lain. Makna syahadat “la ilaha illa’llahu” adalah menafikan hak disembah pada selain Allah dan menetapkan hanya Allah-lah yang berhak untuk disembah. Konsekuensinya harus mentauhidkan Allah dalam ibadah, oleh karena itu kalimat tersebut dinamakan sebagai kalimat tauhid.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Makna syahadat “Muhammad Rasulullah” adalah meyakini dan menyatakan bahwa Muhammad bin Abdillah adalah benar-benar utusan Allah yang mendapatkan wahyu berupa Kalamullah untuk disampaikan kepada manusia seluruhnya. Dan dia adalah penutup para Rasul. Konsekuensi dari syahadat ini yaitu membenarkan beritanya, mentaati perintahnya, menjauhi larangannya dan beribadah kepada Allah hanya dengan syar’iatnya .</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Utusan Allah dari kalangan manusia mendapatkan wahyu melalui utusan Allah dari kalangan malaikat maka tidak-lah mereka langsung mendapatkan dari Allah kecuali pada sebagian, sesuai dengan kehendak Allah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Hukum meninggalkan rukun Islam.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Hukum meninggalkan Rukun Islam dapat diperinci sebagai berikut:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">1. Meninggalkan syahadatain hukumnya kafir secara ijma’.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">2. Meninggalkan shalat hukumnya kafir menurut jumhur ulama atau ijma’ sahabat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">3. Meninggalkan rukun yang lainnya hukumnya tidak kafir menurut jumhur ulama.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Meninggalkan disini dalam arti tidak mengerjakan dengan meyakini kebenarannya dan kewajibannya, adapun jika tidak meyakini kebenarannya dan kewajibannya maka hukumnya kafir walaupun mengerjakannnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Pembagian Rukun Islam</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Rukun islam terbagi menjadi empat kelompok yaitu:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">1. Amal i’tiqodiyah yaitu syahadataian</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">2. Amal badaniyah yaitu solat dan puasa.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnG3CP87mN9pR7X40f_btWRzY_9GRlNiLacC9wtx7XUiQdIZicDKHt0x2HFjF_oGo2U5deHvIUMJwNO2u_-O-aLp-ElU5BXh8zgteCDpKx6VWZumcRE8kB33jC27LPaCYQoit4t4EBpG8/s1600/Rasul+.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">3. Amal maliyah yaitu Zakat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">4. Amal badaniyah dan maliyah yaitu haji.</span></div></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-36901571977414099332011-11-26T20:58:00.002-08:002012-07-01T05:30:53.265-07:0040 Fakta menarik seputar Islam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">Sebagian orang masih banyak yang meragukan tentang kebenaran agama islam ini, tak kecuali adalah mereka yang telah mengaku sebagai muslim. Makanya perlu kita ketahui bahwa Islam adalah agama yang hak dengan beberapa fakta dibawah ini :</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">1. Nama “Muhammad” adalah nama yang paling populer di seluruh dunia (walaupun salah mahomed..mohammed..dll) dan menempati urutan nomor dua di negara Inggris untuk nama bayi laki-laki ( urutan pertama ditempati oleh nama ‘Jack’ )</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">2. Albania merupakan negara satu-satunya di benua Eropa yang 90% penduduknya beragama Islam</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">3. Kata-kata berikut ini diserap dari bahasa Arab : Algebra, Zero, Cotton, Sofa, Rice, Candy, Safron, Balcony, bahkan ‘Alcohol’ juga berasal dari bahasa Arab, Al-Kuhl, yang mempunyai arti bubuk</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">4. Beberapa ayat di dalam Al-Qur’an menggambarkan pentingnya persamaan hak antara pria dan wanita ( secara perhitungan matematik ). Kata “Pria” dan “Wanita” di dalam Al-Qur’an sama-sama berjumlah 24</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">5. Tidak ada apa-apa di dalam Ka’bah</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">6. Islam merupakan agama yang pertumbuhannya paling cepat di dunia menurut banyak sumber, diperkirakan akan menjadi agama nomor 1 pada tahun 2030</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">7. Umat Hindu percaya bahwa di dalam Ka’Bah ada salah satu dari Tuhan mereka yang bernama ‘Shiva Lingam‘</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">8. Nabi Muhammad SAW melaksanakan ibadah haji hanya 2 kali dalam hidupnya<br />
<a name='more'></a></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">9. Jikalau sekarang Al-Qur’an dihancurkan, maka versi arab dari Al-Qur’an akan segera di-recover oleh jutaan muslim, yang disebut Huffaz yang telah menghafalkan kata-kata di dalam Al-Qur’an dari mulai awal sampai dengan akhir ayat.</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">10. Nama original dari kota suci Madinah adalah “Yasthrib"</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">11. pemeluk Islam bertambah 2,9% per tahun. Pertumbuhan ini lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk bumi sendiri yang hanya 2,3% per tahun.</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">12. Berdasarkan data dari Departmen Pertahanan Amerika Serikat. Dari 1,4 juta prajurit di militer Amerika, diperkirakan ada sekitar 3.700 yang beragama Islam ( Muslim ).</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">13. islam menyebar ke bumi nusantara ketika Nabi Muhammad masi hidup</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">14. Sebanyak 8 juta orang Muslim yang kini ada di AS dan 20.000 orang AS masuk Islam setiap tahun setelah peristiwa 9/11</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">15. Jasad Nabi Muhammad pernah ingin dicuri 2 kali, namun kedua2nya gagal dan salah satu yang mencuri dihilangkan oleh Allah dari bumi</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">16. Jasad Firaun (Ramses II) yang tenggelam di laut merah, Baru ditemukan</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. setelah 3000 tahun berada di bawah tanah dan pasir</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">17. Al Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang bisa dihafal jutaan manusia (Hafidz/penghafal Al Qur’an) sehingga keaslian/kesuciannya selalu terjaga.</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">18. Jika agama lain bisa punya lebih dari 4 versi kitab suci yang berbeda satu dengan lainnya, maka Al Qur’an hanya ada satu dan tak ada pertentangan di dalamnya:</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">19. Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi yang berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), radiasi tersebut menembus planet mars dan masih berlanjut. peneliti mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">20. Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air.</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">21. Shalat yang pertama dilakukan oleh Rasulallah Saw menghadap Masjidil Haram adalah shalat Ashar bersama para sahabat, setelah sebelumnya berkiblat ke Masjidil Baitul Maqdis selama enam belas bulan.</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">22. IBRAHIM adalah "Bapak" dari tiga agama besar, yakni "Judaisme", "Nasrani", dan "Islam".</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">23. Malaikat tidak terhitung jumlahnya dan hanya Allah yang mengetahuinya.</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">24. Islam, berarti "submisi" atau "menyerah" kepada satu Tuhan, Allah. "Islam" juga berasal dari kata "salam", "perdamaian" dan yang kedua dalam arti "berserah diri". demikian, arti dari "Islam" adalah "kedamaian yang sempurna yang datang bila kita hidup berserah diri kepada Allah".</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">25. Rasulullah pernah membelah bulan menjadi 2 bagian, dengan hanya menunjuk bulan dengan jarinya. diabadikan Allah dalam al-Qur'an surah Al-Qamar ayat 1: "Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah."</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">26. sebelum Nabi Ibrahim menginjakkan kakinya ke tanah Makkah sudah ada bangunan Ka'bah yang telah dibangun oleh malaikat dan generasi</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">sebelum Nabi Ibrahim as. Hal itu dapat dipahami dari kata "Yarfa'u" meninggikan berarti meninggikan bangunan yang sudah ada.</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">27. Aliran sesat di Indonesia dalam rentangan waktu selama 6 tahun saja (2001 – 2006) telah mencapai angka 250 aliran.</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">28. Rasulullah menyebutkan ada 73 golongan dalam islam, dan hanya 1 yang akan masuk jannah yaitu "Al Jama’ah".</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">29. Nabi Muhammad tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis, namun ingatannya sangat kuat dan sangat cerdas.</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">30. kata2 terakhir Nabi Muhammad sebelum wafat adalah "Ummatii … ummatii … ummatii" yang mengungkapkan betapa besar cintanya kepada umatnya.</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">31. Selama 23 kali perang semasa Rasulullah memimpin, hanya sekali kekalahan yang di derita kaum muslimin, yakni, perang uhud</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">32. Musa A.S adalah nama yang paling sering disebut dalam Al-Qur'an, sedangkan maryam adalah satu2nya nama perempuan yang disebut dalam Al-Qur'an.</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">33. Al-Qur'an adalah buku terlaris di benua eropa.</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">34. Semua anak Nabi Muhammad, yakni, Al-Qasim,Abdullah dan Ibrahim, meninggal kurang lebih pada usia 2 tahun. Allah sengaja memanggil mereka lebih awal agar kaum muslimin tidak mengangkat mereka menjadi rasul yang baru.</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">35. Imam Ali bin Abi Thalib adalah satu-satunya orang yang pernah lahir di dalam Ka’bah.</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">36. Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam.</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">37. Al Khowarizmi (matematika), Jabir Ibn Hayyan (kimia), Ibnu Khaldun (sosiologi dan sejarah), Ibnu Sina (kedokteran), Ar Razi (kedokteran), Al Biruni (fisika), Ibnu Batutah (antropologi) adalah contoh dari ratusan cendikiawan muslim yang menjadi rujukan dalam ilmu pengetahuan modern.</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">38. Hijir Ismail ini dahulu merupakan tempat tinggal Nabi Ismail, disitulah Nabi Ismail tinggal semasa hidupnya dan kemudian menjadi kuburan beliau dan juga ibunya.</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;">39. Maqom Ibrahim bukanlah kuburan Nabi Ibrahim sebagaimana dugaan atau pendapat sebagian orang. Maqom Ibrahim adalah batu pijakan pada saat Nabi Ibrahim membangun Ka'bah.</div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br />
</div><span style="font-family: inherit;">40. pasukan Salib datang ke Timur ketika Khalifah Bani Abbas berada dalam masa kemunduran. Tak diduga, banyak anggota pasukan Salib tertarik kepada Islam dan kemudian menggabungkan diri dengan pasukan Salib lainnya. Thomas Arnold, dalam Al Da'wah ila Al Islam, menyebutkan bahwa mereka masuk Islam setelah melihat kepahlawanan Salahuddin sebagai cerminan ajaran Islam.</span></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-13236712756529836362011-11-26T06:17:00.001-08:002012-07-01T05:30:26.108-07:00Juwairiyah, Kaum Penyembah Berhala Yang Menjadi Istri Rasul<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Parasnya begitu cantik, luas ilmunya dan mulia akhlaknya. Begitulah sejarah Islam melukiskan Juwairiyah binti Al-Harits. Sejatinya, ia bernama Barrah. Wanita itu berasal dari Bani Musthaliq yang menyembah berhala. Ayahnya, Al-Harits, adalah pemimpin kaumnya yang gemar menyembah patung dan sangat memusuhi Islam.<br />
<br />
Burrah sempat menikah dengan seorang pemuda yang bernama Musafi' bin Shafwan. Ayahnya berencana untuk menyerang kaum Muslimin di Madinah.<br />
Bani Musthaliq sangat bernafsu untuk mengalahkan pasukan tentara Islam dan mengambil alih kekuasaan di antara suku-suku Arab. Rencana itupun sampai ke telinga Rasulullah SAW.<br />
<br />
Untuk memastikan kabar itu, Nabi SAW lalu menugaskan Buraidah bin Al-Hushaid untuk memastikan kebenaran informasi itu.<br />
Ternyata, rencana penyerangan yang akan dilakukan Bani Musthaliq itu tak sekedar isu melainkan kenyataan. Rasulullah pun menyusun kekuatan dan menyerang terlebih dahulu.<br />
<br />
Pertempuran tentara Islam melawan kaum kafir dari Bani Musthaliq itu dikenal sebagai perang Perang Muraisi' dan terjadi pada bulan Sya'ban tahun kelima Hijrah.<br />
Dalam pertempuran itu, umat Islam meraih kemenangan. Pemimpin bani Musthaliq, Al-Harits melarikan diri dari medan peperangan dan suami Barrah tewas terbunuh.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Seluruh penduduk yang selamat, termasuk Barrah menjadi tawanan. Sebagai seorang terpelajar, mengetahui dirinya menjadi tawanan, Barrah mengajukan tawaran untuk membebaskan diri. Ia lalu mencoba bernegosiasi dan meminta bertemu dengan Nabi SAW. Upayanya membuahkan hasil.<br />
<br />
"Rasulullah, aku Barrah, putri dari Al Harits. Ayahku adalah pemimpin kaumku. Sekarang aku ditimpa kemalangan dengan menjadi tawanan perang dan jatuh ke tangan Tsabit bin Qais. Ia memang lelaki baik, tidak pernah berlaku buruk padaku. Namun ketika kukatakan aku ingin menebus diri, ia membebaniku dengan sembilan keping emas. Maka kupikir lebih baik minta perlindungan padamu. Tolong, bebaskan aku!" ujarnya.<br />
<br />
Nabi SAW berpikir sejenak. Lalu Rasulullah SAW balik bertanya, "Maukah engkau yang lebih baik dari itu?" <br />
<br />
Seketika Barrah tercengang dan balik bertanya, "Apakah gerangan itu, wahai Rasulullah?<br />
Lalu Nabi SAW berkata, "Aku tebus dirimu, lalu kunikahi engkau." <br />
<br />
Mendengar jawaban Nabi SAW, wajah Barrah pun berubah berseri-seri. <br />
<br />
"Baiklah, wahai Rasulul lah," tutur Burdah. Lalu Rasulullah SAW menikahinya dan nama Barrahpun diganti menjadi Juwai riyah.<br />
<br />
Seperti diriwayatkan Aisyah RA, kabar pernikahan Rasulullah dan Juwairiyah menyebar cepat di kalangan kaum Muslimin. Secara tak terduga, pernikahan itu menjadi berkah bagi kaum Bani Musthaliq yang tertawan dan menjadi budak. Para sahabat membebaskan semua tawanan yang masih memiliki hu bungan kekerabatan dengan Juwairiyah. </div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-12649259144587348832011-11-26T06:12:00.001-08:002012-06-30T16:22:31.550-07:00Iskandar Zulkarnaen, Peleburan Kerajaan Timur dan Barat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Sejak kecil, Iskandar sudah tidak senang melihat peperangan antara timur, yaitu kerajaan Persia, dan Barat, Kerajaan Romawi. Perang itu tak ada hentinya dari tahun ke tahun, malah dari abad ke abad.<br />
Ribuan manusia tewas, kerugian harta benda tak terhitung lagi jumlahnya, apalagi kerusakan lingkungan hidup, merugikan manusia itu sendiri. <br />
<br />
Untuk menghentikan permusuhan antara timur dan barat, Iskandar bercita-cita mendirikan sebuah kerajaan yang dapat menyatukan wilayah timur dan barat.<br />
Iskandar pun tumbuh menjadi manusia dewasa yang saleh, berakhlak dan berbudi tinggi. Atas segala kesalehannya itu, Allah mengaruniakan kepadanya segala kelebihan yang dimiliki oleh seorang pemimpin, lalu Allah memerintahkan untuk menyeru manusia kepada agama tauhid.<br />
Mula-mula dengan tentaranya yang lengkap dan kuat, dia menuju ke barat wilaya Maroko, tempat terbenamnya matahari. Dilihatnya matahari itu terbenam di mata air yang berlumpur, lautan Atlantik sekarang ini.<br />
<a name='more'></a><br />
Di situ ia bertemu dengan bangsa yang senantiasa berbuat kerusakan dan kejahatan. Bukan saja merusak permukaan bumi dan mengacaukannya, tetapi juga sudah menjadi tabiat mereka suka membunuh orang-orang yang tidak bersalah sekalipun. Bahkan mereka tidak beragama.<br />
Sebelum melakukan tindakan, terlebih dahulu Iskandar menadahkan tangannya ke langit, memohon petunjuk kepada Allah, tindakan apa sebaiknya yang harus dilakukan terhadap bangsa yang begitu kejam, apakah bangsa itu akan digempurnya habis-habisan, atau akan dibiarkan begitu saja?<br />
Allah lalu memberinya dua pilihan: digempur habis-habisan sebagai balasan atas kekejaman mereka, atau di ajar dan didik agar mereka kembali kepada kebenaran dan menyembah Allah serta meninggalkan segala kejahatan.<br />
Iskandar Zulkarnain memutuskan menggempur mereka yang durhaka dan jahat, sedangkan orang yang baik akan dilindungi. Sebelumnya ia berkata kepada bangsa tersebut, “Siapa yang aniaya, akan kami siksa dan dikembalikan kepada Tuhan, agar Tuhan memberikan siksa yang lebih pedih lagi. Adapun orang-orang yang saleh dan baik, akan kami lindungi, dan kepadanya kami hanya akan memerintahkan kewajiban-kewajiban yang ringan.”<br />
Kemudian tentaranya bergerak menewaskan setiap orang yang kejam, melindungi setiap orang yang baik. Akhirnya negeri itu dapat diamankan dan di tentramkan serta di atur sebaik-sebaiknya, penuh dengan kehidupan bahagia dan makmur,<br />
Setelah selesai menunaikan kewajiban terhadap bangsa dan negeri itu, Iskandar dengan tentaranya menuju ke arah timur, India. Dilihatnya matahari di atas bangsa yang musyrik, yang menyembah banyak tuhan, yaitu bangsa Hindustan.<br />
Bangsa dan negeri itu pun dapat ditaklukkan, diamankan dan ditentramkannya, serta diatur sebaik-baiknya sehingga setiap orang dapat merasakan hidup aman, tentram dan bahagia. Bangsa itu juga dapat dikeluarkan dari lembah kesesatan.<br />
Selesailah sudah kewajibannya terhadap bangsa dan negeri itu. Ia lalu menuju ke utara, negeri Armenia, melalui Persia dan Azarbaijan. Kemenangan demi kemenangan dicapainya selama dalam perjalanan itu, akhirnya sampailah di suatu tempat, di sana ia bertemu dengan suatu bangsa yang selalu dalam ketakutan dan ke khawatiran, karena ternyata negeri itu berbatasan dengan bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang terkenal kuat dan kejam. Bukan sekali dua kali saja, tetapi seringkali bangsa Ya’juj dan Ma;juj itu datang menyerang mereka, menghancurkan apa saja yang didapatinya dan membunuh siapa saja yang dijumpainya.<br />
Kedatangan Iskandar ini, mereka sambut dengan segala kehormatan dan kegembiraan, karena mereka tahu dari kabar yang beredar bahwa Iskandar adalah Raja yang kuat dan paling adil di muka bumi ini.<br />
Lalu mereka meminta bantuan kepada Iskandar, agar dilindungi dari serangan Ya’juj dan Ma’juj. Mereka memohon supaya antara negeri mereka dan negeri Ya’juj dan Ma’juj dibangun dinding raksasa yang tidak dapat ditembus. Sebagai imbalannya mereka sanggup membayar mahal Iskandar.<br />
Mendengar permohonan itu, menjawab, “Saya tidak mengharapkan upah dari kalian, nikmat dan pemberian Tuhanku lebih berharga daripada upah itu. Hanya kepada kalian saya minta kaum pekerja dan alat-alatnya: besi, tembaga, arang batu dan kayu.”<br />
Setelah semuanya terkumpul, ia mulai bekerja dengan bantuan para pekerja. Mula-mula menyalakan api dengan kayu dan arang batu, diambilnya besi, lalu dileburkannya dengan api, setelah besi itu mencair, dituangkannya tembaga, dan diaduk menjadi satu. Dengan bahan campuran inilah di dirikan dinding raksasa antara negeri itu dan negeri Ya’juj dan Ma’juj. Dinding besi raksasa itu tidak dapat di tembus dan di lubangi oleh siapapun dan oleh apapun.<br />
“Dinding ini adalah rahmat dari Tuhan kepada kalian, hanya tuhanlah yang dapat menembus dinding ini, jika dikehendakinya,” kata Iskandar. Maka aman dan tentramlah negeri tersebut.<br />
Iskandar Zulkarnain dapat menaklukkan negeri-negeri yang terbentang antara timur dan barat. Dengan demikian cita-citanya untuk mempersatukan kerajaan di timur dan barat tercapai. Negeri yang berada di bawah kekuasaannya, antara lain Maroko, Romawi, Yunani, Mesir, Persia dan India. <br />
<br />
Berkat ilmu dan pengetahuannya yang luas, serta dasar ketuhanan yang selalu dipagang teguh dalam mendirikan kerajaan yang besar itu. Penduduknya hidup dengan aman, tentram dan makmur.<br />
Kebesaran dan kejayaan itu tidak membuatnya buta dan lupa akan nikmat yang diberikan Allah SWT.</div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-47515138315223475632011-11-26T06:04:00.001-08:002012-06-30T16:22:14.117-07:00Kapal penakluk perang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><a class="highslide" href="http://www.suaramedia.com/images/stories/sejara/kapal1.jpg"> <img align="left" alt="Penaklukan Afrika Utara (647 M- 709 M) merupakan peristiwa penting dan bersejarah selama masa kekuasaannya. Gubernur Mesir kala itu, Amr Ibnu Ash, merasa terganggu oleh kekuasaan Romawi di Afrika Utara. Karenanya, Amr Ibnu Ash mengerahkan pasukan di bawah pimpinan Jenderal Uqbah untuk menaklukkan wilayah Afrika Utara itu. (Berita SuaraMedia)" border="0" class="caption" height="200" src="http://www.suaramedia.com/images/resized/images/stories/sejara/kapal1_200_200.jpg" title="Penaklukan Afrika Utara (647 M- 709 M) merupakan peristiwa penting dan bersejarah selama masa kekuasaannya. Gubernur Mesir kala itu, Amr Ibnu Ash, merasa terganggu oleh kekuasaan Romawi di Afrika Utara. Karenanya, Amr Ibnu Ash mengerahkan pasukan di bawah pimpinan Jenderal Uqbah untuk menaklukkan wilayah Afrika Utara itu. (Berita SuaraMedia)" width="200" /></a> <a class="highslide" href="http://www.suaramedia.com/images/stories/sejara/kapal1.jpg" style="color: black;">Ilmu astronomi berkembang seiring dengan kebutuhan penjelajahan kaum Muslim ke berbagai belahan dunia. Pasalnya, astronomi bermanfaat untuk navigasi dalam upaya menjangkau negerinegeri yang jauh dari wilayah kekuasaan Islam. Dengan demikian, astronomi membantu mengembangkan misi dakwah Islam, juga memperkuat perkembangan ilmu pengetahuan umat. Dalam proses menggapai dua misi itu, tak jarang umat Islam harus berhadapan dengan pasukan musuh yang menghadang.</a><br />
Maka dibutuhkan pasukan perang yang kuat dengan bekal pengetahuan perbintangan yang mumpuni. Dalam satu dekade sejak penaklukan Mesir, umat Islam berhadapan dengan Byzantium (Kekaisaran Romawi). Dalam persaingan itu, umat Islam berhasil menguasai Laut Tengah bagian timur, yakni Cyprus sekitar tahun 30 H (649 M), dan Rhodes pada tahun 52 H (672 M).<br />
<br />
Pada saat itu, Kekaisaran Romawi memiliki armada angkatan laut yang hebat dan kuat di Laut Tengah. Mereka menjadi salah satu kekuatan militer terkuat di dunia pada zamannya. Maka, umat Muslim berpikir bagaimana cara melawan angkatan laut yang tak terkalahkan itu. Sejak saat itulah dibentuk armada angkatan laut Muslim. Di sini navigasi diperlukan untuk menuntun arah hingga ke tempat-tempat yang mereka tuju.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Kaum Muslim berkeyakinan, makin teliti seorang navigator dalam menentukan posisinya di tengah laut, berdasarkan peredaran matahari, bulan, atau bintang, makin tinggi pula akurasi perhitungan waktu dan tempat yang dituju. Dengan demikian, persiapan logistik selama perjalanan pun dapat dilakukan secara lebih matang.<br />
<br />
Ada kaidah berbunyi Ma laa yatimmul waajib illaa bihi, fahuwa wajib (apa yang mutlak diperlukan untuk menyempurnakan sesuatu kewajiban, hukumnya wajib pula). Kaidah ini menjadi pedoman bagi kaum Muslimin dalam menyiapkan peperangan melawan Kaisar Romawi ketika itu.<br />
<br />
Mereka mulai mempelajari teknik perkapalan, navigasi dengan astronomi maupun kompas, dan mesiu. "Bangsa Arab sangat cepat menanggapi kebutuhan akan angkatan laut yang kuat untuk mempertahankan dan mempersatukan daerah kekuasaannya," jelas Ahmad Y. Al-Hassan dan Donald R Hill dalam karyanya Islamic Technology: An Illustrated History.<br />
<br />
Selama era kekuasaan Bani Ummayah, Khalifah Mu'awiyah (602M-680M) berusaha memulihkan kembali kesatuan wilayah Islam. Setelah berhasil mengamankan situasi dalam negeri, Mu'awiyah segera mengerahkan pasukan untuk perluasan wilayah kekuasaan.<br />
<br />
Penaklukan Afrika Utara (647 M- 709 M) merupakan peristiwa penting dan bersejarah selama masa kekuasaannya. Gubernur Mesir kala itu, Amr Ibnu Ash, merasa terganggu oleh kekuasaan Romawi di Afrika Utara. Karenanya, Amr Ibnu Ash mengerahkan pasukan di bawah pimpinan Jenderal Uqbah untuk menaklukkan wilayah Afrika Utara itu.<br />
<br />
Pasukan Uqbah akhirnya berhasil menguasai Kairowan hingga ke bagian selatan wilayah Tunisia. Khalifah Mu'awiyah kemudian membangun benteng untuk melindungi kota Kairowan dari serangan pasukan Berber dan menjadikan kota Kairowan sebagai ibukota propinsi Afrika Utara.<br />
<br />
Mu'awiyah tercatat sebagai pendiri armada angkatan laut Islam. Ia pernah menjabat sebagai Gubernur Syria, ketika kekhalifahan Islam dipimpin oleh khalifah rasyidah ketiga, Ustman bin Affan. Selama itu pula Mu'awiyah telah memiliki lima puluh armada laut yang tangguh. Pasukan laut ini akhirnya berhasil menaklukkan Cyprus (649 M), Rhodes (672 M), dan kepulauan lainnya di sekitar Asia Kecil.<br />
<br />
Dengan penaklukan Afrika Utara (647 M- 709 M) dan Spanyol (705-715 M), kirakira 40 tahun kemudian, armada angkatan laut Islam di seluruh Laut Tengah menjelma sebagai yang terkuat dan tak terkalahkan hingga dua abad berikutnya. Pasukan ekspedisi dari Afrika Utara menduduki Sisilia pada tahun 211 H (837 M). Angkatan laut tersebut hingga masuk ke wilayah pantai Italia dan Prancis Selatan.<br />
<br />
<b>Armada laut Turki Ustmani</b><br />
Berselang beberapa abad kemudian, Kesultanan Ustmani (Ottoman) juga mampu mengalahkan kekuatan Kaisar Romawi. Mereka berhasil menundukkan Konstantinopel (ibu kota Kekaisaran Byzantium) pada tahun 1453. Sejak itu, pemerintahan Ustmani mulai mengembangkan Istanbul (kota Islam) menjadi pusat pelayaran. <br />
<br />
Bahkan, Sultan Muhammad II pun menetapkan lautan dalam Golden Horn sebagai pusat industri dan gudang persenjataan maritim. Dia juga mengangkat komandan angkatan laut, Hamza Pasha, untuk membangun industri dan gudang persenjataan laut.<br />
<br />
Kesultanan Ustmani juga membuat sebuah kapal di Gallipoli Maritime Arsenal. Dengan komando Gedik Ahmed Pasha (tahun 1480 M), Kesultanan Ustmani memperkokoh basis kekuatan lautnya di Istanbul. Maka tak heran, jika marinir Turki mendominasi Laut Hitam dan menguasai Otranto.<br />
<br />
Pada era kekuasaan Sultan Salim I (1512 M-1520 M), Kesultanan Turki Ustmani memodifikasi pusat persenjataan maritim di Istanbul. Salim I berambisi menciptakan negara yang kuat, tangguh di darat dan laut. Ia bertekad memiliki angkatan laut yang besar dan kuat untuk menguasai lautan. <br />
<br />
Pembangunan dan perluasan pusat persenjataan maritim pun dilakukan dari Galata sampai ke Sungai Kagithane di bawah pengawasan Laksamana Cafer. Pembangunan dan perluasan ini rampung pada tahun 1515 M. Proyek besar ini menyedot dana hingga sekitar 50 ribu koin.<br />
<br />
Selain mengembangkan pusat persenjataan Maritim Istanbul, Sultan Salim I juga memerintahkan membuat beberapa kapal laut berukuran besar. Selang beberapa tahun kemudian, sebanyak 150 unit kapal selesai dibuat. Dengan kekuatan yang dahsyat itu, Sultan Salim I pernah mengatakan, "Jika Scorpions (pasukan Kristen) menempati laut dengan kapalnya, jika bendera Paus dan raja-raja Prancis serta Spanyol berkibar di Pantai Trace, itu semata-mata karena toleransi kami."<br />
<br />
Dengan memiliki armada kapal laut terbesar di dunia pada abad ke-16 M, Turki Ustmani telah menguasai Laut Mediterania, Laut Hitam, dan Samudera Hindia. Tak heran, bila kemudian Turki Ustmani kerap disebut sebagai kerajaan yang bermarkas di atas kapal laut. Ambisi Sultan Salim I menguasai Lautan akhirnya tercapai.<br />
<br />
Bahkan, sekembalinya Sultan Salim I dari Mesir, ia berpikir kembali akan pentingnya membangun kekuatan di lautan yang lebih kuat. Sebelumnya, kekuasaan Ustmani Turki telah menguasai pelabuhan penting di Timur Mediterania, seperti Syiria dan Mesir. Gagasan Sultan Salim I ini terus dikembangkan oleh sultan-sultan berikutnya. Berkat kehebatannya, Turki Ustmani sempat menjadi adikuasa yang disegani bangsa-bangsa di dunia, baik di darat maupun di laut. <br />
<br />
<br />
<b>Mengenal Tipe Kapal Perang</b><br />
<br />
Seiring berkembangnya teknologi navigasi, teknologi perkapalan pun berkembang pesat di dunia Islam. Teknologi perkapalan merupakan kekuatan industri dunia terbesar di abad pertengahan. Ketika itu, umat Islam memiliki begitu banyak pelabuhan yang ramai dan padat. <br />
<br />
Dan di sepanjang daerah pantai kota-kota Islam banyak berdiri pusat-pusat pembuatan dan perakitan kapal. Setiap negeri Muslim menciptakan kapal dengan model dan jenis yang berbeda-beda. Selain membuat kapal untuk tujuan berniaga, pada era itu umat Islam juga gencar membuat kapal-kapal perang.<br />
<br />
Kapal perang dibangun untuk memperkokoh pertahanan wilayah kekuasaan kekhalifahan Islam di lautan. Sehingga, ketika itu kekhalifahan Islam tak hanya tangguh di darat, namun juga kuat di lautan. Begitu sulit untuk dikalahkan. Kapal perang didesain lebih ramping dan dikendalikan dengan layar atau dayung. Sedangkan, kapal niaga dibangun dengan cukup lebar.<br />
<br />
Rancangan seperti itu sengaja dibuat agar kapal dapat membawa barang dalam jumlah yang banyak. Pada masa itu, kapal perang yang paling besar sanggup menampung sekitar 1.500 pasukan. Sedangkan kapal dagang yang besar mampu menampung 1.000 ton barang.<br />
<br />
Menurut Al-Hasan dan Hill, pada mulanya kapal-kapal perang tersebut dibuat di Mesir dan Syria oleh para ahli pembuat kapal nomor wahid. Konstruksi kapal dibuat sama dengan kapal-kapal yang dibuat oleh angkatan laut Byzantium. "Para kelasi direkrut dari penduduk setempat, tetapi para tentara yang membawahi mereka adalah orang-orang Arab," jelas Al-Hassan dan Hill.<br />
<br />
Seiring berjalannya waktu, dunia perkapalan semakin maju. Bahkan pembuatan kapal serta perlengkapan angkatan laut secara keseluruhan menjadi mata usaha orang-orang Islam kala itu. Akibatnya, kaum Muslimin menjadi ahli dalam kedua cabang keahlian yang berkaitan dengan kelautan itu. Mereka tercatat membuat beberapa kemajuan penting. Kapal-kapal yang besar mampu mereka hasilkan. Bahkan mereka merancang kapal perang besar seperti shini, kapal besar (galley) yang digerakkan dengan 143 dayung.<br />
<br />
Pada tahun 326 H (972 M), papar Al-Hasan dan Hill, Khalifah Mu'izz Din Allah dari Dinasti Fathimiyyah menjadi pimpinan pembuatan 600 kapal di galangan kapal Maqs di Mesir. Salah satu kapal besar lainnya tipe buttasa, sebuah kapal layar yang dapat menopang sebanyak 40 layar. "Salah satu kapal jenis ini membuat rekor dengan kemampuannya memuat 1.500 orang termasuk awak dan tentara," ungkap Al-Hasaan dan Hill.<br />
<br />
Adapun jenis kapal lainnya adalah ghurab (secara harafiah berarti gagak). Dinamai demikian mungkin berdasarkan bentuk haluan kapal tersebut. Jenis lainnya adalah kapal shallandi, kapal dengan dek lebar yang digunakan untuk membawa muatan. Dua nama kapal tersebut sampai ke Eropa, bahkan masuk ke dalam kosakata bahasa Eropa dan berubah menjadi corvett dan challand.<br />
<br />
Kaum Muslim juga mampu membuat kapal jenis qurqura (bahasa Latinnya berburu), yakni kapal Cyprus yang besar untuk membawa kebutuhan armada. Mereka juga menciptakan beberapa kapal kecil yang dirancang untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti kapal untuk suplai barang dan senjata, kapal untuk komunikasi dari kapal ke pantai, kapal pengintai, dan kapal untuk pengeran dan penangkapan musuh. "Kebanyakan kapal itu didayung, tetapi shubbak (perahu nelayan Laut Tengah) selain mempunyai dayung-dayung dilengkapi pula dengan sejumlah layar," kata Al-Hassan dan Hill.<br />
<br />
Jenis kapal yang lebih besar bisa digunakan untuk membawa penembak misi dan mesin-mesin untuk melepaskan bahan peledak dan juga untuk membawa para awak kapal yang terampil. Ketika teknologi perkapalan belum canggih, pertempuran laut berlangsung dalam jarak jauh. Namun dalam perkembangannya, semua kapal dilengkapi jepitan besi untuk merapatkan pinggiran lambung kapal musuh, sehingga banyak pertempuran pada akhirnya ditentukan oleh perkelahian berhadap-hadapan antara para awak dan pelaut yang sedang bertempur.</div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-54438914065272025602011-11-25T23:52:00.001-08:002012-06-30T16:21:54.599-07:00Memahami Sejarah Perjuangan Umat Islam Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Mengungkapkan sejarah perjuangan Darul Islam di Indonesia, sama pentingnya dengan mengungkapkan kebenaran. Sebab perjalanan sejarah gerakan ini telah banyak dimanipulasi, bahkan berusaha ditutup-tutupi oleh penguasa. Rezim orde lama dan kemudian orde baru, mengalami sukses besar dalam membohongi serta menyesatkan kaum muslimin khususnya, dan bangsa Indonesia umumnya dalarn memahami sejarah masa lalu negeri ini.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Selama ini kita telah tertipu membaca buku-buku sejarah serta berbagai publikasi sejarah perjuangan umat Islam di Indonesia. Sukses besar yang diperoleh dua rezim penguasa di Indonesia dalarn mendistorsi (mengaburkan) sejarah Darul Islam, adalah munculnya trauma politik di kalangan umat Islam. Hampir seluruh kaum muslimin di negeri ini, memiliki semangat untuk memperjuangkan agamanya, bahkan seringkali terjadi hiruk pikuk di ruang diskusi maupun seminar untuk hal tersebut. Tetapi begitu tiba-tiba memasuki pembicaraan menyangkut perlunya mendirikan Negara Islam, kita akan menyaksikan segera setelah itu mereka akan menghindar dan bungkam seribu bahasa.</span><br />
<a name='more'></a><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;" /><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Di masa akhir-akhir ini, bahkan semakin banyak tokoh-tokoh Islam yang menampakan ketakutannya terhadap persoalan Negara Islam. Mantan Ketua Umum PBNU, K.H. Abdurrahman Wahid misalnya, secara terus terang bahkan rnengatakan : “Musuh utama saya adalah Islam kanan, yaitu mereka yang menghendaki Indonesia berdasarkan Islam dan menginginkan berlakunya syari’at Islam”. (Republika, 22 September 1998, hal. 2 kolom 5). Selanjutnya ia katakan : “Kita akan menerapkan sekularisme, tanpa mengatakan hal itu sekularisme”.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Salah satu partai berasas Islam yang lahir di era reformasi, malah tidak bisa menyembunyikan ketakutannya sekalipun dibungkus dalam retorika melalui slogan gagah: “Kita tidak memerlukan negara Islam. Yang penting adalah negara yang Islami”. Bahkan, dalam suatu pidato politik, presiden partai tersebut mengatakan: “Bagi kita tidak masalah, apakah pemimpin itu muslim atau bukan, yang penting dia mampu mengaplikasikan nilai-nilai universal seperti kejujuran dan keadilan”.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Demikian besar ketakutan kaum muslimin terhadap isu negara Islam, melebihi ketakutan orang-orang kafir dan sekuler, sampai-sampai mereka tidak menyadari bahwa segala isme (faham) atau pun Ideologi di dunia ini berjuang meraih kekuasaan untuk mendirikan negara berdasarkan isme atau ideologi yang dianutnya.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Selama 32 tahun berkuasanya rezim Soeharto, sosialisasi tentang Negara Islam Indonesia seakan terhenti. Oleh karena itu adanya bedah buku ataupun terbitnya buku-buku yang mengungkapkan manipulasi sejarah ini, merupakan perbuatan luhur dalam meluruskan distorsi sejarah yang selama bertahun-tahun menjadi bagian dari khazanah sejarah bangsa.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Sejak berdirinya Republik Indonesia, rakyat negeri umumnya telah ditipu oleh penguasa hingga saat sekarang. Umat Islam yang menduduki jumlah mayoritas telah disesatkan pemahamannya mengenai sejarah perjuangan Islam itu sendiri. Sudah seharusnya, umat Islam menyadari bahwa di Indonesia pernah ada suatu gerakan anak bangsa yang berusaha membangun supremasi Islam, yaitu Negara Islam Indonesia yang berhasil diproklamasikan, 7 Agustus 1949, dan berhasil mempertahankan eksistensinya hingga 13 tahun lamanya (1949-1962). Namun rezim yang berkuasa telah memanipulasi sejarah tersebut dengan seenaknya, sehingga umat Islam sendiri tidak mengenal dengan jelas sejarah masa lalunya.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, adalah sebuah nama yang cukup problematis dan kontroversial di negara Indonesia, dari dulu hingga saat ini. Bahwa dia dikenal sebagai pemberontak, harus kita luruskan. Bukan saja demi membetulkan fakta sejarah yang keliru atau sengaja dikelirukan, tetapi juga supaya kezaliman sejarah tidak terus berlanjut terhadap seorang tokoh yang seharusnya dihormati.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Semasa Orla berkuasa, yang merupakan puncaknya perjuangan Negara Islam Indonesia, SM. Kartosoewirjo memang dikenal sebagai pemberontak. Tetapi fakta yang sebenarnya adalah, Kartosoewirjo sesungguhnya beliau adalah seorang mujahid dan mujadid, lebih dari apa yang dilakukan oleh Soekarno dan tokoh-tokoh nasionalis lainnya. Pada waktu Soekarno bersama tentara Republik pindah ke Yogyakarta sebagai akibat dari perjanjian Renville, yang menyebutkan bahwa wilayah Indonesia hanya tinggal Yogya dan sekitarnya saja, dan wilayah yang masih tersisa itu pun, dipersengketakan antara Belanda dan Indonesia, sehingga pada waktu itu nyaris Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah tidak ada lagi. Dan yang ada hanyalah negara-negara serikat, baik yang sudah terbentuk, atau pun yang masih dalam proses melengkapi syarat-syarat kenegaraan. Seperti Jawa Barat, ketika itu dianjurkan oleh Belanda supaya membentuk Negara Pasundan, namun belum terbentuk sama sekali, karena belum adanya kelengkapan kenegaraan.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Ketika segala peristiwa yang telah disebutkan di atas, mempengaruhi atmosfir politik Nusantara, pada saat itu Indonesia dalam keadaan vacuum of power. Pada saat itulah, Soekarno memerintahkan semua pasukan untuk pindah ke Yogyakarta berdasarkan perjanjian Renville. Guna memberi legitimasi Islami, dan untuk menipu umat Islam Indonesia dalam memindahkan pasukan ke Yogya, Soekarno telah memanipuiasi terrninologi al-Qur’an dengan menggunakan istilah “Hijrah” untuk menyebut pindahnya pasukan Republik, sehingga nampak lslami dan tidak terkesan melarikan diri. Namun S.M. Kartosoewirjo dengan pasukannya tidak mudah tertipu, dan menolak untuk pindah ke Yogya. Bahkan bersama pasukannya, ia berusaha mempertahankan wilayah Jawa Barat, dan menamakan Soekarno dan pasukannya sebagai pasukan liar yang kabur dari medan perang.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Jauh sebelum kemerdekaan, yaitu pada tahun 1930-an, istilah “Hijrah” sudah pernah diperkenalkan, dan dipergunakan.sebagai metode perjuangan modern yang brillian oleh S.M. Kartosoewirjo, berdasarkan tafsirnya terhadap sirah Nabawiyah. Ketika itu, pada tahun 1934 telah muncul dua metode perjuangan yaitu cooperatif dan non cooperatif. Metode non cooperatif, artinya tidak mau masuk ke dalam parlemen dan bekerja sama dengan pemerintah Belanda namun bersifat pasif, tidak berusaha menghadapi penguasa yang ada. Metode ini sebenarnya dipengaruhi aleh politik SWADESI, politik Mahatma Gandhi dari India. Lalu muncullah S.M. Kartosoewirjo dengan metode Hijrah, sebuah metode yang berusaha membentuk komunitas sendiri, tanpa kerjasama dan aktif, berusaha untuk melawan kekuatan penjajah.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Akan tetapi, pada waktu itu, metode ini dikecam keras oleh Agus Salim, karena menganggap S.M. Kartosoewirjo menerapkan metode hijrah ini di dalam suatu masyarakat yang belum melek politik. Sehingga ia kemudian berusaha menanamkan politik dan metode hijrah itu kepada anggota PSII pada khususnya. Dengan harapan setelah memahami politik, mereka mau menggunakan metode ini, karena paham politik sangat penting.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Namun, Agus Salim menolaknya, karena ia tidak setuju dengan politik tersebut. Menurutnya rakyat atau anggota partai hanyalah boleh mengetahui masalah mekanisme organisasi tanpa mengetahui konstelasi politik yang sedang berlangsung, dan hanya elit pemimpin saja yang boleh mengetahui. Sedangkan “Hijrah ” adalah berusaha menarik diri dari perdebatan politik, kemudian berusaha membentuk barisan tersendiri dan berusaha dengan kekuatan sendiri untuk mengantisipasi sistem perjuangan yang tidak cukup progresif dan tidak Islami. Faktor inilah yang menjadi awal perpecahan PSII, yaitu melahirkan PSII Hijrah yang memakai metode hijrah dan PSII Penyadar yang dipimpin Agus Salim.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Walaupun metode Hijrah, bagi sebagian tokoh politik saat itu, terlihat mustahil untuk digunakan sebagai metode perjuangan, namun ternyata dapat berjalan efektif pada tahun 1949 dengan terbentuknya Negara Islam Indonesia yang diproklamasikan di bawah bendera Bismillahirrahmaniirrahim. Sehingga pantaslah, jika kita tidak memperhatikan rangkaian sejarah sebelumnya secara seksama, memunculkan anggapan bahwa berdirinya Negara Islam Indonesia berarti adanya negara di dalam negara, karena Proklamasi RI pada tahun 1945 telah lebih dahulu dilakukan.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Namun sebenarnya jika kita memahami sejarah secara benar dan adil, maka kedudukan Negara Islam Indonesia dan RI adalah negara dengan negara. Karena negara RI hanya tinggal wilayah Yogyakarta waktu itu, sementara Negara Islam Indonesia berada di Jawa Barat dan mengalami ekspansi (pemekaran) wilayah. Daerah Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Aceh mendukung berdirinya Negara Islam Indonesia. Dan dukungan itu bukan hanya berupa pernyataan atau retorika belaka, tapi ikut bergabung secara revolusional. Barangkali benar, bahwa Negara Islam Indonesia adalah satu-satunya gerakan rakyat yang disambut demikian meriah di beberapa daerah di Indonesia.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Melihat sambutan yang gemilang hangat dari saudara muslim lainnya, maka rezim Soekarno berusaha untuk menghambat tegaknya Negara Islam Indonesia bersama A.H. Nasution, seorang tokoh militer beragama Islam yang dibanggakan hingga sekarang, tetapi ternyata mempunyai kontribusi yang negatif dalam perkembangan Negara Islam Indonesia. Dia bersama Soekarno berusaha menutupi segala hal yang memungkinkan S.M. Kartosoewirjo dan Negara Islam Indonesia kembali terangkat dalam masyarakat, seperti penyembunyian tempat eksekusi dan makam mujahid Islam tersebut.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Tampaklah sekarang bahwa sebenarnya penguasa Orla dan Orba, telah melakukan kejahatan politik dan sejarah sekaligus, yang dosanya sangat besar yang rasanya sulit untuk dimaafkan. Mungkin bisa diumpamakan, hampir sama dengan dosa syirik dalam pengertian agama, yang merupakan dosa terbesar dalam Islam. Karena perilaku politik yang mereka pertontonkan, telah menyesatkan masyarakat dalam memahami sejarah perjuangan Islam di Indonesia dengan sebenarnya. Berbagai rekayasa politik untuk memanipulasi sejarah telah dilakukan sampai hal yang sekecil-kecilnya mengenai perjuangan serta pribadi S.M. Kartosoewirjo. Seperti pengubahan data keluarganya, tanggal dan tahun lahirnya. Semua itu ditujukan agar SMK dan Negara Islam Indonesia jauh dari ingatan masyarakat.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Sekalipun demikian, S.M. Kartosoewirjo tidak berusaha membalas tindakan dzalim pemerintah RI. Pernah suatu ketika Mahkamah Agung (Mahadper) menawarkan untuk mengajukan grasi (pengampunan) kepada presiden Soekarno, supaya hukuman mati yang telah dijatuhkan kepadanya dibatalkan, namun dengan sikap ksatria ia menjawab,” Saya tidak akan pernah meminta ampun kepada manusia yang bernama Soekarno”.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Kenyataan ini pun telah dimanipulasi. Menurut Holk H. Dengel dalam bukunya berbahasa Jerman, dan dalam terjemahan Indonesia berjudul: “Darul Islam dan Kartosoewirjo, Angan-angan yang gagal”, mengakui bahwa telah terjadi manipulasi data sejarah berkenaan dengan sikap Kartosoewirjo menghadapi tawaran grasi tersebut. Tokoh sekaliber Kartosoewirjo tidak mungkin minta maaf, namun ketika kita baca dalam terjemahannya yang diterbitkan oleh Sinar Harapan telah diubah sebaliknya, bahwa Kartosoewirjo meminta ampun kepada Soekamo, dan kita tahu Sinar Harapan adalah bagian dari kekuatan Kristen yang bahu-membahu dengan penguasa sekuter dalam mendistorsi sejarah Islam.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 18px; text-align: justify;">Dalam majalah Tempo 1983</span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">, pernah dimuat kisah seorang petugas eksekusi S.M. Kartosoewirjo, yang menggambarkan sikap ketidak pedulian Kartosoewirjo atas keputusan yang ditetapkan Mahadper RI kepadanya. la mengatakan bahwa 3 hari sebelum hukuman mati dilaksanakan, Kartosoewirjo tertidur nyenyak, padahal petugas eksekusinya tidak bisa tidur sejak 3 hari sebelum pelaksanaan hukuman mati. Dari sinilah akhirnya diketahui kemudian dimana pusara Kartosoewirjo berada, yaitu di pulau Seribu.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Usaha untuk mengungkapkan manipulasi sejarah adalah sangat berat. Satu di antara fakta sejarah yang dimanipulasi, adalah untuk mengungkap kebenaran tuduhan teks proklamasi dan UUD Negara Islam Indonesia adalah jiplakan dari proklamasi Soekarno-Hatta. Yang sebenarnya terjadi justru kebalikannya.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Ketika Hiroshima dan Nagasaki di bom (6 - 9 Agustus 1945) S.M. Kartosoewirjo sudah tahu melalui berita radio, sehingga ia berusaha memanfaatkan peluang ini untuk sosialisasi proklamasi Negara Islam Indonesia. la datang ke Jakarta bersama pasukan Hisbullah dan mengumpulkan massa guna mensosialisasikan kemungkinan berdirinya Negara Islam Indonesia, dan rancangan konsep proklamasi Negara Islam Indonesia kepada masyarakat. Sebagai seorang tokoh nasional yang pernah ditawari sebagai menteri pertahanan muda yang kemudian ditolaknya, melakukan hal ini tentu bukan perkara sulit. Salah satu di antara massa yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah Sukarni dan Ahmad Subarjo.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Mengetahui banyaknya dukungan terhadap sosialisasi ini, mereka menculik Soekamo-Hatta ke Rengasdengklok agar mempercepat proklamasi RI sehingga Negara Islam Indonesia tidak jadi tegak. Bahkan dalam bukunya, Holk H. Dengel menyebutkan tanggal 14 Agustus 1945 Negara Islam Indonesia telah di proklamirkan, tetapi yang sebenarnya baru sosialisasi saja. Ketika di Rengasdengklok Soekamo menanyakan kepada Ahmad Soebardjo, sebagaimana ditulis Mr. Ahmad Soebardjo dalam bukunya</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 18px; text-align: justify;">“Lahirnya Republik Indonesia”.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Pertanyaan Soekarno itu adalah: “Masih ingatkah saudara, teks dari bab Pembukaan Undang-Undang Dasar kita?”</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">“Ya saya ingat, saya menjawab,”Tetapi tidak lengkap seIuruhnya”.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">“‘Tidak mengapa,” Soekarno bilang, “Kita hanya memerlukan kalimat-kalimat yang menyangkut Proklamasi dan bukan seluruh teksnya”.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Soekarno kemudian mengambil secarik kertas dan menuliskan sesuai dengan apa yang saya ucapkan sebagai berikut : “Kami rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan”.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Jika kesaksian Ahmad Soebardjo ini benar, jelas tidak masuk akal, karena kita tahu bahwa UUD 1945 baru disahkan dan disetujui tanggal 18 Agustus 1945 setelah proklamasi. Sehingga pertanyaan yang benar semestinya adalah, “Masih ingatkah saudara akan sosialisasi proklamasi Negara Islam Indonesia?” Maka wajarlah jika naskah Proklamasi RI Yang asli terdapat banyak coretan. Jelaslah bahwa ternyata Soekarno-Hatta yang menjiplak konsep naskah proklamasi Negara Islam Indonesia, dan bukan sebaliknya. Memang sedikit sejarawan yang mengetahui mengenai kebenaran sejarah ini. Di antara yang sedikit itu adalah Ahmad Mansyur Suryanegara, beliau pernah mengatakan bahwa S.M. Kartosoewirjo pernah datang ke Jakarta pada awai Agustus 1945 bersama pasukan Hizbullah dan Sabilillah.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">“Sebenarnya, sebelum hari-hari menjelang proklamasi RI tanggal 17 Agustus 1945, Kartosoewirjo telah lebih dahulu menebar aroma deklarasi kemerdekaan Islam, ketika kedatangannya pada awal bulan Agustus setelah mengetahui bahwa perseteruan antara Jepang dan Amerika memuncak dan menjadi bumerang bagi Jepang. la datang ke Jakarta bersama dengan beberapa orang pasukan laskar Hisbullah, dan segera bertemu dengan beberapa elit pergerakan atau kaum nasionalis untuk memperbincangkan peluang yang mesti diambil guna mengakhiri dan sekaligus mengubah determinisme sejarah rakyat Indonesia. Untuk memahami mengapa pada tanggal 16 Agustus pagi Hatta dan Soekamo tidak dapat ditemukan di Jakarta, kiranya Historical Inquiry (penelitian sejarah) berikut ini perlu diajukan: Mengapa Soekarno dan Hatta mesti menghindar begitu jauh ke Rengasdengklok padahal Jepang memang sangat menyetujui persiapan kemerdekaan Indonesia? Mengapa ketika Soebardjo ditanya Soekarno, apakah kamu ingat pembukaan Piagam Jakarta? Mengapa jawaban yang diberikan dimulai dengan kami bangsa Indonesia …?</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Bukankah itu sesungguhnya adalah rancangan Proklamasi yang sudah dipersiapkan Kartosoewirjo pada tanggal 13 dan 14 Agustus 1945 kepada mereka? Pada malam harinya mereka telah dibawa oleh para pemimpin pemuda, yaitu Soekarni dan Ahmad Soebardjo, ke garnisun PETA di Rengasdengklok, sebuah kota kecil yang terletak disebelah barat kota Karawang, dengan dalih melindungi mereka bilamana meletus suatu pemberontakan PETA dan HEIHO. Ternyata tidak terjadi suatu pemberontakan pun, sehingga Soekamo dan Hatta segera menyadari bahwa kejadian ini merupakan suatu usaha memaksa mereka supaya menyatakan kemerdekaan di luar rencana pihak Jepang, tujuan ini mereka tolak.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Laksamana Maida mengirim kabar bahwa jika mereka dikembalikan dengan selamat maka dia dapat mengatur agar pihak Jepang tidak menghiraukan bilamana kemerdekaan dicanangkan. Mereka mempersiapkan naskah proklamasi hanya berdasarkan ingatan tentang konsep proklamasi Islam yang dipersiapkan SM. Kartosoewirjo pada awal bulan Agustus 1945. Maka, seingat Soekarni dan Ahmad Soebardjo, naskah itu didasarkan pada bayang-bayang konsep proklamasi dari S.M. Kartosoewirjo, bukan pada konsep pembukaan UUD 1945 yang dibuat oleh BPUPKI atau PPKL”</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Demikianlah, berbagai manipulasi sejarah yang ditimpakan kepada Darul Islam dan pemimpinnya, sedikit demi sedikit mulai tersibak, sehingga dengan ini diharapkan dapat membuka cakrawala berfikir dan membangun kesadaran historis para pembaca. Lebih dari itu, upaya mengungkap manipulasi sejarah Negara Islam Indonesia yang dilakukan semasa orla dan orba oleh para sejarawan merupakan suatu keberanian yang patut didukung, supaya pembaca mendapatkan informasi yang berimbang dari apa yang selama ini berkembang luas.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Karni bersyukur kepada Allah Malikurrahman atas antusiame generasi muda Islam dalam menerima informasi yang benar dan obyektif mengenai sejarah perjuangan menegakkan Negara Islam dan berlakunya syari’at Islam di negeri ini. Semoga Allah memberi hidayah dan kekuatan kepada kita semua, sehingga perjuangan menjadikan hukum Allah sebagai satusatunya sumber dari segala sumber hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara segera terwujud di Indonesia yang, menurut sensus adalah negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam. Amin, Ya Arhamar Rahimin !</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Proklamasi Negara Islam Indonesia</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Perjuangan panjang yang melatar belakangi Iahirnya Negara Islam Indonesia, dimulai dari Syarikat Dagang Islam oleh H.O.S. Cokroaminoto (1905) yang kemudian berkembang menjadi Syarikat Islam (1912), kemudian berkembang menjadi organisasi politik yang menghendaki berdirinya sebuah negara pada 1927 dengan mengubah diri menjadi PSII (1927), dan mencapai titik kematangan pada diresmikannya sikap hijrah yang dirumuskan S.M. Kartosoewirjo sebagai Wakil Presiden PSII pada tahun 1936, kemudian mengalami pensaringan ideologis pada tahun 1940, sehingga lahir KPK-PSII. Setelah itu pembentukan kader-kadee negarawan digodog di Institut Suffah di bawah pimpinan langsung S.M. Kartosoewirjo, sampai akhirnya Institut Suffah menjadi pusat pelatihan militer dengan masuknya Jepang ke Indonesia, yang berhasil melahirkan kader-kader Hizbullah dan Sabilillah yang tetap bertahan di Jawa Barat sekalipun TNI `hijrah’ ke Jogja.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Ketika RI diproklamasikan, kegiatan “Pro-Negara Islam” tetap berjalan, walaupun tidak memperoleh publisitas, koran-koran ketika itu lebih memburu peristiwa hangat dipermukaan dari pada perkembangan janin Negara Islam Indonesia di 3 kabupaten (Garut, Tasik, Ciamis).</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Ketika perjuangan RI menandatangani perjanjian Renvile, maka geliat gerakan ini mulai nampak di permukaan, pada tanggal 10-11 Februari 1948 di desa Pangwedusan Distrik Cisayong, di mana harus hadir 160 wakil-wakii organisasi Islam daerah Priangan. Dalam Konferensi Cisayong ini dicetuskan tuntutan agar pemerintah RI membatalkan Perjanjian Renville, jika tidak maka akan dipersiapkan negara baru berasas Islam di Jawa Barat.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Keputusan terpenting yang diambil dalam konferensi di Cisayong adalah membekukan Masjumi di Jawa Barat dan semua cabangnya dan “membentuk pemerintah daerah dasar di Jawa Barat yang harus dita’ati oleh seluruh umat Islam di daerah tersebut”, serta mendirikan Tentara Islam Indonesia (TII). Daiam pemerintah dasar Jawa Barat yang diusulkan ini - Majelis Islam atau kadang-kadang disebut juga Majelis Umat Islam - organisasi-organisasi Islam yang ada harus bergabung. Ini akan menggantikan kedua Majelis Islam yang telah ada, yang didirikan di Garut dan Tasikmalaya pada tahun sebelumnya, yang sedikit banyak dibentuk atas garis yang sama. Ketua Majelis Islam ini adalah Kartosoewirjo sendiri yang juga bertanggung jawab dalam masalah pertahanan. Sebagai sekretaris diangkat Supradja, dan sebagai bendahara Sanusi Partawidjaja, sedangkan bidang penerangan dan kehakiman masing-masing dikepalai Toha Arsjad dan Abdul Kudus Gozali Tusi.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Pada pertengahan bulan Februari 1948 dilangsungkan suatu pertemuan lain dengan tujuan memberikan bentuk yang kongkret kepada Tentara Islam Indonesia. Tidak hanya dibentuk Tentara Islam Indonesia yang sebenarnya, tetapi juga sejumlah korps khusus seperti Baris (Barisan Rakyat Islam) dan PADI (Pahlawan Darul Islam). Juga dibentuk Pasukan pasukan Gestapu. Markas besarnya didirikan di Gunung Cupu, pangkalan pasukan Sabilillah yang dipimpin oleh R. Oni. Sedang R. Oni sendiri diangkat menjadi komandan daerah Tentara Islam Indonesia untuk Priangan. Dia juga menjadi komandan PADI, demikian pula menjadi kepala pasukan polisi rahasia Mahdiyin yang berarti terpimpin secara benar. Juga dibentuk korps polisi biasa. Mulanya badan ini disebut Badan Keamanan Negara, tetapi namanya diubah menjadi Polisi Islam Indonesia.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Pada tanggal 1-2 Maret 1948 diadakan konferensi di Cipeundeuy/Banturujeg di daerah Cirebon yang dihadiri oleh semua pimpinan cabang-cabang Masjumi daerah Jawa Barat seperti dari Banten, Jakarta, Bogor, Priangan, Cirebon, dan juga para komandan TH. Selain Kartosoewirjo hadir juga Sanusi Partawidjaja, R. Oni, Toha Arsjad, Agus Abdullah, Djamil, Kiai Abdul Halim dan wakil cabang Masjumi Jakarta Gozali Tusi. Ketika semua peserta konferensi hadir Kamran membuka acara tersebut. Dalam acara itu Sanusi Partawidjaja menjelaskan keputusan-keputusan konferensi di Pangwedusan, Oni menerangkan peleburan Tentara Hizbullah dan Sabilillah menjadi Tentara Islam Indonesia.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Ketika konferensi dilanjutkan pada hari berikutnya, semua keputusankeputusan Pangwedusan disetujui dan Kartosoewirjo ditetapkan sebagai Imam di Jawa Barat. Keputusan berikutnya adalah Hizbullah Cirebon dilebur menjadi TII dan Kamran diangkat menjadi panglima Divisi. Selanjutnya Kartosoewirjo selaku Imam di Jawa Barat mengangkat tujuh anggota pimpinan pusat. Pimpinan Pusat tersebut dibagi tiga dan susunannya adalah sebagai berikut:</span><br />
<ol style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><li>Bagian agama terdiri dari Alim Ulama yang “modern”, yaitu Kiai Abdul Halim dan K.H. Gozali Tusi.</li>
<li>Bagian politik terdiri dari Sanusi Partawidjaja dan Toha Arsjad.</li>
<li>Bagian militer terdiri dari Kamran dan R. Oni.</li>
</ol><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Ketujuh orang ini diintruksikan melalui keputusan rapat tersebut untuk menjadi pemimpin yang bertanggungjawab di seluruh Jawa Barat “hingga di seluruh Indonesia kelak”. Kemudian dari hasil rapat tersebut juga ditetapkan suatu “Program Politik Umat Islam” yang terdiri dari butir-butir berikut ini:</span><br />
<br />
<ol style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;"><li>Memboeat brasoer tentang pemetjahan politik pada dewasa ini ja’ni perloenja lahir satce negara baroe, ja’ni Negara Islam. Pengarang Kartosoewirjo (oentoek disiarkan ke seloeroeh Indonesia).</li>
<li>Mendesak kepada pemerintah Poesat Repoeblik Indonesia agar mernbatalkan semoea peroendingan dengan Belanda Kalau tida’ moengkin, lebih baik Pemerintah diboebarkan seloeroehnja dan dibentoek soeatoe pemerintah baroe dengan dasar Democratie jang sempoerna (Islam).</li>
<li>Mengadakan persiapan oentoek membentoek soeatoe Negara Islam jang akan dilahirkan, bilamana: Negara Djawa Barat a la Belanda lahir, atau Pemerintah Repoeblik Indonesia boebar.</li>
<li>Tiap-tiap daerah jang telah kita koeasai sedapat-dapat kita atoer dengan peratoeran Islam, dengan seidzin dan petoendjoek Imam.</li>
</ol><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Selain itu dibuat juga suatu “Daftar Oesaha Tjepat ” yang harus menerangkan kepada rakyat bahwa perjanjian dengan Belanda tidak akan membawa kemerdekaan bagi Indonesia. Juga seluruh pegawai Republik dan semua Umat Islam yang bekerja untuk Belanda, begitu juga semua kepala desa yang berada atau tidak berada dibawa kekuasaan Belanda, supaya secepat mungkin “berjiwa Islam”.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Ditetapkan juga untuk memperhebat penerangan tentang tauhid, amal saleh dan semangat berkorban hingga rakyat patut menjadi “warga negara Islam”. Selain itu dengan segala daya upaya faham Jihad dan `amal saleh harus diperdalam dan dipertinggi.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Sampai pada saat itu Kartosoewirjo beserta umat Islam masih berharap untuk dapat merealisasikan cita-citanya, yaitu pendirian Negara Islam secara legal, walaupun belum diproklamasikan secara terang-terangan, namun tidak pernah lenyap dari rencana umat Islam Jawa Barat yang akan dipersiapkan kelahirannya. Struktur militer dan pemerintah yang disusun Kartosoewirjo dan Oni, jelas dimaksudkan sebagai sebuah pemerintahan Islam yang akan menggantikan Pemerintahan Republik jika kalah dalam perang melawan Belanda.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Pada tanggal 1-5 Mei 1948 kembali diadakan konferensi yang ketiga di Cijoho, hasil terpenting yang diputuskan dalam rapat tersebut adalah perubahan nama Madjedis Islam Pusat menjadi Madjlis Imamah (kabinet) di bawah pimpinan Kartosoewirjo sebagai Imam. Madjlis Imamah itu terdiri dari lima “kementerian” yang dipimpin oleh masing-masing seorang kepala Madjlis, kelima Madjlis tersebut adalah:</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">1 Majelis Penerangan di bawah pimpinan : Toha Arsjad</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">2 Majelis Keuangan di bawah pimpinan : S.Partawijaya</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">3 Majelis Kehakiman di bawah pimpinan : K.H Gozali Tusi</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">4 Majelis Pertahana di bawah pimpinan : S.M. Kartosoewirjo.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">5 Madjlis Dalam Negeri di bawah pimpinan: S. Partawidjaja.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Anggota Madjlis Imamah adalah Kamran sebagai Komandan Divisi TII Syarif Hidajat dan Oni sebagai Komandan Resimen Sunan Rachmat. Di samping itu dibentuk pula Madjlis Fathwa yang dipimpin oleh seorang Mufthi Besar, dan anggota-anggotanya terdiri dari para Mufthi. Tugas Madjtis Fathwa ini sebagai penasehat Imam. Keputusan penting lainnya adalah mendirikan dan menguasai satu “Ibu Daerah Negara Islam”, yaitu suatu daerah di mana berlaku “kekuasaan dan hukum-hukum agama Islam”, yang mana daerah ini dinamakan Daerah I (D.I), daerah di luar Daerah I dibagibagi menjadi Daerah II (D.II) yang hanya setengahnya dikuasai oleh umat Islam dan Daerah III (D.III), ialah daerah yang masih dikuasai oleh pihak bukan Islam (Belanda).</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Pada tanggal 25 Agustus 1948, dikeluarkan Maklumat Imam No. I yang mempermaklumkan hadirnya pemerintahan Islam di Jawa Barat, dengan dipimpin oleh S.M Kartosoewirjo sebagai Imam Pemerintah Islam Indonesia, bentukan Majlis Islam. Struktur militer dan pemerintah yang disusun S.M. Kartosuwiryo sebagai Imam Pemerintah Islam Indonesia, bentukan Majelis Islam. Struktur militer dan pemerintah yang disusun S.M Kartosuwiryo dan Oni, jelas dimaksudkan sebagai sebuah pemerintahan Islam yang akan menggantikan pemerintahan Republik jika kalah dalam perang melawan Belanda.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Organisasi Negara Islam Indonesia dalam masa perang tersebut adalah organisasi yang darurat, namun masih menjalankan fungsi-fungsi organisasi secara sangat mantap. Gerakan ini merupakan gerakan yang sangat rapi dalam hal dokumentasi, birokrasi dan administrasinya. Pelaksanaan hukum (termasuk hukum pidana), mulai tahun 1949 adalah hukum Islam dalam masa perang sesuai dengan Al Qur’an Surah A1 Baqarah ayat 216. Oleh karenanya Negara Islam Indonesia ketika itu masih disebut sebagai Darul Islam fa waqtil Harbi. Dalam masa pembentukan struktur pertama pun, struktur organisasi Negara Islam Indonesia bermula dari sebuah titik kekuasaan dan manajemen, baru kemudian terbagi dalam komandemen.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Organisasi Negara Islam Indonesia merupakan organisasi yang kaku dengan perubahan-perubahan yang mirip sebuah metamorfosa yang pada akhirnya menuju pada suatu konvergensi “sebuah negara” dengan luas wilayah meliputi seluruh Indonesia. Sejak dari awai Kartosoewirjo merencanakan agar negara Islam yang dia dirikan suatu waktu akan meliputi seluruh wilayah Indonesia. Juga seluruh skema organisasi kenegaraan dan administrasi dicocokkan dengan rencana tersebut sehingga gerakan DI Kartosoewirjo merupakan gerakan Darul Islam dengan nrganisasi dan administrasi yang paling baik.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Struktur kekuasaan Negara Islam Indonesia tergambar dalam qanun azazi (Undang-Undang Dasar). Struktur Kekuasaannya menggabungkan antara elernen sipil dan militer sekaligus di dalam suatu komandemen. Kepentingan Negara Islam Indonesia ketika itu juga disesuaikan dengan keadaan politik dan militer ketika itu. Sehingga Kartosoewirjo memerintahkan, “ahli politik harus dipermiliterkan, dan ahli militer harus diperpolitikkan.” Sementara itu, lembaga legislatifnya tetaplah yang tertinggi dan sekaligus memimpin negara.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Berdasarkan Maklumat Komandemen Tertinggi (MKT) APNII No. l, struktur Negara Islam Indonesia mengalami reorganisasi yang membawa penyederhanaan sistern administrasi secara menyeluruh yang hanya terdiri dari 5 komandemen.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Fase-fase dalam perjuangan Negara Islam Indonesia merupakan sebuah proses metamorfosis yang sangat progresif. Hal ini tercermin dari proses restrukturisasi atau reorganisasi baik militer rnaupun sipil, baik teritorial maupun strategis yang senantiasa berubah mengikuti perkembangan dan kemajuan waktu. Dari awalnya, meski konsep qanun azazi dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana sudah teratur sempurna, akan tetapi belum terpakai efektif. Saat itu, fasenya adalah fase perang, sehingga mulai tahun 1949 hukum hanya dijalankan dengan pertimbangan perang dan belum ada yang sah untuk dilakukan berdasarkan hukum positif.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Pembabakan masa perjuangan ini didasarkan pada petunjuk dari perkembangan wilayah yang dikuasai. Memang dalam Islam, kekuasaan tentara Jalut yang raksasa dapat ditumbangkan oleh barisan tentara Daud yang kecil adalah karena kekuasaan tentara Jalut dihabisi dari pinggiran. Wilayah musuh, dalam konsep Islam juga dimasuki dan dikuasai dari pinggir-pinggirnya:</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">“Apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi (daerah-daerah orang kafir) lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya? Dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendakNya), tidak ada yang dapat menolak ketetapanNya; dan Dialah yang Maha Cepat hisabNya. ” (AIQur’an, Ar-Ra’d 41).</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Karena periodisasi gerakan ini tergantung dari kemajuan luas wilayah yang bisa diperoleh, maka perkembangannya akan tergantung dari seberapa luas daerahnya. Berjalannya waktu haruslah diukur dengan “prestasi” perolehan wilayah dan tentunya, perencanaan “waktu kemenangan akhir” adalah juga perencanaan tentang kapan akan dikuasainya Indonesia. Ini bagian bagian demi bagian. Keputusan penting yang dilahirkan pada tahun 1948, setelah mendirikan Madjelis Imamah, maka didirikan dan sekaligus dikuasai satu “Ibu Daerah Negara Islam” (Ibukota) yaitu suatu daerah di mana “berlaku kekuasaan dan hukum-hukum agama Islam”, dan diberi nama Daerah I dengan singkatan D-I. Sedangkan daerah-daerah di luar Daerah I dibagi-bagi rnenjadi Daerah II (D-It) yang hanya setengahnya dikuasai oleh umat Islam dan Daerah III (D-III), ialah daerah yang masih dikuasai oleh pihak bukan Islam. Kewajiban para pemimpin di daerah ini adalah mempertahankan daerah yang dikuasai serta meluaskan daerah itu dan berusaha menghubungkan Daerah I dengan Daerah II sehingga Daerah II menjadi Daerah</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">1. Begitu Juga kewajiban pemimpin di Daerah II untuk menghubungkan Daerah II dengan Daerah III sehingga Daerah III menjadi Daerah II. Sedangkan kewajiban umat Islam di Daerah II adalah mengusahakan dengan segala cara untuk menarik simpati semua penduduk yang perlu diperbaharui komitmennya terhadap Islam, sehingga mereka sadar akan kewajibannya untuk mendukung perjuangan NIT. Pembentukan tiga daerah (D-I, D-II, D-III) sudah merupakan tiga periode, sementara proses peralihan dari D-III ke D-II, satu periode; proses peralihan D-II ke D-I atau satu periode; sementara proses D-I matang menjadi “DI” satu periode; semuanya enam periode. Belum diketahui secara rinci tahun-tahun yang dilalui dari setiap periode.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Dengan demikian, sekalipun RI meninggalkan Jawa Barat, di Jawa Barat telah tersusun sebuah pemerintahan baru yang independen dan tegar menolak kedau(atan Belanda. Pada tanggal 25 Agustus 1948 keluarlah Maklumat yang pertama dari Pemerintah Islam Indonesia yang isinya “mengingat bahwa keadaan dewasa ini adalah keadaan perang menghadapi keganasan dan kezaliman jang didakoekan oleh tentara Belanda serta menimbang bahwa tiap-tiap Oemmat Islam wadji6 melakoekan Djihcrd fi .sabilillah, oentoek menolak tiap-tiap kedjahatan dan kezaliman dan menegakkan keadilan dan kebenaran maka memoetoeskan seloeroeh pimpinan sipil dari Residen sampaf kepala desa, begitoe poela pimpinan oemmat di daerah sampai di desa diberi toegas sebagai Komandan Pertahanan di daerahnja masingmasing. S’elaeroeh kepala ketentaraan di desa, Ketjamatan dan selandjoetnja, diberi toegas sebagai Komando dan Pertempoeran di tempatnja masing-masing “.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Dan dua hari kemudian tepatnya pada tanggal 27 Agustus 1948 diadakan penyusunan “Qanun Asasi” yaitu Undang-undang Dasar Negara Islam Indonesia dan teiah selesai. Sementara itu dalam maklumat berikutnya yang keluar pada tanggal 28 Oktober 1948, diumumkan perubahan susunan Dewan Imamah. Berhubung dengan perubahan suasana politik dunia dan pergeseran serta peralihan lapangan, sifat dan corak perjuangan politik militer di Indonesia pada dewasa ini, maka dengan secara referendum antara anggota-anggota Dewan Imamah pada tanggal 6 Oktober 1948 telah diambil beberapa keputusan, yang mengubah seluruh susunan Pimpinan Negara dan Pimpinan Tentara, serta siasat perjuangan kedepan, menuju kepada Mardhatillah, yang berwujudkan Dunia Islam (Darul Islam) di dunia yang fana ini dan Darussatam di Akhirat yang baqa kelak.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Pada tanggal 18 Desember 1948, pukul 23.30 Dr. Beel Wakil Tinggi Mahkota Belanda, penganti Van Mook memberitahukan pada delegasi RI dan KTN bahwa Belanda tidak lagi mengakui dan terikat pada persetujuan Renville. Dan pasukan Belanda menyerbu daerah Republik dan rnernulai Agresi Militer yang kedua. Kota Yogyakarta diserang oleh Belanda dari darat dan udara, dalam waktu yang cepat Belanda telah berhasil pula menawan anggota kabinet Republik di antaranya Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta yang kemudian ditawan ke Rantau-Prapat dan Bangka. “… dia bersama banyak pemimpin lain termasuk Hatta, Sjahrir dan Suryadarma memilih untuk mengibarkan bendera putih don menyerah. “</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Adapun reaksi S.M. Kartosoewirjo terhadap perkembangan terbaru ini, dia mengumumkan Jihad Fi Sabitillah, sampai semua musuh-musuh Islam, rakyat dan Allah berhasil diusir dan Negara Kurnia Allah, “Negara Islam Indonesia (NII), dapat didirikan.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">S.M. Kartosoewirjo menyerukan pentingnya satu kesatuan komando dan kesatuan pimpinan untuk menghindarkan politik “Divide et impera ” Belanda di masa yang akan datang. Dan dia menerangkan, bahwa dia sebagai pimpinan Negara Islam Indonesia yakin akan sanggup untuk memegang kesatuan komando itu. Maka diumumkan kembali melalui maklumatnya No.6 tanggapan mengenai kejatuhan pemerintah Republik Indonesia yang isinya antara lain : “Pada tanggal 18-19 Desember 1948, tentara Belanda telah moelai menjerboe daerah Repoeblik dan pada tanggal 19 Desember 1948</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Pembesar-pembesar Pemerintah Repoeblik soedah djatoeh di tangan Belanda, ditangkap dan ditawan. Dengan adanja kedjadian dan peristiwa jang amat pahit itoe, maka djatoehlah Repoeblik sebagai Negara.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Djangan dikira, bahwa dengan djatoehnja Pemerintah Repveblik (Soekarno-Hatta) dan ditandatanganinja soeatoe naskah keadaan akan aman dan tenteram, rakjat akan makmoer dan sveboer.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Tidak, sekali-kali tidakl Melainkan djatoehnja Pemerintah Repaeblik Soekarno-Hatta dan pil pahit jang terpaksa ditelan aleh rakjat itoe, insja Allah bagi Oemmat Islam, jang masih berideologi Islam, akan mendjadi sebab bangkit dan hergeraknja, mengangkat sendjata, menghadapi moesoeh djahanam.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Oleh sebab itoe, tiada djalan lain bagi Oemmat Islam Bangsa Indonesia, istimewa jang tinggal di daerah Repoeblik, melainkan: sanggvep menerima Kvernia Allah, melakoekan Djihad fr Sabilillah, medakoekan Perang Soetji, bagi mengenjahkan segenap moesoeh Islam, moesoeh Negara dan moesoeh Allah, dan “last but not least” mendirikan Negara Koernia Allah, ialah Negara l.slam Indonesia.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Seroean Kami: Boelatkanlah niat soetji, niat membela Agama, Negara dan Oemmat. Dengan tekad “Joeqtal aoe Jaghlib” dan dengan kejakinan jang tegoeh, bahwa Allah akan memberi perlindoengan kepada orangorang dan Bangsa serta Oemmat jang memperdjoeangkan Agama-Nja Insja Allah.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Kepada saudara-saudara dan handai taulan daripada Bangsa Indonesia, jang rnasih mengalir darah “Repoeblikeinen ” dalam toeboehnja dan masih berdjiwa perdjoeangan: Ketahaeilah! Bahwa perdjoeangan jang kami oesahakan hingga berdirinja Negara Islam Indonesia itoe adadah kelandjaetan perdjoeangan kemerdekaan, menoeroet dan mengingat Proklamasi 17 Agoestoes 1945 ! Sekarang soedahlah tiba sa’atnja, segenap Bangsa Indonesia jang mengakoe Uinta Kemerdekaan, Uinta Bangsa Uinta tanah air, Uinta agama, menanggoeng wajib soe Ji, melakoekan perlawanan sekoeat moengkin terhadap kepada Belanda. Ketahoeilah poela! Bahwa tiada soeatoe Kemerdekaan jang dapat direboet, hanja dengan gojang-gojang kaki di atas koersi belaka. Kemerdekaan kita, kemerdekaan Negara dan Kemerdekaan Agama, haroes dan wadjib direboet kemhali dengan darah!</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Hai, Pemimpin pemimpin Islam dan Oemmat Islam seloeroehnja! Anggaplah serboean Belanda dan djatoehnja Pemerintah Repoeblik Soekarno-Hatta itoe, sebagai Koernia Toehan, jang dengan itve terboekadah kiranja lapangan baroe, lapangan djihad dan kesernpatan jang seloeasloeasnja oentoek menerima Koernia jang lebih besar lagi daripada Azza wa Jalla, ialah: Lahirnja Negara Islam Indonesia jang merdeka. Terimalah Koernia Allah itoe, walau agak pahit ditelannja sekalipoen. “</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Dengan berakhirnya Republik di Yogyakarta — dengan dikibarkannya bendera putih di Karesidenan Yogyakarta — sebenarnya telah terdapat vakuum kekuasaan, yang oleh S.M. Kartosoewirjo dipandang sebagai saat yang tepat untuk memproklamasikan Negara Islam Indonesia. Namun dia masih tetap mencoba untuk memperoleh pimpinan komando tertinggi seeara legal. Dan S.M. Kartosoewirjo sendiri telah menyatakan bahwa perjuangannya adalah lanjutan dari proklamasi 17 Agustus 1945. Dan dia berharap agar Negara Islam Indonesia yang sudah dia bentuk akhirnya akan dilegalisir meskipun tanpa proklamasi.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Semua usaha dari pihak TII yang mencoba untuk mengarahkan ke arah kerja sama melawan Belanda, mengalami kegagalan. Kepada kesatuan TNT diberitahukan bahwa mereka sebaiknya menempatkan diri di bawah komando Tentara Islam Indonesia. Dan diberitahukan pula bahwa semenjak kaburnya mereka ke Jawa Tengah dalam rangka melaksanakan perjanjian Renville, sesungguhnya yang memperjuangkan Jawa Barat adalah Tentara Islam Indonesia bersama-sama dengan rakyat Jawa Barat bahu membahu melaksanakan wajib sucinya mempertahankan bumi Indonesia dari kekerasan dan kezaliman tentara Belanda.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Andai bukan karena peperangan yang dipaksakan “RI-Djokja” kepada NII, andai “RI-Djokja” tidak menganggap Negara Pasundan, negara boneka buatan Belanda lebih pantas dijadikan kawan seiring dari pada NII yang gigih melawan Belanda semenjak Jawa Barat ditinggalkan RI. Andai “RI Djokja” mau melakukan perundingan jujur dengan negara baru yang menjadikan Al Quran dan Hadits sebagai hukum tertinggi ini, tentu sejarah Nusantara pasca 1945 tidak akan belepotan amis darah seperti sekarang ini.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 18px; text-align: justify;">Mengenal Lebih Dekat Sang Proklamator Negara Islam Indonesia</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Sekarmadji Maridjan Karkosoewirjo demikian nama lengkap dari Kartosoewirjo, dilahirkan 7 Januari 1907 di Cepu, sebuah kota kecil antara Blora dan Bojonegoro yang menjadi daerah perbatasan Jawa Timur dengan Jawa Tengah. Kota Cepu ini menjadi tempat di mana budaya Jawa bagian timur dan bagian tengah bertemu dalam suatu garis budaya yang unik.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Ayahnya, yang bernama Kartosoewirjo, bekerja sebagai mantri pada kantor yang mengkoordinasikan para penjual candu di kota kecil Pamotan, dekat Rembang. Pada masa itu mantri candu sederajat dengan jabatan Sekretaris Distrik. Dalam posisi inilah, ayah Kartosoewirjo mempunyai kedudukan yang cukup penting sebagai seorang pribumi saat itu, menimbulkan pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan garis sejarah anaknya. Kartosoewirjo pun kemudian mengikuti tali pengaruh ini hingga pada usia remaj anya.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Dengan kedudukan istimewa orang tuanya serta makin mapannya “gerakan pencerahan Indonesia” ketika itu, Kartosoewirjo dibesarkan dan berkembang. la terasuh di bawah sistem rasional Barat yang mulai dicangkokkan Belanda di tanah jajahan Hindia. Suasana politis ini juga mewarnai pola asuh orang tuanya yang berusaha menghidupkan suasana kehidupan keluarga yang liberal.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Masing-masing anggota keluarganya mengembangkan visi dan arah pemikirannya ke berbagai orientasi. la mempunyai seorang kakak perempuan yang tinggal di Surakarta pada tahun 50-an yang hidup dengan penuh keguyuban, dan seorang kakak laki-laki yang memirnpin Serikat Buruh Kereta Api pada tahun 20-an, ketika di Indonesia terbentuk berbagai Serikat Buruh.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Pada tahun 1911, saat para aktivis ramai-ramai mendirikan organisasi, saat itu Kartosoewirjo berusia enam tahun dan masuk Sekolah ISTK (Inlandsche School der Tweede Klasse) atau Sekolah “kelas dua” untuk kaum Humiputra di Pamotan. Empat tahun kemudian, ia melanjutkan seko}ah ke HIS (Hollandsch-Inlandsche School) di Rembang. Tahun 1919 ketika orang tuanya pindah ke Bojonegoro, mereka memasukkan Kartosoewirjo ke sekolah ELS (Europeesche Lagere School). Bagi seorang putra “priburni”, HIS dan ELS merupakan sekolah elite. Hanya dengan kecerdasan dan bakat yang khusus yang dirniliki Kartosoewirjo maka dia bisa masuk sekolah yang direncanakan sebagai lembaga pendidikan untuk orang Eropa dan kalangan masyarakat Indo-Eropa.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Semasa remajanya di Bojonegoro inilah Kartosoewirjo mendapatkan pendidikan agama dari seorang tokoh bernama Notodihardjo yang menjadi “guru” agamanya. Dia adalah tokoh Islam modern yang mengikuti Muhammadiyah. Tidak berlebihan ketika itu, Notodihardjo sendiri kemudian menanamkan banyak aspek kemodernan Islam ke dalam alam pikir Kartosoewirjo. Pemikiranpemikirannya sangat mempengaruhi bagaimana Kartosoewirjo bersikap dalam merespon ajaran-ajaran agama Islam. Dalam masa-masa yang bisa kita sebut sebagai the formative age-nya.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Pada tahun 1923, setelah menamatkan sekolah di ELS, pergi ke Surabaya melanjutkan studinya pada Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS), Sekolah Kedokteran Belanda untuk Pribumi. Pada saat kuliah initah (1926) ia terlibat dengan banyak aktivitas organisasi pergerakan nasionalisme Indonesia di Surabaya.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Selama kuliah Kartosoewirjo mulai berkenalan dengan pemikiranpemikiran Islam. la mulai “mengaji” secara serius. Saking seriusnya, ia kemudian begitu “terasuki” oleh shibghatullah sehingga ia kemudian menjadi Islam minded. Semua aktivitasnya kemudian hanya untuk mempelajari Islam semata dan berbuat untuk Islam saja. Dia pun kemudian sering meninggalkan aktivitas kuliah tidak begitu peduli dengan ilmu-ilmu, yang diajarkan oleh sekolah Belanda, tentunya setelah ia mengkaji dan membaca banyak buku-buku dari berbagai disiplin ilmu, dari kedokteran hingga ilmu-ilmu sosial dan politik.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Dengan modal ilmu-ilmu pengetahuan yang tidak sedikit itu, ditambah ia juga memasuki organisasi politik Sjarikat Islam di bawah pimpinan Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Pemikiran-pemikiran Tjokroaminoto banyak mempengaruhi sikap, tindakan dan orientasi Kartosoewirjo. Maka setahun kemudian, dia dikeluarkan dari sekolah karena dituduh menjadi aktivis politik, dan didapati memiliki sejumiah buku sosialis dan komunis yang diperoleh dari pamannya yaitu Marko Kartodikromo, seorang wartawan dan sastrawan yang cukup terkenal pada zamannya.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Sekolah tempat ia menimba ilmu tidak berani menuduhnya karena “terasuki” ilmu-ilmu Islam, melainkan dituduh “komunis” karena memang ideologi ini sering dipandang sebagai ideologi yang akan membahayakan. Padahal ideologi lslamlah yang sangat berbahaya bagi penguasa yang zhalim. Tidaklah mengherankan, kalau Kartosoewirjo nantinya tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kesadaran politik sekaligus memiliki integritas keislaman yang tinggi. la adalah seorang ulama besar, bahkan kalau kita baca tulisan-tulisannya, kita pasti akan mengakuinya sebagai searang ulama terbesar di Asia Tenggara.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 18px; text-align: justify;">Aktivitas Kartosuwirjo</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Semenjak tahun 1923, dia sudah aktif dalam gerakan kepemudaan, di antaranya gerakan pemuda Jong Java. Kemudian pada tahun 1925, ketika anggota-anggota Jong Java yang lebih mengutamakan cita-cita keislamannya mendirikan Jong Islamieten Bond (JIB). Kartosoewirjo pun pindah ke organisasi ini karena sikap pemihakannya kepada agamanya. Melalui dua organisasi inilah kemudian membawa dia menjadi salah satu pelaku sejarah gerakan pemuda yang sangat terkenal, “Sumpah Pemuda”.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Selain bertugas sebagai sekretaris umum PSIHT (Partij Sjarikat Islam Hindia Timur), Kartosoewirjo pun bekerja sebagai wartawan di koran harian Fadjar Asia. Semula ia sebagai korektor, kemudian diangkat menjadi reporter. Pada tahun 1929, dalam usianya yang relatif muda sekitar 22 tahun, Kartosoewirjo telah menjadi redaktur harian Fadjar Asia. Dalam kapasitasnya sebagai redaktur, mutailah dia menerbitkan berbagai artikel yang isinya banyak sekali kritikan-kritikan, baik kepada penguasa pribumi maupun penjajah Belanda.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Ketika dalam perjalanan tugasnya itu dia pergi ke Malangbong. Di sana bertemu dengan pemimpin PSIHT setempat yang terkenal bernama Ajengan Ardiwisastera. Di sana pulalah dia berkenalan dengan Siti Dewi Kalsum putri Ajengan Ardiwisastera, yang kemudian dinikahinya pada bulan April tahun 1929. Perkawinan yang sakinah ini kemudian dikarunia dua belas anak, tiga yang terakhir lahir di hutan-hutan belantara Jawa Barat. Begitu banyaknya pengalaman telah menghantarkan dirinya sebagai aktor intelektual dalam kancah pergerakan nasional.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Pada tahun 1943, ketika Jepang berkuasa di Indonesia, Kartosoewirjo kembali aktif di bidang politik, yang sempat terhenti. Dia masuk sebuah organisasi kesejahteraan dari MIAI (Madjlis Islam ‘Alaa Indonesia) di bawah pimpinan Wondoamiseno, sekaligus menjadi sekretaris dalam Majelis Baitul-Mal pada organisasi tersebut.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Dalam masa pendudukan Jepang ini, dia pun memfungsikan kembali lembaga Suffah yang pernah dia bentuk. Namun kali ini tebih banyak memberikan pendidikan kemiliteran karena saat itu Jepang telah membuka pendidikan militernya. Kemudian siswa yang menerima latihan kemiliteran di Institut Suffah itu akhirnya memasuki salah satu organisasi gerilya Islam yang utama sesudah perang, Hizbullah dan Sabilillah, yang nantinya menjadi inti Tentara Islam Indonesia di Jawa Barat.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Pada bulan Agustus 1945 menjelang berakhirnya kekuasaan Jepang di Indonesia, Kartosoewirjo yang disertai tentara Hizbullah berada di Jakarta. Dia juga telah mengetahui kekalahan Jepang dari sekutu, bahkan dia mempunyai rencana: kinilah saatnya rakyat Indonesia, khususnya umat Islam, merebut kemerdekaannya dari tangan penjajah. Sesungguhnya dia telah memproklamasikan kemerdekaan pada bulan Agustus 1945. Tetapi proklamasinya ditarik kembali sesudah ada pernyataan kemerdekaan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta. Untuk sernentara waktu dia tetap loyal kepada Republik dan menerima dasar “sekuler”-nya.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Namun sejak kemerdekaan RI diproklamasikan (l7 Agustus 1945), kaum nasionalis sekulerlah yang rnemegang tampuk kekuasaan negara dan berusaha menerapkan prinsipprinsip kenegaraan modern yang sekuler. Semenjak itu kalangan nasionalis Islam tersingkir secara sistematis dan hingga akhir ?0-an kalangan Islam berada di luar negara. Dari sinilah dimulainya pertentangan serius antara kalangan Islam dan kaum nasionalis sekuler. Karena kaum nasionalis sekuler mulai secara efektif memegang kekuasaan negara, maka pertentangan ini untuk selanjutnya dapat disebut sebagai pertentangan antara Islam dan negara.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Situasi yang kacau akibat agresi militer kedua Belanda, apalagi dengan ditandatanganinya perjanjian Renville antara pemerintah Republik dengan Belanda. Di mana pada perjanjian tersebut berisi antara lain gencatan senjata dan pengakuan garis demarkasi van Mook. Sementara pemerintah RI harus mengakui kedaulatan Belanda atas Indonesia, maka menjadi pil pahit bagi Republik. Tempat-ternpat penting yang strategis bagi pasukannya di daerah-daerah yang dikuasai pasukan Belanda harus dikosongkan, dan semua pasukan harus ditarik mundur –atau “kabur” dalam istilah orang-orang DI-ke Jawa Tengah. Karena persetujuan ini, Tentara Republik resmi dalam Jawa Barat, Divisi Siliwangi, mematuhi ketentuan-ketentuannya. Soekarno menyebut “kaburnya” TNI ini dengan memakai isti(ah Islam, “Hijrah “. Dengan sebutan ini dia menipu jutaan rakyat Muslim. Namun berbeda dengan pasukan gerilyawan Hizbullah dan Sabilillah, bagian yang cukup besar dari kedua organisasi gerilya Jawa Barat, menolak untuk mematuhinya.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Hizbullah dan Sabilillah lebih tahu apa makna “Hijrah ” itu. Pada tahun 1949 Indonesia mengalami suatu perubahan politik besar-besaran. Pada saat Jawa Barat mengalami kekosongan kekuasaan, maka ketika itu terjadilah sebuah proklamasi Negara Islam di Nusantara, sebuah negeri al-Jumhuriyah Indonesia yang kelak kemudian dikenal sebagai ad-Daulatui Istamiyah atau Darul Islam atau Negara Islam Indonesia yang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai DI/TII. DI/TII di dalam sejarah Indonesia sering disebut para pengamat yang fobi dengan Negara Islam sebagai “Islam muncul dalam wajah yang tegang.” Bahkan, peristiwa ini dimanipulasi sebagai sebuah “pemberontakan”. Kalaupun peristiwa ini disebut sebagai sebuah “pemberontakan”, maka ia bukanlah sebuah pemberontakan biasa. la merupakan sebuah perjuangan suci antikezhaliman yang terbesar di dunia di awal abad ke-20 ini. “Pemberontakan” bersenjata yang sempat menguras habis logistik angkatan perang Republik Indonesia ini bukanlah pemberontakan kecil, bukan pula pemberontakan yang bersifat regional, bukan “pemberontakan” yang muncul karena sakit hati atau kekecewaan politik lainnya, melainkan karena sebuah “citacita”, sebuah “mimpi” yang diilhami oleh ajaran-ajaran Islam yang lurus.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Akhirnya, perjuangan panjang Kartosoewirjo selama 13 tahun pupus setelah Kartosoewirjo sendiri tertangkap. Pengadilan Mahadper, 16 Agustur 1962, menyatakan bahwa perjuangan suci Kartosoewirjo dalam menegakkan Negara Islam Indonesia itu adalah sebuah “pemberontakan”. Hukuman mati kemudian diberikan kepada mujahid Kartosoewirjo.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Tentang kisah wafatnya Kartosoewirjo, ternyata Soekarno dan A.H. Nasution cukup menyadari bahwa Kartosoewirjo adalah tokoh besar yang bahkan jika wafat pun akan terus dirindukan umat. Maka mereka dengan segala konspirasinya, didukung Umar Wirahadikusuma, berusaha menyembunyikan rencana jahat mereka ketika mengeksekusi Imam Negara Islam ini.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Sekalipun jasad beliau telah tiada dan tidak diketahui di mana pusaranya berada karena alasan-alasan tertentu dari pemerintahan Soekarno, tapi jiwa dan perjuangannya akan tetap hidup sepanjang masa. Sejarah Indonesia telah mencatat walaupun dimanipulasi dan sekarang bertambah lagi dengan darah mujahid Asy-syahid S.M. Kartosoewirjo. HARI INI KAMI MENGHORMATIMU, BESOK KAMI BERSAMAMU! Insya Allah. Itulah makna dari firman Allah: “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu mati); bahkan sebenarnya mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya”. (QS. 2:154).</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS',Verdana,Arial,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">Sumber : (Al Chaidar, Pengantar Pemikiran Politik Proklamator Negara Islam Indonesia S.M. Kartosoewirjo, Pen. Darul Falah, Jakarta)</span> </div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-78665094016244283562011-11-25T23:41:00.002-08:002012-06-30T16:21:34.878-07:00Sejarah Islam di Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Tahukah anda tentang sejarah islam? <span id="IL_AD10" style="border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">bagaimana</span> islam masuk ke Indonesia? Siapa penyebar <span id="IL_AD3" style="border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">agama</span> islam di Indonesia? Nah jika anda ingin mempelari hal tersebut, berikut ini sajikan sejarah islam dan awal mula islam masuk Indonesia. <span id="IL_AD9" style="border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Artikel</span> ini ditulis sebagai rasa keingintahuan tentang <u>sejarah islam di indonesia</u>, yang mana artikel ini kutip dari <span id="IL_AD8" style="border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Wikipedia</span> dan sumber lain. Dalam catatan sejarah, islam sudah berada sejak tahun 622 ketika Allah menurunkan wahyu yang pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Namun di Indonesia islam dikenal pada abad pertama hijaiyah atau tujuh masehi. Pengenalan islam di Indonesia dimulai dari frekuensi yang tidak terlalu besar, hanya melalui perdagangan, dan seiring berjalannya waktu pengenalan islam di Indonesia lebih intensif, terutama di Semenangjung Melayu dan Nusantara. Beberapa bukti peninggalan islam di Asia Tenggara adalah dua makam muslim dari akhir abad ke 16.<br />
<a name='more'></a><br />
<div mce_style="text-align: justify;" style="background-color: white; border-width: 0px; color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline-width: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><b>Sejarah Islam</b><br />
Risalah Islam dilanjutkan oleh Nabi Muhammad s.a.w. di Jazirah Arab pada abad ke-7 masehi ketika Nabi Muhammad saw mendapat wahyu dari Allah swt. Setelah kematian Rasullullah s.a.w. kerajaan Islam berkembang hingga Samudra Atlantik dan Asia Tengah di Timur.</div><div mce_style="text-align: justify;" style="background-color: white; border-width: 0px; color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline-width: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Namun, kemunculan kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Umayyah, Abbasiyyah, Turki Seljuk, dan Kekhalifahan <span id="IL_AD6" style="border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ottoman</span>, Kemaharajaan Mughal, India,dan Kesultanan Melaka telah menjadi kerajaaan yang besar di dunia. Banyak ahli-ahli sains, ahli-ahli filsafat dan sebagainya muncul dari negeri-negeri Islam terutama pada Zaman Emas Islam. Karena banyak kerajaan Islam yang menjadikan dirinya sekolah.</div><div mce_style="text-align: justify;" style="background-color: white; border-width: 0px; color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline-width: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Di abad ke-18 dan 19 masehi, banyak daerah Islam jatuh ke tangan Eropa. Setelah Perang Dunia I, Kerajaan Ottoman, yaitu kekaisaran Islam terakhir tumbang.</div><div mce_style="text-align: justify;" style="background-color: white; border-width: 0px; color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline-width: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan yang dilewati oleh jalur sutera. Kebanyakkan Bangsa Arab merupakan penyembah berhala dan sebagian merupakan pengikut agama Kristen dan Yahudi. Mekah adalah tempat suci bagi bangsa Arab ketika itu karana terdapat berhala-berhala <span id="IL_AD1" style="border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">mereka</span> dan Telaga Zamzam dan yang paling penting sekali serta Ka’bah yang didirikan Nabi Ibrahim beserta Ismail.</div><div mce_style="text-align: justify;" style="background-color: white; border-width: 0px; color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline-width: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Nabi Muhammad saw. dilahirkan di Mekah pada Tahun Gajah yaitu 570 masehi. Ia merupakan seorang anak yatim sesudah kedua orang tuanya meninggal dunia. Muhammad akhirnya dibesarkan oleh pamannya, Abu Thalib. Muhammad menikah dengan Siti Khadijah dan menjalani kehidupan yang bahagia.</div><div mce_style="text-align: justify;" style="background-color: white; border-width: 0px; color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline-width: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Namun, ketika Nabi Muhammad saw. berusia 40 tahun, beliau didatangi Malaikat Jibril Sesudah beberapa waktu Muhammad mengajar ajaran Islam secara tertutup kepada rekan-rekan terdekatnya, yang dikenal sebagai “as-Sabiqun al-Awwalun(Orang-orang pertama yang memeluk Islam)” dan seterusnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah.</div><div mce_style="text-align: justify;" style="background-color: white; border-width: 0px; color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline-width: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Pada tahun 622 masehi, Muhammad dan pengikutnya hijrah ke Madinah. Peristiwa ini disebut Hijrah. Peristiwa lain yang terjadi setelah hijrah adalah pembuatan <span id="IL_AD5" style="border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">kalender</span> Hijirah.</div><div mce_style="text-align: justify;" style="background-color: white; border-width: 0px; color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline-width: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Penduduk Mekah dan Madinah ikut berperang bersama Nabi Muhammad saw. dengan hasil yang baik walaupun ada di antaranya kaum Islam yang tewas. Lama kelamaan para muslimin menjadi lebih kuat, dan berhasil menaklukkan Kota Mekah. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. wafat, seluruh Jazirah Arab di bawah penguasaan Islam.</div><div mce_style="text-align: justify;" style="background-color: white; border-width: 0px; color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline-width: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><b>Sejarah Islam di Indonesia</b><br />
Agama islam pertama masuk ke Indonesia melalui <span id="IL_AD7" style="border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">proses</span> perdagangan, pendidikan, dll. Tokoh penyebar islam adalah walisongo antara lain; Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) <i>(Sumber: wikipedia)</i></div><div mce_style="text-align: justify;" style="background-color: white; border-width: 0px; color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline-width: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina <span id="IL_AD4" style="border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">untuk</span> memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.</div><div mce_style="text-align: justify;" style="background-color: white; border-width: 0px; color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline-width: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi’i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.</div><div mce_style="text-align: justify;" style="background-color: white; border-width: 0px; color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline-width: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain <span id="IL_AD2" style="border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">juga</span> disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan <span id="IL_AD11" style="border-width: 0px; margin: 0px; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">cara</span>yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil’alamin.<br />
Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama di abad ke 17 dan 18 Masehi. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum kolonialis. Setiap kali para penjajah – terutama Belanda – menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.</div><div mce_style="text-align: justify;" style="background-color: white; border-width: 0px; color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline-width: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai. Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari serbuan Turki Utsmani.</div><div mce_style="text-align: justify;" style="background-color: white; border-width: 0px; color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline-width: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi’i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).(Sumber : ummah.com)</div></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-1435836976784487642011-11-25T23:40:00.001-08:002012-06-30T16:20:36.786-07:00Pentingnya Islam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Pentingnya pendidikan Islam mungkin dapat dipahami secara baik jika kita memperhatikan kembali wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW. Kata pertama dari wahyu itu adalah Iqra yang berarti bacalah. Iqra adalah sebuah kata yang sangat menyeluruh. Ayat ini telah memerintahkan Nabi Muhammad SAW dan pengikut beliau untuk membaca, menulis, memahami, berbagi dan menyebarkan dengan segala kemampuan yang dimiliki.</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Kata Iqra diulang-ulang pada wahyu pertama ini untuk menekankan bobot pentingnya. Adalah mengagumkan bahwa tujuan untuk mengajar dan proses pelajaran diucapkan sebagai ‘qalam’ atau pena. Sesungguhnya pena adalah suatu hadiah yang mulia dari Allah SWT kepada umat manusia. Hanya manusia yang mendapat perlakuan khusus, kemampuan dan kehormatan untuk menulis atau merekam pemikiran dan gagasan mereka. Dengan cara ini umat manusia bisa mendapat manfaat dari pekerjaan orang-orang yang sebelumnya atau mewariskan pekerjaan yang dicapai oleh mereka kepada generasi yang akan datang. Tentu saja rekaman audio dan video adalah alternatif yang modern dari suatu pena.</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Bagaimana dan sejak kapankah proses belajar mengajar dimulai? Perlu diketahui bahwa perintah pertama kepada Nabi Muhammad SAW adalah memajukan pendidikan, seperti firman Allah SWT dalam surat Ash Shuara 214</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;"><br />
<i><br />
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,</i></span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Oleh karenanya, proses pendidikan harus dimulai dari keluarga kita sendiri. Pada kenyataannya ini merupakan cara yang dilakukan oleh seluruh Nabi dan Rasul.</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Allah SWT juga berfirman kepada orang beriman dalam Al Qur’an. At Tahrim 6<br />
<i><br />
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka</i><br />
Para Sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “ Bagaimana kita menyelamatkan keluarga kita dari api neraka?” Rasulullah SAW berkata “Dengan memberi mereka pendidikan Islam.”</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Dengan cara yang sama Allah SWT telah memerintahkan kita dan keluarga kita untuk mendirikan Shalat dengan sangat teratur. Taha 132<br />
<i><br />
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.</i></span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Karenanya pendidikan dan aplikasinya harus dimulai dari keluarga-keluarga kita sendiri. Pendidikan seperti in akan mempunyai akar yang kuat karena anggota keluarga lebih mengenali ketulusan kita dan usaha mulia lainnya. Orang luar bisa mencap kita orang munafik atau gila.</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Apakah tujuan yang paling utama dari nenek moyang kita di dalam hidup mereka? Dalam rangka mencari suatu jawaban bagi pertanyaan ini, baiklah kita perhatikan peristiwa yang bersejarah ketika Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS membangun rumah Allah SWT di Makkah. Setelah meyelesaikan tugas ini, mereka lebih merendahkan dirinya lagi dengan memanjatkan permohonan penting berikut ini, Al Baqarah 128<br />
<br />
<i>Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.</i></span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Karenanya tujuan nenek moyang kita adalah untuk memperoleh pendidikan dan untuk mengajarkannya kepada anak-anak mereka sehingga mereka bisa bersungguh-sungguh bersikap tunduk kepada kehendak Allah SWT. Dalam rangka mencapai tujuan ini, mereka memanjatkan doa yang historis ini, Al Baqarah 129<br />
<br />
<i>Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur’an) dan Al Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.</i></span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Allah SWT mengabulkan doa nenek moyang kita ini, dan mengirim Nabi Muhammad SAW untuk menyelesaikan tujuan pendidikan tersebut. Perhatikan bahwa diantara semua karunia Allah SWT kepada umat manusia, kebaikan yang paling utama adalah memberi petunjuk kepada hambaNya. Allah SWT mengingatkan kita atas kebaikan Nya di dalam surat Ali Imran 164<br />
<br />
<i>Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.</i></span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Mari kita teliti bagaimana Nabi Muhammad SAW menyelesaikan sasaran dan tujuan ini. Nabi Muhammad SAW segera membangun Masjid Nabawi di Madinah setelah hijrahnya dari Makkah ke Madinah. Cukup lama masjid ini tidak beratap karena ketiadaan sumber daya keuangan. Para Sahabat Nabi Muhammad SAW shalat di dalam masjid ini di bawah panas terik dalam jangka waktu lama. Kita mencatat bahwa pada waktu itu suatu ruangan di Masjid itu telah dikhususkan untuk proses belajar mengajar. Banyak dari para Sahabat yang biasa tinggal di dalam ruangan ini siang dan malam. Mereka tidak hanya melakukan kegiatan belajar mengajar saja tetapi juga makan dan tidur disana. Dr. Hameedullah menyebutnya sebagai suatu universitas pesantren.</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Mari kita lihat bagaimana universitas ini beroperasi pada waktu itu. Kita mencatat bahwa sekali waktu Saad bin Ubada RA mengundang delapan puluh siswa dari universitas ini untuk makan malam. Ini menunjukkan bahwa banyaknya jumlah siswa adalah sangat besar dan bahwa orang-orang kaya membantu institusi dalam cara apapun yang mereka mampu. Kita juga mencatat bahwa Muadh bin Jabal RA memberikan terlalu banyak derma sehingga terlibat hutang. Oleh karena itu ia harus menjual rumahnya untuk membayar hutangnya. Sehingga ia tidak mempunyai tempat tinggal. Karena keadaan ini ia harus tinggal di universitas ini. Tetapi bagaimanapun, ia tidak ingin menjadi beban yang tak perlu bagi universitas itu. Kemudian ia ditugaskan untuk menjaga buah kurma yang belum matang, sumbangan dari penduduk bagi universitas. Karenanya, semua orang harus membantu kegiatan institusi dalam bentuk apapun yang bisa dilakukan. Kita bisa tambahkan di sini bahwa ketika Muadh bin Jabal dilantik menjadi gubernur Yaman, ia diperintah oleh Nabi SAW untuk membangun lembaga pendidikan di tiap kota dan memastikan bahwa lembaga-lembaga ini berjalan dengan produktif.</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Para siswa tinggal di universitas hanya karena kecintaan mereka untuk belajar. Sebagai contoh, Abdullah bin Umar RA menganggap waktu perjalanan antara Quba dan Madinah terbuang sia-sia, maka ia lebih menyukai untuk meninggalkan rumah dan orang tuanya dan tinggal di pesantren. Terakhir kita mencatat bahwa ada seorang siswa dari universitas ini yang meninggal. Mereka menemukan dua dinar di dalam saku nya ketika pemakamannya sedang disiapkan. Nabi SAW memperlihatkan suatu tanda kejengkelan dan berkata: “Seseorang yang memiliki dua dinar tidak layak makan cuma-cuma di dalam universitas ini.” Ini memberi pengajaran kepada kita bahwa tak seorangpun diijinkan untuk mengambil keuntungan yang tak pantas dari berbagai fasilitas institusi pendidikan. Ini memberi kita beberapa masukan tentang cara berfungsinya universitas pesantren pada masa Nabi SAW. Semua rincian ini didapat dari kuliah Dr. Hameedullah di Universitas Bahawalpur.</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Suatu hari Nabi SAW keluar dari rumahnya menuju masjid dan menemukan dua kelompok sahabatnya di dalam masjid itu. Satu kelompok sibuk berdzikir kepada Allah SWT, sedang kelompok yang lain sibuk dengan proses belajar mengajar antara mereka. Kedua kelompok sungguh-sungguh melakukan kegiatan yang menguntungkan. Tetapi bagaimanapun, Nabi Muhammad SAW lebih menyukai untuk bergabung dengan orang yang sedang dalam proses belajar mengajar. Hal ini menunjukan kecintaan dan pentingnya pendidikan Islam di dalam pikiran beliau. Beliau biasa bersabda : “Aku tidak ingin ada hari berlalu dimana aku tidak mempelajari sesuatu hal yang baru.”<br />
Para siswa di universitas pesantren Madinah ini disebut As’Hab-us-Suffah.</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Kita lebih lanjut mencatat bahwa ketika perang Badar beberapa tawanan perang tidak bisa membayar tebusan. Kemudian Nabi SAW meminta masing-masing di antara mereka untuk memberi pengajaran kepada sedikitnya sepuluh Orang Islam sebagai tebusan mereka. Beliau tidak ragu-ragu menggunakan guru non Muslim ketika jumlah guru Islam tidak tersedia.</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Pada suatu ketika seorang anak laki-laki berusia 9 tahun sedang menaiki punggung Nabi SAW. Nabi SAW bersabda kepadanya: “Hai anak muda, beri aku kesempatan memberimu beberapa kata-kata bijak. Jika segala sesuatu dan semua orang berkumpul bersama-sama untuk memberi manfaat bagimu, mereka tidak akan bisa memberi manfaat bagi kamu kecuali apa yang Allah SWT telah tetapkan untukmu. Begitu pula jika segala sesuatu dan semua orang berkumpul untuk merugikan kamu, mereka tidak akan bisa merugikan kamu kecuali apa yang Allah SWT telah tuliskan untukmu.”</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Kita heran mengapa Nabi Muhammad SAW memberi pengajaran kata-kata bijak setinggi itu kepada anak semuda dia. Sesungguhnya, Nabi Muhammad SAW benar-benar memahami potensi para pemuda. Nama anak muda ini adalah Abdullah bin Abbas RA. Sebagai hasil ajaran ini, Abdullah menjadi salah satu anggota dewan penasehat bagi Umar RA ketika Kekalifahan Islam telah menyebar luas ke beberapa benua. Anak muda inilah yang menjalankan urusan harian dari Kekalifahan Islam yang sangat besar ini. Anggota lain dari dewan penasehat ini adalah para Sahabat Nabi Muhammad SAW yang jauh lebih tua. Mereka merasa canggung dengan adanya anak muda ini sebagai rekan mereka. Umar RA merasakan keberatan ini. Kemudian ia bertanya kepada mereka “Apa pendapat anda tentang situasi ketika Surat An Nasr diturunkan?”</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Mereka menjawab bahwa itu menyangkut penaklukan Makkah ketika sejumlah besar orang-orang masuk agama Islam. Umar RA menanyakan pertanyaan yang sama kepada Abdullah bin Abbas RA. Abdullah berkata: “Aku berpikir itu mengingatkan bahwa misi dari Nabi Muhammad SAW telah hampir terpenuhi dan beliau akan meninggalkan kita.” Umar RA menjawab: “Aku berpendapat yang sama.” Kita lebih lanjut mencatat bahwa ini adalah surat terakhir yang diwahyukan kepada Nabi SAW secara lengkap dan setelah turunnya wahyu ini Nabi SAW mengubah dzikirnya dari:<br />
<img height="63" src="http://www.imtiazahmad.com/reminders/dzikir1.png" width="493" /></span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">menjadi:<br />
<img height="58" src="http://www.imtiazahmad.com/reminders/dzikir2.png" width="531" /></span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Aisyah bertanya, “Apa yang menyebabkan engkau merubah dzikirmu?” Nabi Muhammad SAW bersabda, “Aku telah diperintah untuk melakukannya.” Dan kemudian beliau mengulang surat An Nasr. Ini dengan jelas menunjukkan bahwa potensi para pemuda adalah luar biasa dan jika digunakan dengan baik, hal itu dapat menciptakan keajaiban.</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Nabi Muhammad SAW juga mengutamakan pendidikan Islam bagi para wanita. Kita mencatat suatu pengamatan menarik di sebuah buku yang paling tua dalam sejarah yang disebut Al Maghazy dari Ibnu Ishaq. Menurut buku ini yang baru saja diterbitkan di Marocco, Nabi Muhammad SAW biasa mengajarkan ayat-ayat yang turun kepada suatu kelompok laki-laki segera setelah ia menerimanya. Kemudian ia akan mengajarkannya kepada suatu kelompok wanita juga, menandakan pentingnya arti pendidikan Islam bagi para wanita. Ada beberapa perkataan Muhammad SAW yang mengacu pada hal ini. Salah satu dari Hadits menyebutkan, “Siapapun yang mempunyai tiga putri dan bersabar di dalam membesarkan mereka. Itu akan menjadi suatu perlindungan untuk dia dari hukuman api neraka.” (Bukhari)</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Hadits kedua menyatakan, “Siapapun mempunyai tiga putri yang diberinya tempat berteduh, dukungan, dan mengasihi mereka, surga adalah pahala yang dijanjikan untuk nya.” (Bukhari)</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Pendidikan Islam selalu menjadi prioritas utama di dalam pikiran pemuka-pemuka Islam, bahkan di dalam keadaan yang sangat buruk. Imam Shafi’i menjadi yatim piatu ketika ia masih kecil. Ibunya meninggalkan dia dengan saudaranya karena tidak sanggup membesarkannya dan ibunya kembali kepada orang tuanya.</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Imam Shafi’i menghafalkan keseluruhan Al Qur’an ketika ia baru berusia tujuh tahun. Ia juga mendapat pendidikan Islam lainnya. Ia pindah ke Makkah dengan pamannya dan mendapat pendidikan tambahan Islam dari ulama terkemuka waktu itu. Kemudian ia ingin menjadi murid dari Imam Malik di Madinah. Ia tidak punya uang untuk biaya perjalanan dan kebutuhan pribadi. Ia memperoleh suatu surat rekomendasi dari guru nya di Makkah untuk permohonan beasiswa. Imam Shafi’i menyerahkan surat ini kepada Imam Malik yang membacanya dan kemudian menjadi marah, “Apakah kamu berpikir pendidikan Islam hanya mengandalkan surat rekomendasi saja.” Tetapi bagaimanapun Imam Malik melihat bakat dari anak muda ini. Ia tidak saja hanya menerima sebagai siswanya tetapi juga melengkapi segala kebutuhan nya dari sakunya sendiri. Imam Shafi’i membuktikan dirinya berbeda di antara para siswa Imam Malik lainnya.</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Dengan cara yang sama, kita temukan suatu situasi yang menarik pada Imam As Sarakhsy yang hidup di abad kelima setelah Hijrah. Ia adalah seorang tenaga ahli dalam masalah hukum Islam dan sangat berani dan jujur. Para penguasa pada masanya memaksakan pajak yang tak adil kepada rakyat. Sesungguhnya para penguasa itu memboroskan uang dan ingin membebani rakyat lebih banyak lagi. Imam As Sarakhsy mengajarkan rakyat untuk tidak membayar pajak itu. Penguasa tidak bisa membunuh dia, tetapi mereka memenjarakan Imam di dalam suatu sumur mati. Imam tinggal selama empat belas tahun di dalam sumur itu. Ia mendapat ijin dari pengawalnya untuk mnerima kunjungan para siswanya untuk duduk di tepi sumur. Imam mendiktekan kepada para siswanya penjelasan dari buku As Sayr Al Kabeer yang ditulis oleh seorang siswa Imam Abu Hanifa. Penjelasan ini ditulis dalam empat jilid. Dengan cara yang sama, Imam As Sarakhsy mendiktekan secara lisan dan membukukan Kitab Al Mabsoot dalam tigapuluh jilid. Lusinan buku lain juga ditulis dari sumur mati ini oleh Imam As Sarakhsy.</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Kita mengetahui bahwa Nabi Yusuf biasa memberikan pendidikan kepada para narapidana lainnya ketika ia dipenjara. Karenanya proses belajar mengajar harus terus-menerus dilakukan.</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Seharusnya, suatu pertanyaan timbul di benak kita: “Apa yang kita peroleh dengan menuntut dan menyampaikan pendidikan Islam?” Allah SWT berfirman di dalam Al Qur’an Ath Thur 21<br />
<br />
<i>Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.</i></span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Dengan kata lain, jika anak-anak ternyata masuk ke surga dengan tingkat yang lebih rendah dibanding orang tua mereka, kemudian orang tua berharap bahwa keseluruhan keluarga dipersatukan didalam surga. Allah SWT berjanji disini untuk mempersatukan mereka, dengan syarat bahwa anak-anak mempunyai iman sebaik orang tua mereka dan bahwa mereka mengikuti jejak orang tua mereka dalam kehidupan sehari-hari.</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sebagian orang akan mendapatkan diri mereka di dalam tingkatan surga yang sangat tinggi. Mereka ingin tahu bagaimana mereka bisa mencapai tingkatan sangat tinggi ini, karena amal perbuatan mereka bukanlah yang sangat tertinggi.</span></div><div style="background-color: white; text-align: -webkit-auto;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS',sans-serif;">Allah SWT akan berkata kepada mereka, ‘Kamu meninggalkan anak-anak yang selalu berdoa untukmu, dengan setiap doa yang mereka panjatkan, tingkatanmu di surga naik lebih tinggi dan semakin tinggi.’” (Musnad Ahmad) </span></div></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-81897510733763046012011-11-25T23:35:00.001-08:002012-06-30T16:20:19.908-07:00Pengertian Islam menurut Bahasa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">PENGERTIAN ISLAM DAN TINGKATANNYA</span><br />
<br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Oleh</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[A]. Pengertian Islam</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri. Adapun menurut syari’at (terminologi), apabila dimutlakkan berada pada dua pengertian:</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Pertama.</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka pengertian Islam mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), juga seluruh masalah ‘aqidah, ibadah, keyakinan, perkataan dan perbuatan. Jadi pengertian ini menunjukkan bahwa Islam adalah mengakui dengan lisan, meyakini dengan hati dan berserah diri kepada </span><a href="http://indonesiaindonesia.com/wiki/Allah" style="background-color: white; color: #229c3f; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Allah</a><span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;"> Azza wa Jalla atas semua yang telah di-tentukan dan ditakdirkan, sebagaimana firman Allah Subhana wa Ta’ala tentang Nabi Ibrahim ‘Alaihis salam[1]</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">"(Ingatlah) ketika Rabb-nya berfirman kepadanya (Ibrahim), ‘Berserahdirilah!’ Dia menjawab: ‘Aku berserah diri kepada Rabb seluruh alam.’” [Al-Baqarah: 131]</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Allah Azza wa Jalla juga berfirman</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” [Ali ‘Imran: 19]</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">"Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di </span><a href="http://indonesiaindonesia.com/wiki/Akhirat" style="background-color: white; color: #229c3f; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Akhirat</a><span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;"> dia termasuk orang yang rugi.” [QS. Ali ‘Imran: 85]</span><br />
<a name='more'></a><br style="background-color: white; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Menurut Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab rahimahullah, definisi Islam adalah:</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">"Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan men-tauhidkan-Nya, tunduk dan patuh kepada-Nya dengan ketaatan, dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan para pelakunya"</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Kedua</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Apabila kata Islam disebutkan bersamaan dengan kata iman, maka yang dimaksud Islam adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang dengannya terjaga diri dan harta-nya[2], baik dia meyakini Islam atau tidak. Sedangkan kata iman berkaitan dengan amal hati.[3]</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">“Orang-orang Arab Badui berkata, ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah (kepada mereka), ‘Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, ‘Kami telah tunduk (Islam),’ karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.’” [Al-Hujuraat : 14]</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[b]. Tingkatan Islam</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Tidak diragukan lagi bahwa prinsip agama Islam yang wajib diketahui dan diamalkan oleh setiap muslim ada tiga, yaitu; (1) mengenal Allah Azza wa Jalla, (2) mengenal agama Islam beserta dalil-dalilnya [4], dan (3) mengenal Nabi-Nya, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mengenal agama Islam adalah landasan yang kedua dari prinsip agama ini dan padanya terdapat tiga tingkatan, yaitu Islam, Iman dan Ihsan. Setiap ting-katan mempunyai rukun sebagai berikut:</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Tingkatan Pertama : Islam</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Islam memiliki lima rukun, yaitu:</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[1]. Bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan Allah.</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[2]. Menegakkan shalat.</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[3]. Membayar zakat.</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[4]. Puasa di bulan Ramadhan.</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[5]. Menunaikan haji ke Baitullah bagi yang mampu menuju ke sana.</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Kelima rukun Islam ini berdasarkan sabda Nabi Mu-hammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">"Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah jika engkau mampu menuju ke sana.”[5]</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Juga sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">"Islam dibangun atas lima hal: bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah.”[6]</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Tingkatan Kedua : Iman</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Definisi iman menurut Ahlus Sunnah mencakup per-kataan dan perbuatan, yaitu meyakini dengan hati, meng-ikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan, dapat bertambah dengan ketaatan dan dapat ber-kurang dengan sebab perbuatan dosa dan maksiyat.</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Iman memiliki beberapa tingkatan, sebagaimana ter-dapat dalam sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">"Iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang atau lebih dari enam puluh cabang, cabang yang paling tinggi adalah ucapan laa ilaaha illallaah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (rintangan) dari jalan, dan malu adalah salah satu cabang iman.”[7]</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Rukun Iman ada enam, yaitu:</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[1]. Iman kepada Allah.</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[2]. Iman kepada Malaikat-Malaikat-Nya.</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[3]. Iman kepada Kitab-Kitab-Nya.</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[4]. Iman kepada Rasul-Rasul-Nya.</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[5]. Iman kepada hari Akhir.</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[6]. Iman kepada takdir yang baik dan buruk.</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Keenam rukun iman ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu dalam jawaban Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam atas perrtanyaan Malaikat Jibril ‘Alaihis sallam tentang iman, yaitu:</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">"Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari Akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik dan buruk.”[8]</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Tingkatan Ketiga: Ihsan</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Ihsan memiliki satu rukun yaitu engkau beribadah kepada Allah Azza wa Jalla seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia me-lihatmu. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu dalam kisah jawaban Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Jibril ‘Alaihis salam ketika ia bertanya tentang ihsan, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">"Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka bila engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihatmu.” [9]</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Tidak ragu lagi, bahwa makna ihsan secara bahasa adalah memperbaiki amal dan menekuninya, serta meng-ikhlaskannya. Sedangkan menurut syari’at, pengertian ihsan sebagaimana penjelasan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam:</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">"Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihatmu"</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Maksudnya, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan ihsan dengan memperbaiki lahir dan batin, serta menghadirkan kedekatan Allah Azza wa Jalla, yaitu bahwasanya seakan-akan Allah berada di hadapannya dan ia melihat-Nya, dan hal itu akan mengandung konsekuensi rasa takut, cemas, juga peng-agungan kepada Allah Azza wa Jalla, serta mengikhlaskan ibadah kepada Allah Azza wa Jalla dengan memperbaikinya dan mencurahkan segenap kemampuan untuk melengkapi dan menyempurnakannya.[10]</span><br />
<br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[Disalin dari buku Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Psutaka At-Taqwa Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan ke 2]</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">_________</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">Foote Note</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[1]. Lihat Mufradat Alfaazhil Qur-aan (hal. 423, bagian ������) karya al-‘Allamah ar-Raghib al-Ashfahaani dan Ma’aarijul Qabul (II/20-21) karya Syaikh Hafizh bin Ahmad al-Hakami, cet. I, Darul Kutub al-‘Ilmiyyah.</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[2]. Terjaga dirinya maksudnya tidak boleh diperangi (dibunuh) dan terjaga hartanya, maksudnya tidak boleh diambil atau dirampas. Sebagaimana terdapat dalam hadits Arba’iin yang kedelapan.</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[3]. Lihat Mufradaat Alfaazhil Qur-aan (hal. 423, bagian ������) karya al-‘Allamah ar-Raghib al-Ashfahani, Ma’aarijul Qabuul (II/21) karya Syaikh Hafizh bin Ahmad al-Hakami, cet. I/Darul Kutub al-‘Ilmiyyah, dan Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam oleh al-Hafizh Ibnu Rajab.</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[4]. Artinya memahami Islam sebagai agama dengan dalil-dalilnya yang bersumber dari Al-Qur-an dan As-Sunnah yang shahih menurut pemahaman para Shahabat Radhiyallahu ‘anhum</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[5]. HR. Muslim (no. 8), Ahmad (I/27), Abu Dawud (no. 4695), at-Tirmidzi (no. 2610), an-Nasa-i (VIII/97-98) dan Ibnu Majah (no. 63), dari Shahabat ‘Umar bin al-Khaththab.</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[6]. Muttafaqun ‘alaih: HR. Al-Bukhari dalam Kitaabul Iiman bab Du’aa-ukum Imaanukum (no. 8) dan Muslim dalam Kitaabul Iiman bab Arkaanul Islaam (no. 16).</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[7]. HR. Al-Bukhari (no. 9) dan Muslim (no. 35). Lafazh ini milik Muslim dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[8]. HR. Muslim (no. 8), dari Shahabat ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[9]. HR. Muslim (no. 8), dari Shahabat ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: verdana,geneva,lucida,'lucida grande',arial,helvetica,sans-serif; font-size: 13px;">[10]. Lihat Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam (I/126) oleh al-Hafizh Ibnu Rajab, Ma’aarijul Qabul (II/338) oleh Syaikh Hafizh al-Hakami, dan al-Ushuul ats-Tsalaatsah (hal. 66-67) oleh Imam Muhammad bin ‘Abdil Wahhab rahimahullah dengan hasyiyah ‘Abdurrahman bin Muhammad bin Qasim.</span> </div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-695081295498280412.post-84116545455888241652011-11-25T23:29:00.002-08:002012-07-01T21:20:22.944-07:00Pengertian Islam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #333333; font-size: small;">Islam sebagai sebuah nama dari nama agama tidak diberikan oleh para pemeluknya melainkan kata “Islam” pada kenyataannya dicantumkan dalam Quran, yaitu:</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #333333; font-size: small;">1. “Wa radhitu lakum al-Islama dinan” artinya “Dan Allah mengakui bagimu Islam sebagai Agama”.</span><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftn1" name="_ftnref1" style="background-color: white; color: #104867; text-decoration: none;" title="">[1]</a></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #333333; font-size: small;">2. “Inna’ ddina inda ilahi al Islam” artinya “Sesungguhnya agama disisi Allah adalah Islam”.</span><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftn2" name="_ftnref2" style="background-color: white; color: #104867; text-decoration: none;" title="">[2]</a></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #333333; font-size: small;">Berdasarkan 2 (dua) surah tersebut maka jelaslah bahwa nama Islam diberikan oleh Allah sebagai sebuah nama agama dan bukan nama hasil ciptaan manusia yang memeluk agama tersebut. Penyebutan Islam dengan Muhammadanisme, Mohammedan Law, Muhammadaansch Recht atau sejenisnya tidak tepat dan dapat membawa kekeliruan arti, karena islam ialah wahyu dari Allah bukan ciptaan Muhammad.</span><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftn3" name="_ftnref3" style="background-color: white; color: #104867; text-decoration: none;" title="">[3]</a></span><span style="background-color: white; color: #333333; font-size: small;"> </span><span class="fullpost" style="background-color: white; color: #333333; font-size: small;"><br />
<br />
Ada beberapa pengertian Islam, yaitu:<br />
1.Islam berarti kepatuhan atau penyerahan diri.<br />
2.Islam berarti kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, penyerahan diri dan kepatuhan.<br />
3.Islam dalam bahasa Arab ialah sebagai kata benda jenis masdhar yaitu berasal dari kata kerja.</span></div><a name='more'></a><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span class="fullpost" style="background-color: white; color: #333333; font-size: small;"><br />
<br />
Kata kerja asalnya ialah:<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftn4" name="_ftnref4" style="color: #104867; text-decoration: none;" title="">[4]</a><br />
a. Aslama yang berarti berserah diri kepada Allah artinya manusia dalam berhadapan dengan Tuhannya mengakui akan kelemahannya dan mengakui kemutlakan kekuasaan Tuhan. Bagaimanapun tingginya kemampuan manusia yang berujud menghasilkan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta kebudayaan tetapi kalau dibandingkan dengan kekuasaan Tuhan tidak ada artinya.<br />
b. Salima berarti menyelamatkan, menentramkan, mengamankan yaitu menyelamatkan, menentramkan dan mngamankan orang lain baik dari kata-kata maupun perbuatannya.<br />
c. Salama yang berarti menyelamatkan, menentramkan dan mengamankan diri sendiri<br />
<br />
Menurut Prof. Muhammad Adnan, arti kata Islam ialah:<br />
a. Islam jika diambil dari urutan asal kata SALIMA, artinya selamat.<br />
b. Islam jika diambil dari urutan asal kata SALI, artinya damai, rukun, bersatu.<br />
c. Islam jika diambil dari urutan asal kata ISTASLAMA, artinya tunduk, dan taat kepada perintah Allah dengan memakai dasar petunjuk-petunjuk serta bimbingan ajaran Rasul Muhammad SAW.<br />
d. Islam jika diambil dari urutan asal kata ISTLASAMA, artinya tulus dan ikhlas.<br />
e. Islam jika diambil dari urutan asal kata SULLAMI, artinya tangga untuk mencapai keluhuran derajat lahir dan batin.<br />
<br />
Dari pengertian Islam tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan adanya 3 aspek, yaitu:<br />
1.Aspek vertikal<br />
Aspek vertikal mengatur antara makhluk dengan kholiknya (manusia dengan Tuhannya). Dalam hal ini manusia bersikap berserah diri pada Allah.<br />
2.Aspek horisontal<br />
Aspek horisontak mengatur hubungan antara manusia dengan manusia. Islam menghendaki agar manusia yang satu menyelamatkan, menentramkan dan mengamankan manusia yang lain.<br />
3.Aspek batiniah<br />
Aspek batiniah mengatur ke dalam orang itu sendiri, yaitu supaya dapat menimbulkan kedamaian, ketenangan batin maupun kematapan rohani dan mental.<br />
<br />
Hukum-hukum Tuhan di dunia Barat disebut dengan istilah natural law atau hukum alam.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftn5" name="_ftnref5" style="color: #104867; text-decoration: none;" title="">[5]</a> Di dalam ajaran Islam apa yang disebut dengan natural law di dunia barat itu dinamakan sunnatullah. Sunnatulah adalah ketentuan atau hukum-hukum Allah yang berlaku untuk alam semesta.<br />
<br />
Di dalam Islam tidak mengenal konsep sekuler. Islam mengajarkan suatu jalan hidup yang menyeluruh, yang tidak mengecualikan apa pun juga.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftn6" name="_ftnref6" style="color: #104867; text-decoration: none;" title="">[6]</a> Sekularisme merupakan nama dari suatu sistem etika dan filsafat yang bertujuan untuk memberi interpretasi atau pengaturan terhadap kehidupan manusia tanpa kepercayaan kepada Tuhan, tidak mempercayai kitab-kitab suci dan tidak percaya pada haris akhir atau kiamat.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftn7" name="_ftnref7" style="color: #104867; text-decoration: none;" title="">[7]</a><br />
<br />
Sekularisasi ialah proses pembebasan manusia, pertama dari agama dan kedua dari metafisika yaitu ilmu yang mempelajari berbagai masalah fundamental tentang pengetahuan dan kenyataan, diantaranya adalah masalah eksistensi sesuatu yang disebut ketuhanan.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftn8" name="_ftnref8" style="color: #104867; text-decoration: none;" title="">[8]</a> Ini berarti bahwa sekulerisme ialah faham atau aliran dalam filsafat yang secara sadar menolak peranan Tuhan dan wahyu atau agama dalam mengatur hidup dan kehidupan manusia dan memusatkan perhatian semata-mata pada masalah dunia.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftn9" name="_ftnref9" style="color: #104867; text-decoration: none;" title="">[9]</a><br />
<br />
Bentuk sekulerisasi sekarang ada dua, yaitu:<br />
a. Secara formal masih tetap mengakui adanya Tuhan, tetapi Hukum-hukum Tuhan atau moral yang berasal dari agama tidak boleh dipergunakan untuk mengatur hidup dan kehidupan manusia dan masyarakat. Yang dipergunakan untuk mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat hanyalah akal manusia.<br />
b. Faham yang mengingkari adanya Tuhan. Kalau Tuhan tidak diakui ajaran-Nya pun tidak boleh sama sekali mengatur hidup dan kehidupan manusia.<br />
Seorang orientalis terkemuka Cristian Snouk Hurgronje mengatakan “Islam is a religion of law in the full meaning of the word” (Islam adalah agama hukum dalam arti kata yang sebenarnya). Ini berarti bahwa:<br />
1.Selain dari agama islam mengandung norma-norma hukum baik kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah maupun kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan benda dalam kehidupan masyarakat yang memerlukan bantuan penyelenggara negara untuk dapat dilaksanakan oleh pemeluk agama Islam dengan sempurna.<br />
2.Agama Islam dengan Hukum Islam tidak dapat dipisahkan Posisi Hukum islam sebagai bagian dari agama adalah digunakan sebagai sumber hukum atau hukum yang dicita-citakan (ius constituendum) yang kemudian diaplikasikan dalam masyarakat.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftn10" name="_ftnref10" style="color: #104867; text-decoration: none;" title="">[10]</a><br />
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftnref1" name="_ftn1" style="color: #104867; text-decoration: none;" title="">[1]</a> Lebih lanjut lihat Quran S (3). Al Ma-idah ayat 3. Pada hakekatnya harus dibedakan antara pemahanan istilah Agama dengan Dinul Islam, dimana manusia diharapkan bisa melanjutkan tugas Allah sebagai kalifah di muka bumi sesuai dengan kodrat dan iradatNya.<br />
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftnref2" name="_ftn2" style="color: #104867; text-decoration: none;" title="">[2]</a> Lebih lanjut lihat Quran S (5). Al-Imran ayat 19.<br />
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftnref3" name="_ftn3" style="color: #104867; text-decoration: none;" title="">[3]</a> Mohammad Daud Ali, 1993, Hukum Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 5.<br />
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftnref4" name="_ftn4" style="color: #104867; text-decoration: none;" title="">[4]</a> Sumiyati, 1981, Asas-asas Hukum Islam, Shinta Yogyakarta, Hal. 7-8.<br />
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftnref5" name="_ftn5" style="color: #104867; text-decoration: none;" title="">[5]</a> Nasr, 1981, Islam dalam Cita dan Fakta, Leppenas, Jakarta, Hal. 19.<br />
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftnref6" name="_ftn6" style="color: #104867; text-decoration: none;" title="">[6]</a> Ibid., Hal 14.<br />
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftnref7" name="_ftn7" style="color: #104867; text-decoration: none;" title="">[7]</a> Rasjidi, 1972, Kuliah Hukum Islam I, Bulan Bintang, Jakarta, Hal. 21.<br />
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftnref8" name="_ftn8" style="color: #104867; text-decoration: none;" title="">[8]</a> Mohammad Daud Ali, 1993, Hukum Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 21<br />
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftnref9" name="_ftn9" style="color: #104867; text-decoration: none;" title="">[9]</a> Mohammad Daud Ali, 1993, Hukum Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 21<br />
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5054751603123192577#_ftnref10" name="_ftn10" style="color: #104867; text-decoration: none;" title="">[10]</a> Abddul Ghofur Anshori, 2008, Hukum Islam Dinamika dan Perkembangannya di Indonesia, Kreasi Total Media, Yogyakarta, Hal. 13.</span> </div></div>History of ISLAMhttp://www.blogger.com/profile/06770593486922796339noreply@blogger.com0